MoU Kementan, BRIN dan Peragi Target Bangun 30 Pabrik Gula
JAKARTA (Soloaja.co) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai dilantik kembali Presiden Jokowi, langsung memberikan tugas kepada Ditjen Perkebunan untuk akselerasi implementasi Prepres Nomor 40 Tahun 2023 tersebut. Yaitu segera wujudkan swasembada gula dengan melakukan perluasan lahan tebu dan minimal membangun 30 pabrik gula.
Salah satu upayanya, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjen Perkebunan) kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi), sepakat menjalin kerjasama.
Perjanjian kerjsama ini untuk percepatan swasembada gula dan sebagai upaya mendukung produksi dan produktivitas komoditas tebu dan penyediaan bioetanol sesuai dengan Perpres 40 Tahun 2023.
- Road to Milad 10 Tahun, Syariah Hotel Solo Gelar Rangkaian Event Charity
- FSRD UNS Gandeng PIK POTADS Jawa Tengah Gelar Peringatan HDSD
- Pengurus Ranting PDIP Weru Ancam Mundur Massal Bila Caleg Aristya Batal Dilantik
Adapun Pejabat yang menandatangani MOU antara Peragi dan Ditjen Perkebunan yaitu Dirjen Perkebunan, Andi Nur Alam Syah dan Ketua Umum Peragi, Prof. Andi Muhammad Syakir. Sementara pejabat yang menandatangani perjanjian kerjasama antara BRIN dan Ditjen Perkebunan yaitu Dirjen Perkebunan, Andi Nur Alam Syah dan Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, BRIN, Puji Lestari.
"Sesuai arahan Presiden, kita lakukan percepatan untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi dan industri dengan berbagai strategi," demikian dikatakan Andi dalam acara penandatangan kerjasama dan FGD tersebut yang diselenggarakan di Ruang Rapat Ditjen Perkebunan, Jakarta, Rabu kemarin 13 Maret 2024.
Andi menjelaskan strategi yang dilakukan di antaranya mempertahankan lahan existing tebu dan mencari lahan baru di pulau Jawa dan luar Jawa untuk perluasan areal tebu. Selanjutnya menjalin kerjasama dengan BRIN serta Peragi.
"Ini agar inovasi teknologi untuk kita lakukan percepatan serta pengembangan bioetanol tebu ini segera tercapai," jelasnya.
- Rekomendasi Film dan Serial Korea Terbaik di Netflix Maret 2024
- 10 Langkah Penting untuk Anak Kos dalam Mengelola Uang
Andi menambahkan strategi percepatan swasembada gula dan penyediaam bioetanol yakni perlunya melakukan percepatan teknologi dan memperkuat riset, khususnya meningkatkan produktivitas tebu. Ini menjadi dasar kerjasama sekaligus mengundang para instansi dan stakeholder dalam FGD.
"Hal ini tentunya untuk sama-sama mendiskusikan strategi kedepannya untuk percepatan peningkatan produksi bahkan swasembada gula konsumsi, industri serta penyediaan bioetanol kedepannya," bebernya.
Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan, Ditjen Perkebunan, M. Rizal Ismail menjelaskan sesuai rencana untuk percepatan swasembada gula konsumsi dan gula industri akan dibangun 30 pabrik gula (PG) baru. Hingga FGD ini dilaksanakan sudah direncanakan pembangunan PG baru sebanyak 12 PG.
"Dan sebanyak 3 PG yang akan direaktifasi dan kurang lebih 8 PG yang akan ditungkatkan kapasitas produksinya," ungkanya.
Karena itu, Rizal menegaskan MOU dengan Peragi dan perjanjian kerjasama dengan BRIN dimaksudkan sebagai strategi untuk mewujudkan tugas Menteri Pertanian sebagaimana pasal 5 Perpres Nomor 40 Tahun 2023. Pertama, meningkatkan pembinaan, bimbingan teknis dan pendampingan kepada petani tebu dalam rangka meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tebu giling yang berdayang saing.
- 9 Negara dengan Kebijakan Cuti Ayah Saat Istri Melahirkan
- Strategi Pemilihan Makanan untuk Tetap Sehat Selama Bulan Ramadan
"Kedua, meningkatkan akses pendanaan melalui lembaga keuangan kepada petani tebu. Dua tugas ini yang kami perkuat dan akselerasi sehingga dilakukan MoU dengan Peragi dan perjanjian kerjasama dengan BRIN," tegasnya.
Penandatanganan kerjasama ini, dilanjutkan dengan Fokus Group Diskusi (FGD) tentang Evaluasi Pembangunan Pabrik Gula dan Penyediaan lahan untuk penambahan luas areal tebu. FGD ini guna menyusun upaya dan langkah strategis dalam mengejar target swasembada gula konsumsi tahun 2028, gula industri di tahun 2030 dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati.
Dalam FGD ini, Tim Ditjen Perkebunan dan Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) menyampaikan laporan kegiatan Survey dan Groundcheking potensi serta kesesuaian lahan untuk perluasan tebu.
Dari 5 Provinsi yang di Survey dan Groundcheking yaitu Provinsi yakni NTT, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Jawa Barat mendapatkan potensi lahan untuk perluasan areal tebu kurang lebih sebesar 200.000 hektar.