Kenali Jenis Karyawan yang Rentan Burnout, Anda Termasuk?
JAKARTA - Burnout adalah suatu kondisi kelelahan baik itu kelelahan fisik, mental, dan emosional. Hal ini bisa terjadi karena stres berkepanjangan dan tidak terkelola dengan baik, serta pada umumnya sering berasal dari pekerjaan, tapi juga bisa dari kehidupan pribadi.
Burn out ditandai dengan perasaan kehabisan energi, meningkatnya jarak antara mental dengan pekerjaan, dan kinerja saat bekerja jadi menurun. Meski bukan kondisi medis, WHO telah mengklasifikasikan burnout sebagai suatu fenomena yang dapat terjadi di dunia kerja yang terkait stres kronis di tempat kerja.
Meski begitu, ternyata burnout juga rentan pada jenis karyawan tertentu, khususnya middle manager atau manager menengah. Hal ini karena manajer menengah sering kali punya kewenangan yang terbatas tapi dituntut untuk memberikan hasil yang besar.
- Tiru Cara Warren Buffett Hadapi Panic Selling di Pasar Saham
- Inilah Biang Kerok Harga Emas Anjlok Tajam Hampir Rp200.000 per Gram
- 7 Rekomendasi Lagu dalam Film Animasi KPop Demon Hunters yang Wajib Masuk Playlist Anda
Tidak hanya itu, dalam situasi pekerjaan yang toksik, manajer menengah kerap jadi ‘perisai’ atau tameng antara manajemen yang buruk dan staff-nya yang frustasi karena terlalu banyak pekerjaan.
Seperti yang dilansir dari Huffington Post, penelitian menunjukkan bahwa manajer menengah adalah kelompok paling berisiko mengalami burnout di pekerjaan. Survei Gallup tahun 2021 menemukan bahwa para manajer cenderung melaporkan tingkat stres dan kelelahan yang lebih tinggi dibandingkan anggota tim mereka.
Cara Mencegah Burnout Bagi Middle Manager

Manajer menengah atau middle manager tak hanya harus memenuhi harapan dari manajemen atau atasannya, tapi juga mengayomi para staffnya yang tidak hanya ingin dibimbing secara karier, tapi juga ingin didengar dan dipahami perasaannya.
Untuk mencegah burnout, para ahli menyarankan agar manajer menengah untuk menomorsatukan kesehatan dan kesejahteraan diri terlebih dahulu.
Selain itu, penting bagi manajer menengah memahami batas kewenangan yang dimiliki. Perlu diingat bahwa manajer menengah memang berpengaruh, tapi tidak bisa mengendalikan perilaku orang lain, baik anggota tim maupun atasan.
Anda yang mengalami hal serupa bisa mendapatkan terapi atau coaching untuk membantu menerima hal ini. Selain itu, ada baiknya atasan manajer menengah langsung menjelaskan keputusan ke tim, agar beban manajer menengah menjadi seorang penengah semakin berkurang.
Hal yang tak kalah penting adalah, perlu memanfaatkan fasilitas dukungan perusahaan seperti cuti untuk kesehatan mental atau konseling.
- 5 Daerah yang Jadi Penghasil Emas Terbesar di Indonesia
- Ingin Rumah Tetap Sejuk di Cuaca Panas? Waspadai 7 Penyebab Ini!
- 7 Aplikasi Streaming Musik Gratis Selain Spotify yang Bisa Anda Coba
Itu tadi penjelasan mengenai jenis karyawan yang rentan terkena burnout di kantor serta cara mengatasinya.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh pada 24 Okt 2025
