HUT ke 51 Himpunan Ratna Busana Gelar Syukuran di Ndalem Suryo Hamijayan
SOLO (Soloaja.co) - Himpunan Ratna Busana (HRB) sebuah organisasi pecinta budaya Nusantara Indonesia merayakan HUT ke 51 di Kota Solo, tepatnya di Ndalem Suryo Hamijayan, komplek Keraton Surakarta, Selasa 5 Desember 2023
Perayaan HUT ke 51 terasa istimewa karena digelar di rumah heritage dari abad ke 19 yang dipugar dan dilestarikan oleh mendiang ibu Tien Soeharto, pendiri HRB.
- Samsung Luncurkan Galaxy M34 5G Gunakan Software Terbaru One UI 5.1
- Konsolidasi Golkar Jateng Membludak, Bendahara Golkar Jateng Pun Rela Lesehan
Ketua HRB, Titiek Soeharto dengan bangga menyampaikan sejumlah program HRB dalam mengedukasi masyarakat khususnya generasi muda agar mencintai budaya Nusantara.
"Kami berusaha melestarikan budaya Nusantara khususnya kain tradisi Indonesia, yang tak kalah penting membuat generasi muda juga mencintai budaya bangsa. Salah satunya dengan regenerasi kepengurusan HRB dan juga menggelar berbagai kegiatan edukasi tentang budaya," ungkap Titiek Soeharto, disela puncak HUT HRB.
Titiek mengatakan edukasi ini melestarikan, menumbuhkan rasa cinta bagi wanita Indonesia untuk mencintai busana nasional dan busana daerah, salah satunya menghimpun ibu-ibu yang sebelumnya cuek terhadap busana nasional dengan seperti ini mereka berupaya untuk berkebaya.
- Deklarasi Tani Merdeka Pati, Siap Menangkan Prabowo - Gibran
- Titiek Soeharto Pimpin Kunjungan Himpunan Ratna Busana Ke Solo
"Pakem-pakemnya jika berkebaya jangan pakai sepatu kets, dan kalau berkonde jangan pakai anting yang panjang," ucap Titiek, putri dari Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, saat ditemui di Kota Solo, Selasa 5 Desember 2023.
Menurutnya, saat ini, kebaya tidak hanya digunakan saat menghadiri acara kawinan, tetapi beberapa orang sudah mulai menggunakan kebaya saat bermain dengan teman sebaya. Ia ingin mengedukasi generasi milenial bahwa mengenakan kebaya tidak membuat tampilan menjadi lebih tua.
"Kita generasi ketiga dari yg sepuh, diharapkan ajak temannya dan kita sebagai HRB dituntut untuk pakaian berkebaya pakem," ujarnya.
- Konferensi Internasional ISETH ke-9 UMS Bahas Tantangan dan Peluang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
- Peringati Hari Disabilitas Favehotel Solo Bersama Relawan Berbagi di Sanggar Inklusi Nguter
Seperti diketahui, mendiang ibunda Titiek Soeharto, Ibu Tien Soeharto, dinilai sebagai ikon pakem kebaya. Sebab, Ibu Tien kental sekali mempertahankan pakaian dengan berkebaya. Ibu Tien bukan hanya mamakai kebaya dalam seremoni tertentu, tapi juga dalam kegiatan sehari-hari.
"Ibu saya hari-hari selalu pakai kebaya, jadi bukan sesuatu yang beda. Jadi tidak hanya tampil cantik dan elegan, tapi juga membantu perajin batik," tandasnya.