Dukung Swasembada Pangan, Kapolres Sukoharjo Tanam Jagung di Polokarto
SUKOHARJO (Soloaja.co) – Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, Kapolres Sukoharjo AKBP Anggaito Hadi Prabowo memimpin kegiatan penanaman jagung tumpangsari di Dukuh Tengklik, Desa Polokarto, Kecamatan Polokarto, Jumat 22 Februari 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program swasembada pangan yang melibatkan sinergi antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Komandan Kodim 0726/Sukoharjo Letkol Inf. Supri Siswanto, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo Bagas Windaryatno, Camat Polokarto Herry Mulyadi, serta perangkat desa dan kelompok tani setempat.
- Go Ara Comeback! Ini 7 Drama Korea Lainnya yang Pernah Dibintanginya
- CIMB Niaga Bukukan Laba Rp8,7 Triliun di 2024, Optimalkan Transformasi Digital dan Keuangan Hijau
AKBP Anggaito Hadi Prabowo menjelaskan bahwa penanaman jagung tumpangsari ini merupakan langkah strategis untuk mendukung target swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah.
“Polres Sukoharjo mendapatkan target penanaman jagung tumpangsari seluas 249,7 hektare. Hingga saat ini, sudah tertanam lebih dari 239 hektare, dan hari ini kami menambah 3 hektare lagi. Kami optimis target ini bisa tercapai, bahkan melebihi,” ujar Kapolres.
Komandan Kodim 0726/Sukoharjo Letkol Inf. Supri Siswanto menegaskan pentingnya kolaborasi antara TNI dan Polri dalam mendukung program ketahanan pangan.
“Kami berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan Polres dalam program swasembada jagung. Demikian pula, Polres juga mendukung program swasembada padi yang kami jalankan. Sinergi ini adalah kunci dalam menjaga ketahanan pangan nasional,” tegasnya.
- Jangan di Situs Bajakan! Begini Cara Resmi Nonton My Dearest Nemesis
- Gaji Tinggi di Australia Menggiurkan, tapi Ada Risiko Besar di Baliknya
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo Bagas Windaryatno memaparkan bahwa pemerintah daerah menargetkan penanaman jagung monokultur seluas 2.000 hektare dan jagung tumpangsari seluas 249,7 hektare tahun ini.
“Setiap kelompok tumpangsari rata-rata mengelola 3 hektare lahan. Dengan dukungan dari berbagai pihak, kami ingin menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan. Apalagi tahun ini Presiden menegaskan tidak boleh ada impor jagung, jadi kita harus bersatu dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” jelas Bagas.
Kabupaten Sukoharjo sendiri memiliki potensi besar dalam pengembangan jagung, terutama di 12 kecamatan seperti Polokarto, Bendosari, Nguter, Tawangsari, Bulu, dan Gatak. Melalui program ini, diharapkan tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan daerah, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan para petani.
Acara diakhiri dengan dialog interaktif antara aparat dan petani setempat guna membahas tantangan dan solusi dalam mewujudkan swasembada pangan di Sukoharjo.