relawan Sukoharjo
Jumat, 23 Mei 2025 15:44 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
JAKARTA (Soloaja.co) – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung mitigasi bencana nasional melalui kolaborasi strategis dengan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dalam kerja sama ini, keduanya mengembangkan sistem deteksi gempa bumi berbasis teknologi Distributed Acoustic Sensing (DAS) atau Penginderaan Akustik Terdistribusi, yang memanfaatkan infrastruktur kabel optik bawah laut milik Telkom sebagai sensor untuk mendeteksi aktivitas seismik secara real-time.
Teknologi ini diharapkan dapat memberikan sistem peringatan dini yang lebih cepat dan akurat, khususnya bagi masyarakat di wilayah pesisir yang rawan bencana, serta mendukung pengamanan aset vital negara dan meningkatkan ketahanan infrastruktur digital nasional.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, menilai kolaborasi ini sebagai langkah sinergis yang tidak hanya berdampak langsung pada keselamatan masyarakat, namun juga memberikan nilai tambah operasional bagi Telkom.
“Kami memanfaatkan kabel optik eksisting yang membentang dari Sabang hingga Merauke tanpa memerlukan pemasangan sensor baru. Ini efisien dan memungkinkan cakupan pemantauan wilayah laut dalam, termasuk zona subduksi aktif di selatan Jawa, Nusa Tenggara, dan pantai barat Sumatra,” jelasnya dalam pertemuan bersama UGM di Telkom Landmark Tower, Rabu 21 Mei 2025.
Dari pihak UGM, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, Dr. Danang Sri Hadmoko, menyambut baik kolaborasi tersebut. Menurutnya, sinergi antara kampus dan industri menjadi kunci dalam menghadirkan inovasi yang berdampak luas.
“Teknologi DAS ini bukan hanya solusi mitigasi bencana, tetapi juga bentuk nyata dari komitmen membangun sistem kebencanaan yang inklusif dan berbasis data,” ujarnya.
Anggota tim peneliti dari UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., menjelaskan bahwa sistem DAS bekerja dengan mendeteksi gelombang seismik, terutama gelombang primer (P-wave) yang muncul lebih awal dari gelombang sekunder (S-wave) yang merusak.
Deteksi ini dilakukan secara real-time dan terintegrasi dengan sistem geospasial, memberikan peringatan dini dalam hitungan detik hingga menit sebelum gempa utama terjadi.
Lebih dari itu, teknologi ini juga berfungsi sebagai alat surveilans terhadap kabel optik bawah laut dari potensi gangguan alam dan aktivitas manusia seperti pelayaran atau penangkapan ikan.
Data Telkom mencatat gangguan terhadap kabel bawah laut bisa terjadi hingga 17 kali per tahun, dengan biaya pemulihan yang tidak sedikit. Dengan memanfaatkan DAS, Telkom dapat mendeteksi potensi gangguan lebih dini dan mengurangi dampak terhadap layanan digital nasional.
Saat ini, Telkom dan UGM tengah mempersiapkan uji coba teknologi DAS pada kabel optik antar pulau di wilayah yang tinggi aktivitas seismiknya, seperti pantai barat dan selatan Indonesia. Uji coba ini sekaligus menjadi fondasi integrasi ke dalam sistem peringatan nasional.
Selain itu, Telkom dan UGM juga akan menyusun protokol kolaboratif agar data DAS dapat dimanfaatkan secara terbuka untuk riset dan pengambilan kebijakan publik.
Inisiatif ini merupakan bagian dari kontribusi Telkom dalam membangun ketahanan nasional melalui pemanfaatan teknologi digital, serta menjadi cerminan kolaborasi yang erat antara industri dan akademisi untuk inovasi yang berdampak luas dan berkelanjutan.
Bagikan