Investasi
Rabu, 15 Oktober 2025 10:47 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
HONG KONG - Meskipun wilayahnya tak lebih dari setengah luas Jakarta, Hong Kong berhasil menjelma menjadi salah satu pusat keuangan paling berpengaruh di dunia.
Dalam laporan terbaru Global Financial Centers Index (GFCI) edisi ke-38, Hong Kong menempati peringkat ketiga dunia, tepat di bawah New York dan London, sekaligus mempertahankan posisinya sebagai pusat keuangan teratas di Asia.
Perjalanan Hong Kong dari pelabuhan kecil hingga menjadi kekuatan finansial global bukanlah hal yang terjadi secara kebetulan. Kesuksesan ini lahir dari strategi ekonomi yang visioner, kebijakan ramah bisnis, serta dukungan kuat dari Tiongkok daratan.
Dilansir laporan laporan World’s Wealthiest Cities Report 2025, senin, 6 Oktober 2025, Hong Kong kini menjadi rumah bagi 154.900 jutawan, 346 centi-jutawan (berkekayaan di atas US$ 100 juta), dan 40 miliarder.
Dengan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita sekitar Rp 840 juta atau setara US$ 43.500, Hong Kong sejajar dengan negara-negara maju seperti Jerman dan Jepang.
Yang lebih mengesankan, wilayah ini menempati peringkat pertama dunia untuk sektor fintech, menunjukkan betapa cepatnya adaptasi Hong Kong terhadap inovasi keuangan digital.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa stabilitas ekonomi dan inovasi teknologi dapat berjalan beriringan dalam memperkuat daya saing global.
Baca juga : AI Diprediksi Meledak di Masa Depan, Manusia Bangun Pusat Data di Luar Angkasa
Kesuksesan Hong Kong berdiri di atas tiga fondasi utama: kebebasan ekonomi, keunggulan hukum, dan posisi strategis. Hong Kong selama puluhan tahun dikenal sebagai wilayah dengan ekonomi paling bebas di dunia.
Tidak ada pajak capital gain, tarif pajak perusahaan yang rendah, serta sistem perdagangan bebas tanpa hambatan tarif. Semua ini menciptakan lingkungan investasi yang kompetitif dan menarik ribuan perusahaan multinasional untuk membuka kantor pusat regional di sana.
Di sisi lain, sistem hukumnya yang berbasis common law memberikan kepastian dan perlindungan bagi investor, menjadikan Hong Kong salah satu wilayah dengan iklim usaha paling stabil di dunia.
Tak kalah penting, posisi geografisnya yang strategis di pesisir Asia Timur membuat Hong Kong berfungsi sebagai jembatan utama antara pasar global dan China Daratan.
Kota ini juga memainkan peran penting dalam internasionalisasi mata uang renminbi (RMB) dan menjadi pusat perdagangan RMB lepas pantai terbesar di dunia.
Pemerintah Hong Kong terus memperkuat posisinya di pasar global dengan berinovasi dan memperluas sektor keuangan. Baru-baru ini, Otoritas Moneter Hong Kong bersama Komisi Sekuritas dan Bursa Berjangka (SFC) meluncurkan Peta Jalan Pengembangan Pasar Pendapatan Tetap dan Mata Uang untuk memperkuat sektor pasar modal.
Selain itu, pemerintah juga aktif mendorong pertumbuhan fintech dan wealth management, serta membuka peluang bagi pendirian family office dari seluruh dunia.
Hingga kini, lebih dari 2.700 single family office telah beroperasi di Hong Kong, menjadikannya pusat pengelolaan kekayaan utama di Asia. Diversifikasi ekonomi yang digerakkan melalui teknologi keuangan, pasar modal, dan layanan keuangan privat menjadi strategi kunci dalam menjaga relevansi Hong Kong di tengah kompetisi global yang semakin ketat.
Kebangkitan Hong Kong kian terasa dalam dua tahun terakhir. Pada 2024, wilayah ini berhasil menggeser Singapura sebagai pusat keuangan teratas di Asia setelah sempat berada di bawah selama pandemi.
Pasar sahamnya pun menunjukkan ketahanan luar biasa. Hingga Agustus 2025, total dana yang dihimpun melalui penawaran umum perdana (IPO) mencapai HK$130 miliar, tertinggi di dunia untuk periode tersebut.
Baca juga : Shutdown AS Bikin Emas Bersinar, Rekomendasi Tetap Strong Buy
Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan Hong Kong menjaga momentum pertumbuhan di tengah dinamika ekonomi global. Selain sektor keuangan, sektor teknologi dan properti juga turut mendorong ekspansi ekonomi wilayah ini, memperkuat reputasinya sebagai pusat bisnis dan investasi kelas dunia.
Kisah Hong Kong memberikan pelajaran penting bagi negara-negara berkembang bahwa kekayaan bukan hanya soal sumber daya alam, melainkan tentang manajemen, disiplin, dan kebijakan yang cerdas.
Dengan memprioritaskan stabilitas hukum, transparansi, dan efisiensi ekonomi, wilayah sekecil Hong Kong mampu menyaingi kekuatan finansial global.
Model pembangunan Hong Kong menunjukkan bahwa negara kecil bisa menjadi besar jika memiliki visi besar dan konsistensi dalam menjalankannya.
Selama pemerintah berkomitmen menjaga kebebasan ekonomi, memperkuat institusi hukum, dan terus berinovasi dalam sektor keuangan, kemakmuran bukanlah mimpi, melainkan hasil dari strategi yang terencana dan dijalankan dengan disiplin tinggi.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Muhammad Imam Hatami pada 13 Oct 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 15 Okt 2025
Bagikan