Solo Paragon Sambut Ajang Bola Basket Pelajar Asia, Pamerkan Budaya Lokal untuk Tamu Internasional

SOLO (Soloaja.co) - Kota Solo resmi menjadi tuan rumah 9th Asian Basketball Championship 2025 yang berlangsung dari 23 hingga 30 Agustus. Ajang bergengsi ini diikuti oleh tujuh negara, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Hong Kong, Republik Rakyat Tiongkok, Arab Saudi, dan Thailand. Pertandingan utama akan digelar di GOR Manahan dan GOR Sritex Arena.

Sebagai bentuk dukungan penuh, Solo Paragon Hotel & Residences ditunjuk sebagai akomodasi resmi bagi 140 peserta dan ofisial. Selain menyediakan fasilitas lengkap, hotel ini juga menjadi lokasi Opening Ceremony 9th Asian Basketball Championship 2025 yang berlangsung pada 24 Agustus lalu.

• Dapat Hadiah Peci dari Gus Yasin, Zahir Mania Klaten Sumringah Pamer Kebanggaan
• Mahasiswa KKN UNISRI Kelompok 25 Hidupkan Kembali Greenhouse Hidroponik Desa Jungkare

Kenalkan Kekayaan Budaya Solo

Untuk menyambut tamu internasional, Solo Paragon Hotel & Residences berupaya memperkenalkan kekayaan budaya lokal. Berbagai fasilitas tambahan disiapkan, mulai dari photo booth di lobi hotel yang menampilkan bendera negara peserta, hingga ikon khas Kota Solo seperti becak, kereta kencana, dan meja angkringan.

Yang paling menarik, hotel ini menyediakan fasilitas gratis busana tradisional Jawa lengkap dengan jasa fotografer. Layanan yang bekerja sama dengan Sudut Kauman Solo ini dapat dinikmati oleh seluruh peserta selama menginap.

• Jawa Tengah Kejar Zero Bullying, Pesantren Disiapkan Jadi Lembaga Pendidikan Ramah Anak dan Perempuan
• Vietnam Jadi Negara Paling Langsing, Ini Alasannya!

"Kami bangga Kota Solo menjadi tuan rumah, dan tentunya senang Solo Paragon Hotel & Residences diberi kepercayaan sebagai akomodasi resmi," ujar Mahadewi Lourdes, Marketing Communication Solo Paragon Hotel & Residences. 

"Kami akan memberikan pelayanan terbaik dan berharap dapat memberikan pengalaman tak terlupakan melalui sentuhan tradisi Kota Solo."

Dukungan Solo Paragon tidak hanya sebatas akomodasi, tetapi juga menjadi jembatan diplomasi budaya yang memperkenalkan keramahan dan kekayaan tradisi lokal kepada delegasi dari berbagai negara di Asia.