Taman Balekambang Solo
Selasa, 20 Mei 2025 10:53 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SOLO (Soloaja.co) — Perayaan 1 Dekade Kirab Bhinneka Gandekan (KBG) tahun ini terasa istimewa. Tidak hanya menjadi momentum untuk merayakan keberagaman dan kebudayaan lokal Gandekan, acara ini juga mengangkat sosok legendaris dalam dunia sastra Indonesia, Kho Ping Hoo, sebagai pusat tema besar bertajuk “Spirit of Our Values, Journey and Legacy.”
Kho Ping Hoo, atau nama aslinya Asmaraman Sukowati, dikenal sebagai penulis fiksi silat berlatar budaya Tionghoa-Indonesia yang karya-karyanya telah melegenda dan dicintai lintas generasi. Pilihan terhadap tokoh ini bukan tanpa alasan.
Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam cerita-cerita fiksinya—seperti keadilan, keberanian, kehormatan, dan kebhinekaan—sejalan dengan semangat Kirab Bhinneka Gandekan yang bertujuan memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
“Pemilihan sosok Kho Ping Hoo bukan hanya bentuk penghormatan terhadap kontribusinya di dunia sastra, tapi juga sebagai penanda bahwa nilai-nilai perjuangan, kebajikan, dan persatuan itu tak lekang oleh waktu,” ujar Ketua Panitia, Hari Sutanto.
Kirab Bhinneka Gandekan sendiri pertama kali digelar pada tahun 2014 dan ditetapkan rutin setiap tanggal 1 Juni, bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila. Meski sempat terhenti saat pandemi Covid-19, semangatnya tak pernah padam.
Gandekan, kampung bersejarah yang juga dikenal sebagai cikal bakal ketoprak di Surakarta, telah ditetapkan oleh UNESCO dan Pemerintah Kota Surakarta sebagai Kampung Perdamaian dan miniatur Kota Surakarta, menjadikannya simbol harmoni dalam keberagaman.
“Acara Kirab Bhinneka Gandekan akan menampilkan potensi-potensi dari warga Gandekan dengan berbagai macam kesenian budaya yang ditampilkan oleh warga asli untuk melestarikan budaya,” ujar Lurah Gandekan, Sugeng Sarwono.
Perayaan satu dekade ini dimulai pada 20 Mei 2025 dan akan berpuncak pada 1 Juni 2025, dengan beragam acara seperti Kirab Budaya, Festival Bandar Penjalan, Peluncuran Buku 1 Dekade Kirab Bhinneka Gandekan, dan tentunya Bazar UMKM yang menampilkan produk makanan, kerajinan tangan, hingga fashion dari pelaku usaha lokal Gandekan.
“Bazar UMKM juga bisa menjadi ajang promosi dan networking bagi para pelaku usaha asli warga Gandekan untuk memperluas pasar mereka,” tambah Hari Sutanto.
Festival Bandar Penjalan menjadi daya tarik tersendiri, karena setiap Rukun Warga (RW) di Gandekan akan menampilkan kesenian dan budaya secara bergilir, menampilkan kekayaan lokal yang autentik.
Kirab Bhinneka Gandekan tahun ini bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga ruang refleksi bersama tentang pentingnya menjaga warisan leluhur—baik dalam bentuk seni, nilai, maupun sastra.
Melalui penghormatan terhadap karya-karya Kho Ping Hoo, masyarakat diajak merenungi kembali makna persatuan dalam keberagaman serta pentingnya menjaga kebudayaan di tengah arus modernisasi.
Bagikan
Taman Balekambang Solo
sebulan yang lalu
libur nataru
setahun yang lalu