Ruang Berdaya: Tiga Mahasiswi Yogyakarta Ciptakan Ekosistem Pemberdayaan Perempuan

Kamis, 18 Desember 2025 10:51 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1001156575.jpg
Ruang berdaya gerakan komunitas perempuan lebih berdaya di Yogyakarta (Soloaja)

YOGYAKARTA (Soloaja.co) — Di tengah hiruk pikuk kehidupan kampus dan derasnya arus digital, tiga mahasiswi asal Yogyakarta memilih jalur berbeda: menciptakan ruang bertumbuh bagi kaum perempuan. 

Berangkat dari visi tersebut, lahirlah Ruang Berdaya, sebuah komunitas edukasi dan pemberdayaan perempuan yang didirikan oleh Dwi Ratna Kartika Dewi (Founder), bersama Kizha Diny Atikah dan Diandra Rana Zhafirah (Co-founder).

Meskipun berasal dari disiplin ilmu yang berbeda, ketiganya disatukan oleh tujuan menghadirkan wadah yang aman, nyaman, dan suportif. "Kami ingin perempuan memiliki tempat untuk belajar, menemukan keberanian berkarya, dan merasa berdaya atas pilihan hidupnya," ujar Dwi Ratna Kartika Dewi.

Konsep Kolaborasi Lintas Generasi

Sejak awal, Ruang Berdaya dirancang sebagai ekosistem kolaboratif. Komunitas ini mengusung konsep sederhana namun kuat: Generasi muda membawa semangat belajar, sementara para perempuan pelaku usaha berbagi pengalaman dan keterampilan nyata. Sinergi ini bertujuan untuk menumbuhkan keberanian melangkah bagi setiap anggotanya.

Dengan tagline “Belajar dari Hati, Berkarya dengan Aksi, Bertumbuh, dan Menginspirasi”, Ruang Berdaya memaknai pemberdayaan bukan sekadar pelatihan keterampilan, tetapi sebagai perjalanan menemukan jati diri dan kekuatan yang dimiliki perempuan.

“Dari Benang Jadi Peluang”: Workshop Perdana

Langkah nyata pertama Ruang Berdaya diwujudkan melalui “Workshop Berdaya” bertema “Dari Benang Jadi Peluang”. Kegiatan ini menghadirkan Nadia Hasanah, pemilik brand Mayuh Arajut, sebagai narasumber.

Peserta yang terdiri dari mahasiswa, pekerja muda, dan perempuan dari berbagai latar belakang, tidak hanya belajar teknik dasar merajut dan membuat karya sederhana. Mereka juga dibekali pemahaman strategi bisnis, personal branding, hingga pemasaran digital produk.

Menariknya, workshop ini juga diselipi unsur healing dan mindfulness. Proses merajut dijadikan sebagai sarana refleksi diri. “Kami ingin perempuan tahu bahwa dari hal kecil seperti seutas benang pun, bisa lahir peluang besar dan keberanian baru,” ungkap Kizha Diny Atikah.

Menuju Jejaring UMKM Berkelanjutan

Workshop perdana ini sekaligus menjadi langkah nyata mendukung pelaku UMKM lokal, membuka jejaring kolaborasi bisnis kreatif yang berkelanjutan, dan memperkuat solidaritas antarperempuan pelaku usaha.

Ke depannya, Ruang Berdaya berencana memperluas jangkauan kegiatannya, mencakup pelatihan keterampilan, kelas pengembangan diri, hingga program kolaborasi lintas komunitas.

“Kami percaya setiap perempuan berhak bermimpi dan berdaya atas hidupnya. Ruang Berdaya hadir untuk memastikan mimpi itu memiliki tempat untuk bertumbuh,” tutup Diandra Rana Zhafirah. 

Berbekal semangat kolaborasi, empati, dan aksi nyata, komunitas ini menjadi kisah inspiratif tentang kepedulian tiga mahasiswi muda yang menuntun perempuan lain untuk berani bermimpi dan menginspirasi.