Rektor UMS Prof Sofyan : Spirit Qurban Bangun Karakter Unggul Bangsa

Sabtu, 09 Juli 2022 13:19 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

IMG_20220709_132117.jpg
Prof Sofyan Anif saat khotbah Idul Adha di Demak (Soloaja/Humas UMS )

DEMAK (Soloaja.co) - Rektor Universitas Muhammdiyah Surakarta (UMS) Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si menyampaikan bahwa spirit Hari Raya Qurban sebagai upaya membangun karakter bangsa.

"Hakekat berkurban yakni sebagai ungkapan rasa kepatuhan sekaligus ketaatan, tuntunan perjuangan, rasa syukur atas nikmat  Allah dan sebagai bentuk kepedulian sosial," tegas Sofyan Anif, dalam Khutbah Idul Adha dengan tema ‘Membangun Karakter Bangsa yang Unggul Melalui Spirit Hari Raya Qurban 1443 H’ di pelataran Rumah Sakit Pembinaan Kesejahteraan Umat (RSPKU) Muhammadiyah Hj. Fatimah Sulhan, Demak, Sabtu 9 Juli 2022.

Selain itu berqurban merupakan perwujudan terbentuknya masyarakat utama menuju Indonesia berkemajuan, dan sebagai implementasi dari hati yang beriman yang diwujudkan dalam bentuk kepatuhan dan ketaatan menjalankan perintah Allah.

“Disadari atau tidak, dampak pandemi Covid 19 sampai saat ini masih dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan. Bahkan yang lebih ekstrim dampaknya telah masuk pada ranah menurunnya moralitas bangsa.” Imbuhnya.

Menurutnya, Penurunan moralitas bangsa juga didorong oleh berbagai kepentingan kelompok politik tertentu, yang selanjutnya dikhawatirkan bisa menimbulkan disintegrasi bangsa.

Yang menyebabkan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan dan menunjukkan makin rendahnya karakter bangsa kita dalam kancah dunia global kita menjadi sebagai bangsa yang bermartabat rendah.

Sorotan terhadap rendahnya karakter bangsa justru lebih dialamatkan kepada kelompok agama tertentu yaitu umat Islam Indonesia. Munculnya isu radikalisme, terorisme, dan sekulerisme merupakan bagian realitas yang tidak bisa dipungkiri. Bahkan ada sekelompok orang yang secara terang-terangan telah menuduh bahwa ada sekolompok umat Islam yang dalam implementasi pemahaman syariatnya sebagai bentuk yang anti Pancasila, anti NKRI, dan anti Kebhinekaan. 

Selain itu lebih tragis lagi ada kelompok masyarakat yang menuduh bahwa Islam adalah agama yang menghambat pembangunan di Indonesia dan bertentangan dengan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Pancasila. 

Mereka kelompok yang menunuduh Islam anti Pancasila tidak mengakui bahwa kehadiran Bangsa Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia ini adalah merupakan hasil sebagian besar perjuangan para ulama dan tokoh- tokoh nasional yang didukung penuh oleh umat Islam yang jumlahnya mayoritas.

Sofyan Anif dalam akhir khutbahnya menyampaikan bahwa Idul Qurban yang dilaksanakan setiap tahun dalam bentuk penyembelihan hewan kurban, dengan nilai semangat berkurban dan pengabdian yang terkandung di dalamnya akan mampu menghidupkan kembali nilai-nilai luhur bangsa yang telah mengalami erosi tersebut, sehingga akan mampu menjadi motivasi diri untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi bangsa dan negara dalam menciptakan Indonesia yang berkamajuan, rakyatnya sejahtera lahir batin di bawah naungan ridlo Allah SWT.

“Dengan transformasi nilai ketauhid-an melalui semangat berkurban dan pengabdian, bisa dibangun moralitas bangsa, serta tumbuh suburkan rasa solidaritas terhadap saudara-saudara sebangsa untuk bersama-sama memajukan Indonesia.” Pungkas Prof Sofyan.