Investasi
Selasa, 04 Februari 2025 09:57 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat telah memberikan dampak besar pada pasar kripto dalam beberapa bulan terakhir. Bitcoin (BTC) berhasil menembus batas psikologis US$100.000 bulan lalu, mencerminkan optimisme investor terhadap kebijakan yang lebih mendukung industri di bawah kepemimpinannya.
Baru-baru ini, Trump menandatangani perintah eksekutif yang bertujuan menciptakan regulasi yang lebih ramah bagi industri kripto, termasuk rencana pengadaan cadangan aset kripto nasional. Langkah ini sejalan dengan janji kampanyenya untuk menjadikan Amerika Serikat sebagai pusat inovasi dalam bidang aset digital.
Tekanan di Pasar Kripto akibat Kemunculan Startup AI DeepSeek
Namun, pasar kripto global menghadapi tantangan besar akibat kehadiran startup kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, DeepSeek. Pada 27 Januari 2025, nilai Bitcoin dan sejumlah aset kripto utama mengalami tekanan hebat dengan total likuidasi hampir mencapai US$1 miliar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai hubungan antara perkembangan teknologi AI dan dampaknya terhadap stabilitas keuangan digital.
Pada Selasa (28 Januari 2025) pukul 08.00 WIB, harga Bitcoin tercatat di level US$101.818, mencatat kenaikan tipis 0,11% dalam 24 jam terakhir. Meski demikian, nilai ini masih turun 7,15% dari puncak tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) di US$109.664.
Menurut Panji Yudha, pakar keuangan dari Ajaib Kripto, Bitcoin saat ini berada dalam fase uji ulang resistance trendline setelah perdagangan pada Senin (27 Januari 2025).
Ia memperkirakan BTC berpotensi naik menuju US$105.000. Namun, jika harga turun di bawah MA-50 (US$99.000), ada kemungkinan Bitcoin akan terus melemah hingga menyentuh support di US$91.000.
Apakah Februari 2025 Akan Mengulang Tren Positif?
Dengan berakhirnya bulan Januari, pasar aset kripto kini memasuki bulan Februari yang secara historis cenderung memberikan hasil positif bagi Bitcoin. Data dari Coinglass menunjukkan bahwa sepanjang 2013-2024, rata-rata kenaikan Bitcoin pada bulan Februari mencapai 15,66%.
Pada Februari 2024, BTC bahkan mencatat lonjakan harga hingga 43,55%. Secara historis, dalam satu dekade terakhir, hanya pada Februari 2014 dan Februari 2024 Bitcoin mengalami pelemahan. Dengan data ini, investor memiliki ekspektasi tinggi bahwa Februari 2025 akan kembali mencatatkan hasil positif bagi pasar kripto.
ETF Bitcoin Menunjukkan Arus Masuk Modal Positif
Meskipun kebijakan pro-kripto dari administrasi Trump belum memberikan dampak langsung dalam jangka pendek, banyak analis memperkirakan efeknya akan terasa dalam beberapa minggu dan bulan mendatang. Salah satu indikator utama adalah meningkatnya arus masuk dana institusional ke dalam aset kripto, terutama melalui exchange-traded fund (ETF) Bitcoin.
Sepanjang pekan 21-24 Januari, ETF Bitcoin spot di AS mencatat arus masuk bersih sebesar US$1,76 miliar. Dari jumlah tersebut, BlackRock’s IBIT menjadi yang terbesar dengan aliran dana masuk sebesar US$1,32 miliar, menurut data dari SosoValue.
Tren positif ini menandai pekan keempat berturut-turut di tahun 2025 dengan arus masuk positif ke ETF Bitcoin, menunjukkan meningkatnya kepercayaan investor institusional terhadap pasar aset digital.
Baca Juga: Prospek Bitcoin di Tahun Ular Kayu Menurut Pakar Fengshui
Peristiwa Ekonomi Penting Pekan Ini dan Dampaknya terhadap Kripto
Pekan terakhir Januari 2025 menjadi momen krusial bagi pasar kripto karena berbagai data ekonomi utama dari AS akan dirilis. Data ini diperkirakan akan mempengaruhi sentimen investor dan menentukan arah tren pasar dalam jangka pendek. Beberapa indikator ekonomi yang perlu diperhatikan antara 27-31 Januari 2025 meliputi:
1. Selasa, 28 Januari 2025: Consumer Confidence Index
Indeks Kepercayaan Konsumen memberikan gambaran tentang sentimen belanja masyarakat. Jika angka indeks lebih tinggi dari perkiraan, hal ini dapat menandakan aktivitas ekonomi yang kuat, sehingga investor cenderung mengalihkan dana dari aset berisiko seperti kripto. Sebaliknya, jika kepercayaan konsumen melemah, The Fed mungkin akan mempertahankan kebijakan moneter yang lebih longgar, yang berpotensi mendukung Bitcoin sebagai alternatif penyimpan nilai.
2. Rabu, 29 Januari 2025: Federal Reserve Meeting
Rapat pertama Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di tahun 2025 akan menentukan arah kebijakan moneter AS. Jika ada sinyal pemotongan suku bunga, harga aset kripto berpotensi naik karena biaya pinjaman yang lebih rendah dan meningkatnya likuiditas di pasar.
Menurut CME Fed Watch Tool, probabilitas sebesar 97,9% menunjukkan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,50%.
3. Kamis, 30 Januari 2025: Estimasi Pertumbuhan PDB Q4 2024
Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan melambat menjadi 2,7% pada kuartal IV 2024 dari 3,1% di kuartal III. Jika angka ini lebih tinggi dari ekspektasi, kemungkinan besar pasar akan menurunkan ekspektasi pemotongan suku bunga, yang dapat memberikan tekanan pada pasar kripto.
Namun, jika angka pertumbuhan lebih rendah, investor bisa melihat ini sebagai peluang bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter, yang berpotensi mendukung harga Bitcoin.
4. Jumat, 31 Januari 2025: Data Inflasi PCE Inti
Sebagai indikator inflasi yang diawasi ketat oleh The Fed, data ini akan menjadi perhatian utama pasar. Jika inflasi lebih tinggi dari perkiraan, dolar AS bisa menguat, yang cenderung memberikan tekanan pada harga Bitcoin. Sebaliknya, angka inflasi yang lebih rendah dapat melemahkan dolar dan meningkatkan daya tarik aset kripto.
Dampak Kebijakan Ekonomi Trump terhadap Pasar Kripto
Kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh administrasi Trump diharapkan mencakup pemotongan suku bunga oleh The Fed, pengurangan pajak, serta peningkatan belanja infrastruktur. Langkah-langkah ini berpotensi meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong investasi ke aset-aset berisiko, termasuk kripto.
“Perlu dicatat bahwa korelasi antara Bitcoin dan indeks keuangan tradisional seperti Nasdaq meningkat belakangan ini, menunjukkan bahwa faktor makroekonomi memainkan peran lebih besar dalam membentuk tren pasar aset kripto,” ujar Panji melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, dikutip Rabu, 29 Januari 2025.
Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi pasar, investor diharapkan tetap waspada dan mencermati perkembangan kebijakan moneter serta regulasi kripto di bawah pemerintahan Trump guna mengambil keputusan investasi yang tepat di tahun 2025.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 29 Jan 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 04 Feb 2025
Bagikan
properti
14 hari yang lalu