Pisang Melimpah, PERAGI Jateng Beri Pelatihan Kripik untuk Ibu ibu Desa Jangglengan

Minggu, 13 Februari 2022 17:55 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

IMG_20220213_180824.jpg
Peragi Jateng menggelar pelatihan dan penyuluhan manfaat pisang dan cara mengolah menjadi bermanfaat dan punya nilai ekonomis

SUKOHARJO (Soloaja.co) - Pohon pisang banyak ditemui di desa Jangglengan kecamatan Nguter kabupaten Sukoharjo. Memanfaatkan kekayaan kebun tersebut, ibu ibu desa Jangglengan diberikan pelatihan membuat kripik pisang.

Pelatihan tersebut dilakukan oleh PERAGI (Perhimpunan Agronomi Indonesia) Komisariat Jawa Tengah, didukung oleh Tim KKN UNS Kelompok 109 / 2022 yang diketuai oleh Ardhian Nur dan dibimbing oleh Dr. Ir. Widyatmani Sih Dewi dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Biodiversitas LPPM UNS yang diketuai Prof.Dr.Ir.Sri Hartati.

Ketua PERAGI KOMDA JAWA TENGAH yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto,M.S. melakukan penyuluhan terkait olahan hasil tani keripik pisang, secara langsung.

"Desa Janglengan termasuk penghasil pisang dengan panen berlimpah. Karena cepat busuk hingga harga jual rendah. Maka kami mengedukasi masyarakat dengan ketrampilan membuat keripik pisang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan ekonomi warga," kata Prof Bambang, dalam pelatihan yang digelar di balai desa Jangglengan, Sabtu 12 Februari 2022.

Menurut Prof. Bambang Pujiasmanto kegiatan ini merupakan suatu usaha untuk mengembangkan akses masyarakat dan menggalang partisipasi masyarakat dalam pembinaan sumberdaya manusia yang ada sangat diperlukan. Usaha tersebut akan berhasil melalui beberapa program yang dirancang dan diimplementasikan secara bersama.

Program yang diperlukan adalah pelatihan ketrampilan penggunaan teknologi tepat guna, pengenalan jenis usaha yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, pelatihan ketrampilan dalam pengelolaan dan pengetahuan pemasaran, terutama di sektor usaha padat karya seperti usaha jasa pelayanan untuk sektor industri pengolahan hasil pertanian seperti pisang.

Prof Bambang juga menyampaikan bahwa buah pisang mengandung gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A dan C kolesterol rendah serta vitamin B6 dan vitamin C tinggi. Zat gizi terbesar pada buah pisang masak adalah kalium sebesar 373 miligram per 100 gram pisang, vitamin A 250-335 gram per 100 gram pisang dan klor sebesar 125 miligram per 100 gram pisang.

Salah satu pisang yang berpotensi untuk olahan kripik yaitu pisang kepok. Pisang kepok memiliki rasa yang khas yakni manis-manis jambu. Artinya rasa manis yang dihasilkan oleh pisang kepok berbeda dengan pisang barangan atau raja. Dengan memiliki rasa yang cukup manis dan juga tekstur yang bagus menjadi pilihan bagi pengusaha untuk memasarkan, mengolah maupun membudidayakan pisang kepok ini.

Pembuatan kripik pisang menggunakan pisang yang tua dan segar. Buah pisang yang bagus untuk diolah menjadi keripik adalah pisang kepok, pisang raja, pisang tanduk.

"Kelebihan dari pembuatan Keripik Pisang ini, adalah hanya memerlukan teknologi dan peralatan yang sederhana, sehingga sangat mudah dikembangkan oleh kelompok wanita tani untuk menjadi wirausaha baru yang akan dapat meningkatkan penghasilan/ pendapatan, sekaligus dapat meningkatkan ekonomi masyarakat." Imbuh Prof Bambang.

Pembuatan kripik pisang ini juga dapat dijadikan home industri karena pisang ini dapat dijumpai diseluruh daerah dan tanaman ini sangat mudah tumbuh. Pengolahan keripik pisang ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis pisang dan menambah pendapatan rumah tangga petani.

Kegiatan ini di hadiri oleh Kepala Desa Jangglengan, Sutoyo, yang antusias dengan pelatihan tersebut.

"Desa Jangglengan merupakan Desa yang sedang mengembangkan agroekowisata, dan pisang merupakan tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh warga di Desa Jangglengan. Namun permasalahan pisang di Desa ini adalah mudahnya terserang oleh penyakit dan pengelolaan pasca panen pisangnya." Ungkap Sutoyo.