Kolaborasi KITA
Selasa, 31 Agustus 2021 15:39 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SURABAYA (Soloaja.co) - Pandemi Covid-19 yang masih menjadi ancaman di berbagai daerah khususnya di Indonesia Timur. Tim Tanggap Bencana (TAGANA) berkolaborasi dengan Komunitas Indonesia Timur Area (KITA) terus melakukan sejumlah aksi nyata. Salah satunya adalah melakukan edukasi melalui webinar bertemakan ‘Pintar Beradaptasi dengan Covid-19’, pada Sabtu 28 Agustus 2021.
Webinar diikuti oleh ratusan komunitas KITA di berbagai kota di Indonesia Timur, dengan menghadirkan dua pembicara kondang. dr Tirta, seorang relawan medis dan influencer yang sangat konsen mengedukasi masyarakat tentang Covid-19 dan Hery Trianto, Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19 dengan dipandu Yasmin Athania, news anchor salah satu TV Nasional.
“Webinar edukasi Covid-19 ini merupakan bagian dari program TAGANA KITA untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran para anggota komunitas KITA terhadap ancaman bencana. Karena pandemi Covid-19 sesungguhnya juga merupakan bencana bagi masyarakat. Sejak muncul Maret 2020, lebih dari 130 ribu orang di Indonesia wafat akibat terjangkit Covid-19. Sementara jutaan orang kehilangan pekerjaan akibat banyak aktivitas yang berhenti.” kata Penasehat Kolaborasi KITA Gunawan Prasetyo, Selasa 31 Agustus 2021.
"Melalui webinar ini kami berharap teman-teman komunitas di Indonesia Timur semakin memahami berbagai hal tentang Covid-19 dari dr Tirta. Termasuk juga mendapatkan informasi yang lengkap dari narasumber resmi pemerintah terkait perkembangan Covid dan cara menghadapinya," kata Gunawan Prasetyo.
dr Tirta dalam penjelasannya mengatakan, komunitas punya peran besar terkait penanganan Covid-19. Seperti memberikan informasi mengenai data warga yang isolasi mandiri kepada RT/RW atau puskesmas di daerah masing-masing. Komunitas juga bisa membantu petugas dalam melakukan pendataan dan melaporkannya kepada satgas Covid-19 di masing-masing daerah, sehingga dapat segera direspon.
Yang lebih penting lagi, lanjut dokter jebolan UGM ini, komunitas ikut berperan dalam memerangi berbagai hoax yang banyak bermunculan di masyarakat. Banyaknya informasi yang tidak berdasar tentang covid-19, yang disampaikan oleh pihak-pihak yang tidak berkompeten, ikut memperparah pemahaman dan proses edukasi mengenai Covid.
"Sebelum memberikan edukasi, setiap anggota komunitas harus mengedukasi dirinya terlebih dahulu, keluarga dan baru lingkungannya. Jangan koar-koar jika anda atau keluarga tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan covid-19," lanjut dr Tirta.
dr Tirta mengajak kepada TAGANA KITA untuk terus aktif membantu masyarakat dan pemerintah keluar dari pandemi Covid-19. Peran tersebut tentunya disesuaikan dengan kemampuan setiap komunitas yang berbeda di masing-masing daerah.
"Sebaran Covid-19 beberapa minggu ini terus menurun. Tapi jangan membuat kita semua lengah. Mari kita bantu dan suarakan pelaksanaan vaksinasi dan kawal program bantuan sosial dari pemerintah. Dengan peran itu, komunitas Indonesia Timur akan ikut membantu percepatan pemulihan kondisi ekonomi sosial yang menurun akibat pandemi ini," tegas dr Tirta.
Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19 Hery Trianto mengatakan pihaknya dari Satgas menempatkan komunitas sebagai bagian pilar penting dalam penanganan penyebaran Covid-19. Dengan terbatasnya tenaga kesehatan dari pemerintah, komunitas dapat berperan besar, terlebih di daerah-daerah pelosok yang sulit terjangkau oleh tim medis.
"Bukan hanya dukungan dari komunitas yang kami harapkan, saran dan kritik juga kami nantikan untuk mempercepat penanganan covid-19 seperti program vaksinasi. Kalau ada informasi yang cepat tentu akan ada solusi yang lebig baik juga," jelasnya.
Tim TAGANA KITA yang ikut dalam webinar ini berasal dari berbagai pulau di Indonesia timur, dari Papua, Sulawesi, Kalimantan, Ambon, Nusa Tenggara (NTT-NTB), Bali, serta Pulau Jawa. Ratusan komunitas dengan ribuan anggota tersebut berasal dari berbagai latar belakang seperti dari komunitas motor, pecinta alam, esport, fans club, hingga karang taruna.
Bagikan
Kolaborasi KITA
3 tahun yang lalu