Jumat, 26 September 2025 22:55 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SOLO (Soloaja.co) - Suasana Kota Bengawan kini semakin berwarna dengan kehadiran irama-irama Latin yang penuh gairah. Latinos, sebuah grup band yang dibentuk dua tahun lalu, mulai menggebrak panggung kafe dan hotel di Solo dan Jogja, membawa genre musik yang masih jarang ditemui di kota budaya ini.
Dipimpin oleh Santiago, seorang musisi asli Spanyol yang sudah menetap di Solo selama 12 tahun, Latinos lahir dari kerinduannya akan musik dari tanah kelahirannya.
"Saya sering ke kafe-kafe di Solo tapi belum pernah lihat band yang membawakan genre seperti ini, Saya pikir, mungkin belum ada, jadi ini kesempatan. Siapa tahu banyak orang yang belum tahu musik Latin, tapi setelah dengar, mereka akan suka." kata Santiago, ditemui saat tampil di Canting Londo Zigna Kampung Laweyan Hotel dalam spesial event pada Jumat (27/09).
Dari Spanyol Hingga Brazil, Lantunan Lagu untuk Menari
Latinos tidak hanya menawarkan lagu-lagu Latin yang familiar seperti "Besame Mucho" dan "Macarena," tetapi juga memperkenalkan repertoar yang lebih luas, mulai dari lagu-lagu Spanyol, Argentina, Brazil, hingga Kuba. Mereka punya lebih dari 70 lagu yang siap dimainkan dalam setiap pertunjukan.
Santiago menjelaskan, bandnya seringkali memainkan lagu-lagu lama dengan aransemen yang lebih modern, namun tetap mempertahankan suasana Latin yang kental dan akrab untuk menari.
Formasi solid Latinos saat ini terdiri dari Santiago (drum & perkusi), Adib (gitar akustik), Yoga (bass), Bayu (piano), serta Wulan dan Wahyu (vokal). Band ini juga berencana menambah personel untuk memperkaya instrumen seperti terompet dan organ.
“Kami ingin orang-orang menikmati dan bisa kembali lagi dengan suasana yang kami tawarkan,” tambah Santiago.
Kolaborasi dan Optimisme di Kota Budaya
Bayu, sang pianis, menambahkan bahwa meskipun musik Latin jarang ditemukan di Solo, ia sangat optimis genre ini bisa diterima dan meramaikan Solo sebagai kota musik.
Latinos juga sedang menjalin kolaborasi dengan komunitas-komunitas tari Latin di Jogja dan berencana memperluas jaringannya ke Solo.
"Kami ingin membuat komunitas dan mulai dance. Siapa tahu nanti ada yang tertarik mau belajar, lalu kita bisa membawa guru dance," jelas Santiago, bersemangat.
Meskipun musik Latin identik dengan pertunjukan outdoor, band ini membuktikan bahwa dengan perpaduan tari, mereka juga bisa memukau penonton di dalam ruangan.
Latinos telah menjadi home band rutin di sejumlah tempat di Solo, seperti Nawa Bistro, Canting Londo Zigna Kampung Laweyan Hotel, dan juga merambah panggung di Jogja. Mereka juga berencana mengembangkan sayap ke Surabaya dan Bali.
Kehadiran Latinos membuktikan bahwa Solo, sebagai kota budaya, memiliki ruang yang luas untuk menikmati dan mengapresiasi keberagaman musik dari seluruh penjuru dunia.
Bagikan