Empat Pilar Kebangsaan
Kamis, 03 Februari 2022 16:55 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SOLO (Soloaja.co) - Sebagai kota multikultural, Perayaan imlek di solo setiap tahunnya begitu meriah, dengan adanya tradisi menonton lampion yang dipasang di kawasan pasar gede, balaikota, dan tempat lainnya. Megahnya instalasi khas tersebut mengundang wisatawan tidak hanya yang berasal dari surakarta, namun juga pengunjung dari kawasan sekitarnya.
Euforia masyarakat untuk menyaksikan keindahan membuat ada kebijakan berbeda dalam perayaan Imlek tahun ini.
Dalam rapat koordinasi panitia pelaksana bersama walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan jajaran, panitia sepakat untuk membatasi jam operasional lampion solo dari jam 17.00 - 21.00.
Eva Yuliana selaku anggota DPR RI dari Dapil Kota Surakarta mendukung kebijakan tersebut. “Matur nuwun pak Wali yang memahami situasi dan kondisi. Masyarakat solo diberi hiburan dengan indahnya lampion-lampion yang bertaburan. Langkah untuk membatasi jam operasional agar tidak terjadi kerumunan merupakan langkah yang baik,” ujar Eva dalam keterangan tertulisnya, Kamis 3 Januari 2022.
Perempuan asal Surakarta tersebut juga berpandangan, momentum kegiatan ekonomi harus digalakkan, mengingat festival lampion di Solo bisa mendatangkan wisatawan dari berbagai daerah.
"Roda ekonomi jadi lebih menggeliat, masyarakat terhibur, bisa foto-foto, namun tetap menjaga protokol kesehatan dengan adanya pembatasan jam operasional, saya rasa ini langkah yang arif dan bijaksana yang dilakukan oleh Walikota Surakarta,” imbuh Eva.
Pemasangan 1000 lmpion di Solo dilakukan karena situasi di Solo relatif terkendali dan juga untuk mendorong ekonomi, UMKM dan PKL yang ada di sekitaran festival lampion tersebut.
“Festival lampion adalah acara budaya yang dinanti masyarakat, tidak hanya mereka yang beretnis Tionghoa, namun juga oleh warga Solo dan Sekitarnya, ini untuk meningkatkan citra kota Surakarta sebagai kota yang bhineka dan toleran,” tutup Eva.
Bagikan