Konflik Keraton Memanas: Kubu Purbaya Ganti 10 Gembok Pintu Vital Termasuk Museum Keraton

Minggu, 14 Desember 2025 10:52 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1001140089.jpg
Salah satu gembok yang di ganti Pintu Kamandungan Karaton Surakarta (Soloaja)

SOLO (Soloaja.co) – Perselisihan internal di Keraton Kasunanan Surakarta kembali memuncak. Kubu Pakubuwono (PB) XIV Purbaya mengganti gembok pada 10 pintu vital di lingkungan Keraton pada Sabtu (13/12) sore, sekitar pukul 15.00 WIB.

Aksi ini dilakukan saat sejumlah kerabat Karaton diantaranya GKR Wadansari atau Gusti Moeng dan KGPH Hangabehi, yang bertanggungjawab atas Museum Keraton, sedang berada di Jakarta untuk memenuhi undangan Kementerian Kebudayaan.

BRM Suryo Mulyo, cucu PB XIII, menyayangkan tindakan tersebut, khususnya pergantian gembok di pintu Museum dan Kori Kamandungan.

 “Pergantian di museum itu kurang pas, karena ada pihak BPK yang melakukan konservasi dan revitalisasi di sana,” ungkapnya. Suryo Mulyo menyebut pergantian gembok dilakukan oleh rombongan yang dipimpin oleh "mbakyu Sinuhun Purboyo" dengan melibatkan sekitar 20 orang.

Alasan Tolak Beri Akses Kunci

Juru Bicara PB XIV Purbaya, KPA Singonagoro, membenarkan pergantian gembok dan menjelaskan bahwa langkah ini terpaksa dilakukan karena permintaan kunci secara baik-baik tidak direspons.

“Gusti Kanjeng Ratu Panembahan Timur sudah mengirimkan surat permintaan kunci ke Gusti Moeng. Karena selama ini kunci-kunci yang seharusnya dipegang oleh badan, dipegang sama beliau,” ujar Singonagoro.

Menurutnya, penggantian gembok bertujuan agar "bebadan" (badan pengurus) Sinuhun PB XIV Purboyo dapat segera bekerja dan menempati kantor masing-masing.

Total 10 pintu vital yang gemboknya diganti meliputi Kori Kamandungan, Kasentanan, Kantor Sasana Wilopo, Perpustakaan, Hondrowino, hingga Museum.

Bantah Pengusiran

Singonagoro membantah keras narasi yang menyebut pergantian gembok sebagai upaya pengusiran. Ia menekankan bahwa pihaknya selalu menginginkan perdamaian.

“Saya garis bawahi lagi bahwa ini tidak ada pengusiran,” tegasnya. Namun demikian, ia menambahkan bahwa ke depan akan dilakukan pendataan untuk memperjelas status dan identitas orang-orang yang berada di lingkungan Keraton.

Informasi pengusiran tersebut disampaikan oleh salah satu petugas Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah X, Aldila Christian yang tengah melakukan pendataan di dalam Museum. Ia mengatakan, mereka disuruh keluar tanpa diberikan alasan. Bahkan saat ini sejumlah barang perlengkapan dari BPK masih tertinggal didalam Museum.