Ketua Komnas Anak Merdeka Sirait Cek Lokasi Proyek Tidak Ramah Anak di Solo, "Saya Akan Surati Walikota"

Sabtu, 18 Februari 2023 18:50 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

ketua komnas perlindungan anak Arist Merdeka Sirait saat datangi proyek RS Kasih Ibu Solo.jpeg
ketua komnas perlindungan anak Arist Merdeka Sirait saat datangi proyek RS Kasih Ibu Solo (soloaja)

SOLO (Soloaja.co) – Warga Purwosari, Laweyan, Solo, mengeluhkan proyek pembangunan RS Kasih Ibu. Warga mengeluhkan rumah mereka rusak karena getaran pekerjaan proyek, air sumur bau, kebisingan, debu dan secara psikologis anak anak terganggu tidak belajar karena proyek dikerjakan sampai tengah malam.

Warga sudah mencoba melapor dan protes, namun tidak ada tanggapan serius, bahkan terkesan di ping pong. Coba mediasi dengan rumah sakit tapi dilempar ke proyek, saat ke proyek disuruh ke rumah sakit.

Saat ini permasalahan tersebut menjadi perhatian Arist Merdeka Sirait, Ketua Komnas Perlindungan Anak, yang prihatin dengan kelalaian proyek yang mengakibatkan terganggunya hak anak.

“Peristiwa seperti ini sering terjadi, pekerjaan proyek yang tidak ramah anak. Padahal Solo Kota Ramah Anak. Sepertinya sepele tapi ini harus diselesaikan,” kata Arist Merdeka, yang berkesempatan datang langsung ke lokasi rumah warga yang berbatasan dengan proyek, Sabtu 18 Februari 2023.

“Kami akan kirim surat pada Walikota Solo,anak-anak terdampak proyek harus diamankan, harus ada solusi untuk masalah ini, seperti misal keluarga dengan anak-anak dipindahkan sementara, atau bantuan sekolah anak, atau rekreasi,” imbuh Arist.

Arist juga berjanji akan mendukung penuh bilamana kasus ini tidak bisa selesai dengan musyawarah dan naik ke ranah hukum. “Kalau ada proses hukum kami siap mendampingi warga.” Pungkas Arist. 

Menurut informasi, warga terdampak radius 20 meter ada 36 KK dengan 15 anak. Rumah yang berbatasan langsung tembok proyek ada 6 rumah dan semuanya mengalami kerusakan seperti tembok retak, kaca pecah hingga air sumur keruh dan bau.

Dikatakan di awal pembangunan, pekerjaan tersebut dikerjakan sampai pukul 6 sore saja. Tapi kenyataannya sampai jam 10 bahkan sering sampai diihari

Pihak RT dan Kelurahan sudah berusaha menjembatani musyawarah dengan pihak rumahsakit atau kontraktor tapi belum menemui titik temu.

Warga sempat mengusulkan pekerjaan proyek hingga pukul 6 sore sesuai perjanjian awal, atau kalaupun lembur tanpa kebisingan. Sedangkan untuk 3 KK yang paling terdampak karena rumah mereka semi permanen hingga getaran proyek lebih terasa kami usulkan untuk dipindahkan sementara sampai proyek selesai, tapi belum ada tanggapan sama sekali.