Puspo Wardoyo
Kamis, 21 Juli 2022 09:08 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SOLO (Soloaja.co) – Satu lagi destinasi wisata alam yang unik di pinggir kota Solo, Kali Pepe Land, destinasi wisata kuliner di pinggir (sungai) Kali Pepe yang yang membelah kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali, kini viral dan ramai dikunjungi.
“Silakan semua bisa datang ke kawasan ini. Gak harus beli makanan. Jalan-jalan menikmati tempat ini bebas. Ini ruang untuk publik, jadi sarana srawung warga. Saya senang kalau warga bisa menikmati kawasan ini,” ungkap Puspo Wardoyo owner Kali Pepe Land yang jug abos kuliner Wong Solo Group, saat ditemui di Kali Pepe Land, Rabu 20 Juli 2022.
Kawasan Kali Pepe Land ini dibangun Puspo dengan kocek pribadi, menyediakan taman yang komplit, ada sejumlah wahana permainan anak, aneka stand kuliner dengan harga murah, ada sejumlah spot selfie dan yang istimewa ada panggung musik dengan standart konser.
Lahan milik Puspo berada di sisi utara tepi Sungai Kali Pepe masuk wilayah Desa Gagak Sipat, Ngemplak, Kabupaten Boyolali seluas 4 ribu meter persegi dan akan ditambah menjadi 1,5 Ha. Lahan itu diubah menjadi tujuan wisata kuliner baru. Ada area parkir cukup luas, kemudian tempat kuliner menghadap sungai.
Belum puas, Puspo kemudian menyewa lahan milik desa yang ada di sisi selatan sungai untuk memperluas kawasan wisata dan ruang publik tersebut. Lahan desa yang disewa seluas 12 ribu meter persegi. Sehingga jika digabung maka kawasanm. Kali Pepe Land itu, termasuk bantaran sungai yang ditata, mencapai hampir 4 hektare.
“Kawasan ini baru tertata 30 persen, masih penyelesaian beberapa kawasan. Ada Lori kuno, ada wahana rafting, penataan sungai dan lahan parkir, pokoknya penataan jalan terus,” ungkap bos Wong Solo Grup.
Puspo mengaku terinspirasi di sejumlah kota di Eropa, bahwa tepian sungai juga bisa dimanfaatkan untuk aktifitas ruang terbuka, mulai dari seni budaya, wisata, kuliner dan kegiatan kegiatan ekonomi lainnya. Tapi di Indonesia kebanyakan hanya dibiarkan kumuh begitu saja bahkan dipakai pemukiman.
Agar antara lahan yang ada di sisi utara dan selatan bisa terhubung, Puspo rela membuat jembatan secara mandiri dengan konstruksi yang kokoh dengan nikai sekira Rp 1,5 miliar. Jembatan ini selain digunakan untuk melayani pengunjung Kali Pepe Land, juga sengaja dibuat Puspo untuk memfasilitasi mobilitas warga antar dua daerah yang terpisah sungai hingga jembatan dengan konstruksi besi itu bisa dipakai lalu lintas warga.
Kawasan kali pepe land juga terdapat peninggalan sejarah berupa jembatan lori. Yakni kereta yang untuk mengangkut tebu dari kebun menuju pabrik gula di Colomadu. Jembatan itu diperkirakan dibangun pada abad 18, sekarang masih terputus dan akan dibuatkan replika untuk menyambungkan kembali.
Konsep wisata tepi di Sungai Pepe yang digagas Puspo Wardoyo berdampak rantai ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat sekitar. Tempat itu kini mempekerjakan ratusan tenaga kerja, mulai penjaga parkir, penjaga stand makanan, tukang bersih-bersih, tukang masak, dan lainnya.
Belum lagi penjual di pasar tumpah yang digelar di kawasan itu setiap hari Minggu. Ada ratusan pedagang UMKM tumplek blek di kawasan itu untuk menawarkan dagangannya. Puspo Wardoyo sengaja memfasilitasi UMKM untuk berjualan di tempat itu setiap Hari Minggu.
“Syaratnya harus UMKM, silakan jualan di pasar tumpah di Kali Pepe Land ini. Agar mereka bisa hidup dan tumbuh juga,” kata Puspo.
Apa yang dilakukan Puspo Wardoyo ini bagian dari program pemerintah merevitalisasi fungsi sungai. Tak hanya untuk untuk fungsi pengairan melainkan juga bisa difungsikan untuk kegiatan ekonomi, wisata dan budaya.
Menurut Puspo, kawasan tepi sungai dapat dimanfaatkan secara maksimal dan dikembangkan potensinya terutama didalam bidang pariwisata. Termasuk wisata edukasi dalam bidang pertanian, peternakan dan usaha kerajinan.
Kawasan tepi sungai ini posisinya strategis, sehingga menarik minat para pengunjung untuk mengunjungi kawasan tepi sungai ini untuk rekreasi. Selain tujuan obyek wisata, kawasan tepi sungai ini juga sebagai kawasan hiburan dengan berbagai macam aktivitas pendukungnya.
Bagikan