Dukung Kemandirian Pesantren, BI Solo Tebar 15 Ribu Benih Lele di Ponpes Hidayatul Ulum

Rabu, 23 Februari 2022 20:07 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

IMG-20220223-WA0030.jpg
BI Solo Tebar benih lele di Ponpes Hidayatul Ulum Karanganyar

KARANGANYAR (Soloaja.co) - Pondok pesantren memiliki potensi yang sangat besar, ponpes memiliki peran yang strategis dalam membangun basis ekonomi nasional yang kuat berdasarkan ekonomi syariah melalui kemandirian ekonomi pesantren. Kemandirian ini akan dicapai dengan fungsi ponpes yang tidak hanya sebagai penyelenggara fungsi pendidikan dan dakwah, namun juga memiliki fungsi pemberdayaan masyarakat melalui unit usaha.

Bank Indonesia melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) menggandeng HEBITREN (Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren), melakukan penguatan rintisan usaha di sektor pertanian dan sektor perikanan.

BI Solo dan Hebitren Soloraya melakukan Program green house berbasis IoT ini antara lain berada di Ponpes Takmirul Islam Solo, Ponpes Darul Qur’an Sragen, Ponpes Kyai Ageng Selo Klaten, Ponpes Ar Ruqoyah Wonogiri dan Ponpes Darul Abror Boyolali. 

Peresmian program dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia di Ponpes Takmirul Islam Solo pada awal Februari 2022. Sementara untuk usaha budidaya perikanan difokuskan pada dua lokasi, yaitu di Ponpes Hidayatul Ulum Kabupaten Karanganyar dan Ponpes Al Hikmah Kabupaten Sukoharjo. 

"Sebagai bentuk apresiasi kepada ekosistem HEBITREN Solo Raya, dilaksanakakan peresmian usaha budidaya perikanan dan tebar benih perdana sebanyak 15.000 ekor lele di Ponpes Hidayatul Ulum Karangpandan, Karanganyar." Kata Kepala BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, Rabu 23 Februari 2022.

Peresmian tersebut juga dihadiri oleh Bupati Karanganyar, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Pengurus HEBITREN Solo Raya, Pengurus Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Karanganyar dan Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Ulum Karangpandan. 

Bupati Karanganyar Juliyatmono berharap bantuan tersebut memberi manfaat bagi santri Hidayatul Ulum dan pengembangan pesantren. 

Pada kegiatan ini secara simbolis PSBI juga diserahkan kepada Pondok Pesantren Darul Amal berupa sarana prasarana pendidikan (perangkat komputer) dan kepada Klaster Bawang Putih Poktan Taruna Tani Maju berupa sarana prasarana produksi (antara lain berupa panel ultraviolet, traktor capung, mesin pompa air dan sprayer elektrik pertanian). 

Peran ponpes tersebut termasuk dalam salah satu pilar cetak biru Bank Indonesia dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Bank Indonesia bersama pemangku kepentingan lainnya senantiasa bersinergi dalam membangun rantai nilai halal (halal value chain) melalui pengembangan industri halal di sisi input, produksi, proses produksi dan pemasaran. 

Beberapa inisiatif, kolaborasi, dan sinergi telah dilakukan termasuk dengan ponpes yang memiliki potensi yang sangat besar sebagai pelaku industri halal ke depan. Hal ini juga menjadi upaya kolaboratif untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen produk halal dunia. Upaya ini diharapkan dapat mengangkat industri halal menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru Indonesia ke depan.

Pengembangan ekosistem rantai nilai halal difokuskan kepada 5 sektor prioritas, yaitu pertanian terintegrasi, halal food, halal fashion, energi baru dan terbarukan serta pariwisata ramah muslim. Program pengembangan kemandirian ekonomi ponpes serta sinergi dan linkage dengan UMKM dan korporasi diharapkan dapat mendorong peran ponpes sebagai penggerak utama dalam ekosistem rantai nilai halal.

Terdapat tiga prasyarat kemajuan bisnis ekonomi dan keuangan pesantren dengan pendekatan manajemen ekonomi dan bisnis modern. Pertama, keuletan dan daya tahan. Kedua, memperkuat jejaring/silaturahmi bisnis antara lain melalui Hebitren. Ketiga, memperkuat pengetahuan dan pemberdayaan ekonomi pesantren melalui Ekosistem Rantai Nilai Halal. Harapannya, model pengembangan ekosistem rantai nilai halal tersebut dapat direplikasi oleh berbagai pihak dalam pengembangan ekonomi di pesantren.