Dukung Digitalisasi Pertanian Sukoharjo, BI Solo Serahkan Bantuan Alat Sensor Kesuburan Tanah

Rabu, 07 Juni 2023 15:28 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

IMG-20230607-WA0058.jpg
Bupati Sukoharjo bersama Kepala BI Solo panen padi kluster modern farming desa Majasto Sukoharjo (Soloaja)

SUKOHARJO (Soloaja.co) -Bank Indonesia (BI) Solo mendukung teknologi digital pertanian sisi hulu untuk pertanian di Kabupaten Sukoharjo, yakni dengan dilaksanakan Klaster Padi Modern Farming. 

Selain menggunakan peralatan pertanian modern, klaster ini menerapkan alat sensor tanah yang mampu membaca kadar PH, Nitrogen, Fosfor, dan Kalium (NPK) disertai aplikasi yang dapat memberikan rekomendasi jadwal, jumlah, dan jenis pupuk yang dibutuhkan tanah. 

"Teknologi ini membantu petani melaksanakan budidaya secara lebih mudah, presisi, dan efisien sehingga tidak lagi menggunakan ‘ilmu kira-kira’ dalam budidaya pertanian. Teknologi ini tidak mahal dan mudah dalam pengoperasian serta berbentuk portable sehingga dapat dipakai oleh hampir seluruh petani baik milenial maupun bukan." Kata Kepala BI Solo Nugroho Joko Prastowo, di Desa Majasto, Sukoharjo, Rabu 7 Juni 2023.

Disampaikan Nugroho, penggunaan teknologi ini dikombinasikan dengan inovasi sistem pertanian Jaga Bumi, yaitu sistem pertanian ramah lingkungan dan mandiri pupuk, serta memakai pestisida nabati. Hal ini sekaligus menjawab trend meningkatnya kebutuhan konsumen atas produk yang sehat dan ramah lingkungan.

Untuk mendorong regenerasi petani, kombinasi program digitalisasi di sisi hulu dan tani Jaga Bumi ini telah diuji coba di lahan petani milenial dan selanjutnya dibandingkan dengan lahan yang tidak menggunakan kedua program ini. Hasil di lahan petani milenial menunjukkan adanya pengurangan penggunaan pupuk dan peningkatan produktivitas dibandingkan dengan lahan tanpa menggunakan alat ini.

Peningkatan efisiensi biaya produksi mencapai 10% dan produktivitas mencapai 12%. Melihat hasil ini, petani di wilayah Kecamatan Tawangsari semakin antusias menerapkan program ini dan diikuti beberapa wilayah lainnya.  

Alat sensor tanah ini kini telah dimanfaatkan di lahan anggota klaster di beberapa kecamatan di Kabupaten Sukoharjo secara bergiliran. Klaster ini meliputi 6 desa yaitu Desa Kateguhan, Pojok, Dalangan, Majasto, Tangkisan dan Ponowaren. 

Dalam kegiatan ini, Bank Indonesia menyerahkan kepada anggota klaster 1 (satu) unit alat sensor tanah tambahan dan melengkapi 1 (satu) unit alat yang telah diberikan di tahun sebelumnya. 

"Penambahan alat ini diharapkan dapat mengakomodasi antusiasme petani yang semakin meningkat dalam memanfaatkan alat sensor tanah ini." Imbuh Nugroho.

Disampaikan Bupati Sukoharjo Etik Suryani, Keterlibatan petani milenial dalam pelaksanaan panen padi bersama ini merupakan wujud komitmen dan sinergi dalam upaya pengendalian inflasi dengan melibatkan petani milenial.

"Peningkatan produktivitas tersebut diharapkan dapat semakin memperkuat posisi kabupaten Sukoharjo dan kabupaten lainnya di Solo Raya sebagai lumbung padi." Ungkap Bupati Sukoharjo.

Kegiatan ini juga diikuti oleh PAU Pedaringan Surakarta untuk mendorong peningkatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) yang menjadi salah satu fokus sinergi dan kolaborasi pengendalian inflasi sebagai tindak lanjut atas pelaksanaan GNPIP di level regional. 

Kegiatan panen bersama ini juga penting untuk menunjukkan pentingnya pemanfaatan teknologi dan inovasi program seperti tani Jaga Bumi serta regenerasi petani yang dapat beradaptasi dengan teknologi dalam budidaya pertanian dalam rangka mendorong ketahanan pangan. 

Selain itu, kegiatan panen bersama ini menunjukkan kesiapan pasokan dalam rangka menghadapi risiko siklus kenaikan inflasi ke depan agar laju inflasi 2023 dapat lebih rendah dari tahun lalu.