Bunda Literasi Nawal Arafah Ajak Komunitas Hidupkan Taman Baca Desa

Rabu, 26 November 2025 22:00 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1001075404.jpg
Bunda Literasi Jateng Nawal Yasin berkunjung Kendal dorong literasi sampai ke desa (Humas Jateng)

KENDAL (Soloaja.co) – Menyambut program literasi yang diusung Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Bunda Literasi Provinsi Jawa Tengah, Hj. Nawal Arafah Yasin, M.S.I, terus berupaya meningkatkan budaya gemar membaca di tengah masyarakat. Salah satu strateginya adalah dengan menggandeng berbagai komunitas literasi yang ada di daerah.

Hal ini disampaikan Nawal Yasin usai menghadiri Sarasehan Pegiat Literasi Kabupaten Kendal bertema "Membangun Budaya Baca dari Akar Rumput" di Perpustakaan Daerah Kendal, Rabu (26/11/2025). 

Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kendal dan Pelataran Sastra Kaliwungu tersebut dihadiri puluhan pegiat dari berbagai komunitas.

Menurut Nawal, komunitas dan pegiat literasi memegang peran krusial dalam menggerakkan kesadaran membaca, terutama di kalangan akar rumput.

"Menggerakkan literasi dari akar rumput ini seperti komitmen kita dari awal, bagaimana kita menghidupkan literasi-literasi dari tingkat desa. Rumah baca di desa harus lebih dikembangkan lagi," ujarnya.

Angka Gemar Membaca dan Potensi Besar Jateng

Nawal mengungkapkan, berdasarkan data BPS per Mei 2025, Tingkat Gemar Membaca (TGM) Provinsi Jateng tercatat sekitar 73,13, dengan frekuensi membaca antara 5-6 kali per minggu. Untuk meningkatkan angka tersebut, Nawal mendorong komunitas agar mengaktifkan Taman Baca Masyarakat (TBM) dan perpustakaan desa melalui berbagai aktivitas literasi.

Jawa Tengah memiliki potensi besar dengan ketersediaan sarana yang melimpah, tercatat memiliki 1.297 TBM, 6.127 perpustakaan desa, dan 21.995 perpustakaan sekolah.

"Dengan adanya taman baca kita yang jumlahnya banyak, ini menjadi salah satu potensi. Di samping lagi, kita memiliki komunitas yang sangat luar biasa. Ini menjadi salah satu jawaban untuk tantangan yang ada," ungkap Ketua TP PKK Jateng ini.

Tantangan Literasi Digital

Nawal juga menegaskan bahwa pemahaman tentang literasi perlu diperluas. Literasi tidak sebatas membaca dan menulis buku, tetapi mencakup setiap proses yang melibatkan transfer dan pengolahan informasi.

"Literasi sebenarnya tidak hanya membaca dan menulis buku, tapi bagaimana proses literasi ini adalah menyerap informasi, mengolah informasi, untuk menjadikan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan kita," bebernya.

Salah satu tantangan serius yang dihadapi saat ini adalah anak-anak yang belum selesai dengan literasi baca tulis dasar, namun sudah dihadapkan pada disrupsi teknologi. Menjawab hal ini, Nawal mendorong agar keterampilan literasi digital ditanamkan sejak dini. 

Pihaknya juga mengajak pemanfaatan koleksi buku digital milik Perpustakaan Nasional yang mudah diakses. "Ayo kita baca buku lewat digital," tandasnya.

Di tempat yang sama, Pegiat literasi dari Lembaga Seni dan Budaya Muslimin (Lesbumi) PCNU Kendal, Muslichin, menilai kehadiran Bunda Literasi diharapkan mampu menginspirasi dan menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya budaya membaca di berbagai kalangan.