Rahmad Handoyo
Kamis, 11 Januari 2024 21:32 WIB
Penulis:Kusumawati
Editor:Redaksi
SEMARANG (Soloaja.co) - Mempercepat penurunan angka stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Jawa Tengah bersama mitra kerja yaitu anggota Komisi IX DPR RI, melakukan Sosialisasi "Komunikasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting''. di Hall Villa Onengan, Tuntang, Kabupaten Semarang, Kamis 11 Januari 2024.
Hadir sebagai narasumber Tuti N. Roosdiono (anggota Komisi IX DPR RI), dr Ratih Dewantisari (Perwakilan BKKBN Jateng), dan Ganti Sumiati (Perwakilan Dinas DP3AKB Kabupaten Semarang).
Dalam paparannya, Tuti N Roosdiono menekankan pentingnya menurunkan angka stunting, karena berhubungan erat dengan masa depan Indonesia emas.
Untuk menekan angka stunting bisa dengan berbagai cara, yaitu asupan gizi dan nutrisi bagi ibu hamil dan balita harus seimbang.
"Menangani stunting harus menyeluruh, ibu hamil harus kita perhatikan, begitu pula dengan balita. Untuk konsepnya, nanti ada ahlinya dari BKKBN, biar dipaparkan lebih lanjut," kata Tuti.
Sebagai mitra kerja BKKBN dalam menurunkan angka stunting, Tuti selalu mendorong untuk kesehatan masyarakat secara luas.
"Kalau semua masyarakat menerapkan hidup sehat dan sadar betul akan arti pentingnya menurunkan angka stunting, kerja pemerintah semakin ringan, tinggal mendorong saja agar lebih baik lagi," kata Tuti.
Narasumber dari BKKBN Jateng, dr Ratih Dewantisari mengingatkan kepada ratusan peserta sosialisasi, agar tidak main-main dalam mengasuh anak balita dan menjaga ibu hamil.
Yang perlu diperhatikan, lanjut dr Ratih, selama seribu hari pertama kehidupan (HPK), nutrisi dan gizi bayi sangat penting.
"Selama dalam kandungan, kita semua harus memperhatikan ibu hamil, saling mengingatkan, apakah ibu hamil di sekitar kita sudah memeriksakan kesehatannya atau belum, sudah makan makanan yang bergizi atau belum, dan lain sebagainya. Kerja bersama itu penting," kata dr Ratih selaku Sekretaris Tim KIE Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Perwakilan BKKBN Jateng.
Ibu hamil, lanjut Ratih, tidak boleh stress dan tidak boleh kekurangan zat besi. Setiap memeriksakan kesehatannya, ibu hamil akan diberi pil penambah darah untuk mengatasi semua itu.
Sedang untuk balita, harus diberi ASI eksklusif setelah lahir sampai 6 bulan. Pemberian ASI tetap dilanjutkan sampai usia 2 tahun dengan tambahan makanan pendamping.
"Untuk mendapatkan protein, anak bisa mengkonsumsi telur dua butir sehari, sayuran, ikan, daging dan sebagainya," kata Ratih.
Balita yang beresiko stunting, orangtuanya harus sabar dan telaten. Stunting bisa dikoreksi selama seribu hari pertama kehidupan yaitu sejak dalam kandungan sampai bayi berusia 2 tahun.
"Stunting bisa dikoreksi selama seribu hari pertama kehidupan atau bayi usia dua tahun. Orang tua harus telaten dalam memberikan asupan gizi dan nutrisinya," ujar Ratih.
Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Sejahtera Dinas P3AKB Kabupaten Semarang, Ganti Sumiati mewanti-wanti, agar ibu yang sudah melahirkan, segera melakukan program Keluarga Berencana (KB). Keuntungan ikut KB banyak sekali manfaatnya. Orangtua bisa lebih fokus merawat balitanya. ASI yang dihasilkan kualitasnya juga lebih baik.
Kalau tidak ikut KB, lanjut Ganti, dikhawatirkan ibu hamil lagi, sehingga bayi yang sudah lahir tidak terawat dengan baik.
"Jangan sampai ada dua balita dalam satu keluarga, nanti ibunya repot. Kualitas ASI nya juga terganggu, bayi tidak terawat maksimal. Nanti dikhawatirkan stunting," pungkas Ganti.
Bagikan