Berita Gembira untuk Guru Agama, Wagub Jateng Janjikan Kenaikan Insentif Jadi Rp300 Miliar Tahun Depan

Kamis, 21 Agustus 2025 16:03 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1000723243.jpg
Gus Yasin dalam acara Multaqo Sanawi Internasional (Humas Jateng)

BREBES (Soloaja.co) - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, membawa kabar baik bagi para guru agama di provinsi ini. Dalam sebuah pertemuan ulama di Pondok Pesantren Darussalam Jatibarang, ia mengumumkan rencana peningkatan insentif guru agama dari Rp250 miliar menjadi Rp300 miliar pada tahun 2026.

"Insya Allah, tahun depan akan kami tingkatkan. Ini belum final, jadi kami minta doa dan mengajak bareng-bareng untuk mengawalnya," ujar Gus Yasin, sapaan akrabnya, di acara Multaqo Sanawi Internasional ke-33 pada Kamis (21/8).

Ia menjelaskan bahwa komitmen ini merupakan bentuk perhatian pemerintah provinsi terhadap kesejahteraan para pendidik agama. 

Setiap guru agama, baik muslim maupun non-muslim, saat ini menerima insentif Rp1,2 juta per tahun, yang dicairkan setiap tiga bulan. Berdasarkan data Kanwil Kemenag Jateng, pada 2025 tercatat ada lebih dari 230 ribu guru agama penerima insentif.

Apresiasi untuk Hafiz dan Pentingnya Keteladanan
Selain insentif, Gus Yasin juga menegaskan bahwa program penghargaan untuk santri penghafal Al-Qur’an akan diperkuat. 

Para hafiz dan hafizah yang khatam akan mendapat hadiah Rp1 juta saat wisuda. "Semoga ini jadi amal kami di pemerintah kepada ulama dan penghafal Al-Qur’an," imbuhnya.

Gus Yasin menambahkan, forum ulama seperti ini sangat penting sebagai teladan bagi masyarakat. Di tengah era yang banyak dihuni orang pintar, ia menilai pertemuan ini menjadi contoh bagaimana masyarakat bisa duduk bersama dan saling menghormati, sekaligus menunjukkan pentingnya adab dan kerendahan hati.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam, KH Sholeh Basalamah, menekankan peran pemikiran Abuya Al Malikiy yang mampu memakmurkan pikiran dan hati umat. 

Acara multaqo ini sendiri dihadiri ulama dari berbagai daerah dan negara, menjadi momentum penting untuk memperkuat peran pesantren dalam membangun bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.