Akselerasi Obat Bahan Alam Nasional, BPOM Dukung UNS Bangun Poliklinik Herbal

Jumat, 05 Desember 2025 14:28 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1001106953.jpg
Kepala BPOM, Prof. Taruna Ikrar, saat mehyampaikan kuliah umum di FK UNS (Soloaja)

SOLO (Soloaja.co) – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta semakin serius dalam pengembangan Tropical Herbs Medicine (Obat Herbal Tropis) dengan rencana mendirikan Poliklinik Herbal. Rencana ambisius ini mendapat dukungan kuat dari Kepala BPOM, Prof. Taruna Ikrar, yang hadir dalam kuliah umum di Fakultas Kedokteran (FK) UNS, Jumat (4/12/2025).

Di hadapan sekitar 100 peserta, Prof. Taruna Ikrar menyoroti potensi besar Indonesia dengan 31.000 jenis tumbuhan berpotensi obat. Namun, ia juga memaparkan kesenjangan besar: dari lebih dari 18.000 jamu yang terdaftar, hanya 73 yang menjadi Obat Herbal Terstandar (OHT) dan 20 produk berstatus Fitofarmaka.

“Badan POM mempunyai otorisasi pengawasan sepanjang siklus hidup obat herbal. Sinergi antar sektor menjadi kunci akselerasi pengembangan obat bahan alam, termasuk kerja sama antara Badan POM dan UNS,” tegas Prof. Taruna.

Kepala BPOM menyatakan, salah satu kendala terbesar adalah standarisasi dan rendahnya minat peneliti kampus untuk melanjutkan riset hingga komersialisasi. Ia juga menyoroti masalah pasar, di mana produk herbal belum sepenuhnya digunakan di fasilitas kesehatan resmi karena adanya regulasi yang mewajibkan pendaftaran obat.

Poliklinik Herbal UNS

Rektor UNS, Prof. Hartono, memaparkan bahwa UNS telah memiliki proposal pembangunan Pusat Pengembangan Tropical Herbs Medicine dan Biomedical Engineering yang terintegrasi dengan RS UNS.

“Publikasi [herbal] kami rata-rata lebih dari 100 per tahun, namun publikasi itu tidak hanya sebatas ke jurnal dan paten, itu harus dihilirisasi,” ujar Prof. Hartono.

Rektor UNS kemudian menyampaikan kabar inisiatif terbaru: Poliklinik Herbal akan segera didirikan di RS UNS.

“Sebentar lagi kami akan mendirikan Poliklinik Herbal. Dokternya adalah dokter yang punya sertifikat untuk memberikan layanan,” ungkap Rektor, seraya meminta BPOM mendampingi agar riset dan layanan tersebut terstandarisasi.

Menanggapi hal ini, Prof. Taruna Ikrar memastikan dukungan penuh pemerintah. “Kami dari Badan POM akan mendukung secara maksimal dan kami siap bekerja sama dengan kampus. Kami berupaya menyelesaikan masalah dengan membantu merevisi peraturan,” tutupnya, memastikan BPOM siap mendampingi riset UNS dari tahap penyiapan bahan baku hingga uji praklinik agar hasilnya dapat meningkatkan jumlah Fitofarmaka nasional.

Kuliah umum ini turut dihadiri Dekan FK UNS Prof. Reviono dan Direktur RSUD dr. Moewardi Zulfachmi Wahab.