AFPI ,OJK dan Bank Mandiri Jajaki Kolaborasi Antar LJK Dalam Fintech Lending Days Yogyakarta

Senin, 31 Oktober 2022 15:29 WIB

Penulis:Redaksi

WhatsApp Image 2022-10-31 at 14.23.32.jpeg

YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2022 – Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Fintech Lending Days di Yogyakarta yang melibatkan 300 peserta dari kalangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), mahasiswa, dan masyarakat umum.

Ketua Umum AFPI Adrian Gunadi mengatakan acara ini dilakukan untuk meningkatkan kolaborasi antar Lembaga Jasa Keuangan (LJK) juga OJK selaku regulator dalam mewujudkan pemerataan inklusi keuangan di Indonesia. Sebelumnya, tiga acara serupa juga telah dilaksanakan di tiga kota lainnya, yakni Malang, Bali, dan Yogyakarta.

“Fitech Lending Days di Yogyakarta kali ini berisi serangkaian kegiatan, termasuk speed dating atau upaya penjajakan potensi kolaborasi antara Bank Mandiri selaku calon mitra pemberi dana (lender) dengan para anggota AFPI selaku penyelenggara jasa fintech lending atau fintech pendanaan bersama. Kunjungan ke UMKM-UMKM di Yogyakarta, lalu ada pula pameran dan talkshow oleh 23 anggota AFPI yang mendukung acara hari ini, baik anggota penyelenggara fintech pendanaan maupun anggota pendukung seperti UKU, Privy, UATAS, Modal Nasional, Easycash, dan CLIK. Semua kita lakukan untuk mengenalkan masyarakat, khususnya UMKM dengan fintech lending guna meningkatkan literasi keuangan dan akses pembiayaan,” kata Adrian pada pembukaan hari kedua acara Fintech Lending Days di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center, Kamis (27/10).

Adrian menambahkan perkembangan industri fintech pendanaan bersama secara nasional sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini. AFPI mencatat, sejak 2017 hingga Agustus 2022, agregat penyaluran pendanaan oleh anggotanya telah mencapai Rp436,12 triliun yang disalurkan oleh 945.131 lender kepada 88,21 juta penerima pinjaman (borrower).

Adapun hingga Desember 2021, Fintech Pendanaan Bersama sudah menyalurkan Rp256 triliun dengan peningkatan setiap tahunnya, dimana tahun 2021 tumbuh 112% secara tahunan, sedangkan tahun 2020 bertumbuh 25%, prediksi pada tahun ini, 2022, penyaluran pertahunnya akan mencapai Rp 250 triliun.

Perkembangan fintech pendanaan bersama yang demikian pesat tidak lepas dari kolaborasi dengan digital ekosistem, penyelenggara fintech lending yang dapat memotret profil risiko UMKM dengan lebih komprehensif.

Termasuk adanya kolaborasi dengan lembaga jasa keuangan lainnya seperti Lembaga Informasi Perkreditan atau LPIP, Perusahaan Penilaian Kredit Digital dengan Data Alternatif, Perusahaan Penyedia Layanan pengenalan pelanggan secara elektronik atau digital yang melibatkan sistem (E-KYC) dan tanda tangan digital, tak lupa juga perbankan, BPR, BPD, dan perusahaan pembiayaan.

“Dengan kolaborasi efektif inilah, maka penyelenggara fintech pendanaan bersama dapat menjangkau pembiayaan ke lebih banyak UMKM di Tanah Air,” ujar Adrian.

Di acara yang sama, Ketua Bidang Edukasi, Literasi dan Riset AFPI Entjik S. Djafar menyebutkan AFPI gencar melakukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat untuk memberikan gambaran peranan fintech P2P lending atau Fintech Pendanaan Bersama di Indonesia yang seiring dengan revolusi industri 4.0 yang mengubah perilaku masyarakat yakni semakin dekat dengan keuangan finansial digital.

Kesenjangan pembiayaan atau credit gap di Indonesia memang masih sangat besar, mencapai Rp1,650 triliun. Credit gap ini juga terjadi khususnya di kalangan UMKM, di mana sebanyak 46,6 juta UMKM masih kesulitan untuk mendapatkan pendanaan dari lembaga jasa keuangan lainnya.

Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi fintech pendanaan bersama karena kebutuhan pembiayaan tersebut tidak hanya terpusat di satu daerah tetapi di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Yogyakarta. Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi yang kuat antara lembaga jasa keuangan yang ada di Indonesia agar cita-cita bersama untuk memeratakan inklusi keuangan bisa segera direalisasikan.

Hingga saat ini, penyaluran pendanaan oleh fintech pendanaan berizin OJK di Yogyakarta secara agregat telah mencapai Rp 5 Triliun. Pendanaan tersebut berasal dari 16.857 lender  dan disalurkan kepada 917.799 borrower .

Adapun outstanding penyaluran dana di Yogyakarta saat ini mencapai Rp614 miliar dan diprediksi akan terus bertumbuh seiring dengan semangat literasi dan inklusi keuangan yang melekat pada produk fintech lending.

“Melihat begitu besarnya peranan fintech pendanaan bersama bagi perekonomian nasional khususnya untuk meningkatkan inklusi keuangan dan akses keuangan UMKM, ke depannya hal-hal tersebut yang akan menjadi perhatian dalam arah strategis AFPI sebagai asosiasi dari penyelenggara fintech pendanaan bersama,” ujar Entjik pada hari pertama penyelenggaraan Fintech Lending Days di Yogyakarta.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan Fintech OJK Tris Yulianta menyebutkan UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia yang kerap menjadi penyelamat di kala krisis melanda. Oleh karena itu, OJK memiliki komitmen tinggi untuk mendukung kemajuan UMKM. Salah satunya adalah lewat edukasi dan upaya mempermudah inklusi keuangan di kalangan UMKM seperti yang dilakukan melalui acara Fintech Lending Days bersama AFPI.

“OJK menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada AFPI yang telah menyelenggarakan kegiatan ini,” ujarnya.

Kepala OJK Daerah Istimewa Yogyakarta, Parjiman menyebutkan pelaksanaan Fintech Lending Days oleh AFPI bersama OJK dan Bank Mandiri di Yogyakarta menjadi momen tepat untuk bisa membangun kerja sama dan sinergi dalam meningkatkan inklusi dan akses keuangan bagi pelaku UMKM di Yogyakarta. 
Pasalnya, UMKM mendominasi hampir 99,99% jenis usaha di Yogyakarta dengan total 341.835 UMKM tercatat yang terdiri atas 323.072 pelaku usaha mikro, 16.653 pelaku usaha kecil, dan hanya 2.110 yang tergolong pelaku usaha skala menengah.

“UMKM produktif merupakan kunci utama dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional. Akan tetapi UMKM ini sering terkendala dalam memperoleh akses terhadap pembiayaan karena minimnya informasi dan profil dari UMKM serta biasanya belum memenuhi persyaratan terkait manajemen risiko,” kata Parjiman.

Sementara itu, VP Corporate Banking Bank Mandiri, Affin Rahman, menyambut baik kesempatan eksplorasi kerja sama antara Bank Mandiri dengan pelaku usaha fintech pendanaan anggota AFPI lewat kegiatan speed dating yang dilaksanakan sebagai bagian dari acara Fintech Lending Days.

“Bank Mandiri siap untuk mengeksplorasi lebih jauh kesempatan kerja sama dan kolaborasi dengan para anggota AFPI demi mewujudkan pemerataan inklusi keuangan di Indonesia, khususnya Yogyakarta. Eksplorasi kerja sama ini tidak terbatas hanya pada channeling tetapi juga berbagai solusi perbankan lainnya yang dapat mempermudah business process secara end to end” ujarnya.