5 Tren Makanan Sehat 2026 yang Wajib Dicoba

Rabu, 31 Desember 2025 15:25 WIB

Penulis:Redaksi Daerah

Editor:Redaksi Daerah

Prediksi 5 Tren Makanan Sehat di Tahun 2026
Prediksi 5 Tren Makanan Sehat di Tahun 2026

JAKARTA – Tren makanan sehat terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Sejumlah konsep yang populer pada tahun-tahun sebelumnya diperkirakan masih bertahan, sementara beberapa makanan yang sempat digandrungi kini mulai kehilangan daya tariknya. Di sisi lain, setiap tahun selalu muncul inovasi baru yang mendorong masyarakat untuk mencoba pilihan makanan yang berbeda.

Memasuki 2026, dunia kuliner sehat diprediksi semakin menarik. Tren yang berkembang tak hanya menitikberatkan pada nilai gizi, tetapi juga mengutamakan pengalaman bersantap yang lebih menyenangkan, eksplorasi rasa yang kreatif, serta manfaat jangka panjang bagi kesehatan fisik maupun mental.

Mengutip Real Simple, berikut sejumlah tren makanan sehat yang diperkirakan akan menjadi sorotan di tahun mendatang.

Baca Juga: Alasan Rasa Ingin Makan Pedas Menurut Penjelasan Ilmiah

Tren Makanan Sehat yang Diprediksi akan Populer di Tahun 2026

Berikut tren makanan sehat yang diprediksi akan populer di 2026:

1. Makanan untuk Kecantikan (Beauty Foods)

Makanan sehat yang akan populer di 2026. (freepik.com)

Selama bertahun-tahun, makanan seperti alpukat, salmon, aneka beri, telur, dan ubi jalar memang sudah dikenal sebagai makanan pendukung kesehatan kulit versi para editor kecantikan. Namun kini, klaim tersebut diperkirakan akan semakin ditonjolkan secara jelas pada produk-produk makanan kemasan.

Kolagen merupakan protein penting yang berperan dalam menjaga struktur rambut, kulit, dan tulang. Ketika kadar kolagen mulai menurun sejak usia 30-an, tanda-tanda penuaan seperti garis halus pun mulai muncul.

Meski kolagen sudah lama menjadi tren, hal yang membuatnya terasa baru menjelang 2026 adalah kemunculan produk-produk siap saji di lemari pendingin, khususnya di bagian produk susu, yang tidak hanya mengandung kolagen tetapi juga memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan pencernaan dan tulang. Contohnya sereal gandum utuh dengan kefir berkolagen dan anggur segar.

2. Lemak Sapi (Beef Tallow)

Setelah tren makanan berbasis nabati mendominasi dalam beberapa tahun terakhir, lemak hewani alami seperti beef tallow kembali menarik perhatian.

Bagi yang belum familiar, beef tallow adalah lemak sapi yang diperoleh dengan cara melelehkan lemak secara perlahan melalui proses yang disebut rendering, mirip seperti kebiasaan lama menyimpan lemak bacon cair di dapur. Setelah dilelehkan, lemak tersebut disaring untuk menghilangkan sisa daging atau kotoran lainnya.

Lemak ini bisa digunakan untuk menumis, menggoreng, memanggang, hingga mengolah aneka kue, serta memberikan cita rasa gurih khas tanpa tambahan bahan pengawet.

Bagi pencinta makanan alami dan tradisional, beef tallow menjadi pilihan alternatif yang menarik dibandingkan minyak dari biji-bijian. Salah satu cara menikmatinya adalah dengan menuangkan beef tallow cair ke atas popcorn untuk sensasi rasa gurih yang berbeda.

3. Asupan Serat (Fiber Maxxing)

Protein masih menjadi favorit banyak orang, akan tetapi serat diprediksi siap menjadi nutrisi yang paling perhatian pada 2026. Serat memiliki peran penting untuk mendukung kesehatan sistem pencernaan, metabolisme dan, rasa kenyang bertahan lebih lama.

Tren ini mendorong produk dengan kandungan serat tinggi sekaligus mengajak masyarakat kembali mengutamakan konsumsi makanan alami seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, serta kacang dan biji-bijian.

Sebagai contoh, mencukupi kebutuhan serat harian dapat dilakukan dengan rutin mengonsumsi kombinasi buah, sayur, gandum utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian hingga mencapai sekitar 25-35 gram per hari.

4. Mentega Spesial (Fancy Butter)

Tren ini mulai menguat sepanjang tahun ini seiring konsumen mencari “kemewahan kecil” sebagai penyemangat di tengah situasi yang penuh tekanan. “Mentega diuntungkan oleh tren kembali ke bahan makanan alami dan autentik,” ujar Janet Helm, MS, RDN, analis budaya pangan global sekaligus pendiri Food at the Helm.

Menurutnya, mentega merepresentasikan kesederhanaan, kepercayaan pada bahan utuh, serta minimalisme pangan, sekaligus membangkitkan nostalgia dan kebangkitan kembali kebiasaan memasak serta memanggang di rumah.

Penjualan mentega pun mengalami peningkatan dan diperkirakan terus tumbuh hingga 2026, didukung oleh hadirnya varian rasa dan bentuk baru. Sejalan dengan meningkatnya minat pada makanan fermentasi, cultured butter, mentega yang dibuat dari krim yang difermentasi dengan kultur bakteri hidup sebelum dikocok juga semakin populer.

Selain itu, mentega majemuk atau compound butter dengan tambahan rasa seperti rempah-rempah atau jamur mulai banyak diminati karena mampu meningkatkan cita rasa masakan rumahan hanya dengan satu atau dua sendok.

Bahkan, mentega majemuk rasa pumpkin spice buatan sendiri bisa menghadirkan kepuasan tersendiri saat dioleskan pada muffin hangat. Sebagai contoh, tumis udang menggunakan mentega dengan sentuhan smoked sea salt, lalu padukan dengan pasta sederhana untuk menghadirkan cita rasa yang lebih kaya dan istimewa.

5. Kreatin (Creatine)

Kreatin tidak lagi dipandang sebagai suplemen untuk binaragawan. Kreatin merupakan sumber energi alami yang dapat meningkatkan performa olahraga dengan membantu mengisi kembali ATP, yaitu bahan bakar utama sel tubuh.

Berbagai penelitian terbaru mengungkap kreatin memiliki manfaat luas, mulai dari mendukung kesehatan otak dan kulit hingga meningkatkan kinerja fisik. Kreatin membantu tubuh menghasilkan energi cepat, mendukung daya ingat, dan mengurangi stres kognitif.

Tren ini menunjukkan nutrisi fungsional kini menawarkan manfaat yang lebih luas, tidak terbatas pada pembentukan otot, tapi juga mendukung kesehatan mental. Salah satu contohnya adalah memperoleh kreatin alami melalui konsumsi daging sapi, ikan, ayam, susu, maupun keju Parmesan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 29 Dec 2025 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 31 Des 2025