1.000 KPM PKH di Pemalang Diwisuda, Siap Nangkring Rp73,9 Miliar

Senin, 17 November 2025 17:19 WIB

Penulis:Kusumawati

Editor:Redaksi

1001041790.jpg
Gubernur Lutfi saat wisuda 1000 keluarga PKH di Pemalang (Humas Jateng)

PEMALANG (Soloaja.co) – Sebanyak 1.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kabupaten Pemalang resmi dinyatakan mandiri dan lulus dari Program Keluarga Harapan (PKH). Wisuda KPM ini digelar dalam acara bertajuk “Graduasi Pemalang Bercahaya; Bansos Sementara, Berdaya Selamanya” di Pendopo Kabupaten Pemalang, Senin (17/11/2025).

Acara ini dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Wakil Menteri Sosial Agus Jabo, serta ribuan KPM yang diwisuda didampingi pendamping PKH.

Dari total 1.000 KPM yang digraduasi, 150 KPM lulus melalui Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi (PPSE), dan 850 KPM melakukan graduasi mandiri setelah diverifikasi mampu memenuhi kebutuhan dasar dan tidak lagi bergantung pada bantuan sosial.

Graduasi Sebagai Bukti Kemandirian

Gubernur Ahmad Luthfi menyatakan bahwa graduasi ini merupakan hasil dari proses panjang dan kerja sama seluruh pihak, bukan hasil instan.
“Bapak Ibu diperhatikan oleh negara terkait kebutuhan sehari-hari, sehingga Bapak Ibu bisa mandiri. Percayalah kita semua tidak akan meninggalkan Bapak Ibu, meskipun hari ini diwisuda,” ujar Ahmad Luthfi.

Gubernur juga merencanakan graduasi serentak 40.000 KPM dari 35 kabupaten/kota di GOR Jatidiri, Semarang, sebagai contoh nyata keberhasilan program pengentasan kemiskinan ekstrem.

PKH Bukan Bantuan Permanen

Menteri Sosial Gus Ipul menegaskan bahwa acara ini adalah penegasan bahwa PKH bukanlah bantuan permanen, melainkan jaring pengaman sementara untuk mendorong kemandirian ekonomi keluarga.

“Jangan jadi motivasi untuk malas. Tapi justru sebaliknya, Bapak Ibu sekalian harus naik kelas dari dibela menjadi difasilitasi. Difasilitasi itu bukan lebih sedikit dari bantuan, malah justru lebih banyak. Ada program bantuan modal, mandiri, dan program-program lain yang membuat Bapak Ibu akan jauh lebih berkembang,” tegas Gus Ipul.

Menurutnya, graduasi PKH tahun ini adalah bukti bahwa masyarakat dapat bergerak menuju kemandirian ketika diberikan peluang, akses, dan pendampingan yang tepat.

Kisah Inspiratif Keluarga Lulus PKH

Acara graduasi ini dimeriahkan oleh kisah-kisah sukses keluarga yang kini mampu berdiri di atas kaki sendiri.
* Romisa, penerima sejak 2018, kini memilih agar bantuannya dialihkan. “Sekarang waktunya gantian, biar yang lain merasakan,” katanya.
* Ningsih, penerima sejak 2016 yang kini memiliki pendapatan keluarga sekitar Rp5 juta per bulan, mengaku bahagia dengan keputusan graduasi. “Dulu PKH sangat membantu. Sekarang sudah cukup,” ucapnya.

* Ika Yanti, penerima sejak 2011, melihat graduasi sebagai bentuk pengabdian sosial. “Sekarang sudah merasa mampu. Biar gantian sama yang lain yang belum pernah ngerasain,” ujarnya.
* Dahuni bahkan telah menjadi buruh di PT Victoria Petarukan. “Soalnya saya sudah bekerja di PT, jadi saya mengundurkan diri dari PKH. Supaya gantian dengan yang lebih membutuhkan,” katanya.

Pemprov Jateng sendiri terus menggerakkan program lain seperti bantuan RTLH, permodalan UMKM, dan bantuan pendidikan yang berkaitan erat dengan pengentasan kemiskinan ekstrem, terutama di 10 kabupaten/kota termiskin yang dikeroyok bersama seluruh OPD.