Tak Kuat Lagi Boros? Saatnya Ubah dengan Cara Berikut
JAKARTA– Hampir semua orang pernah mengalami pergi ke pusat perbelanjaan hanya untuk membeli satu atau dua barang, tetapi akhirnya pulang dengan membawa lebih banyak dari yang direncanakan.
Kini, dengan adanya kemudahan belanja online hanya lewat satu kali klik, mengendalikan pengeluaran jadi semakin menantang. Keborosan pun terasa sulit dihindari, apalagi ketika uang justru habis untuk membayar tagihan, bukan untuk menambah tabungan.
Namun, meskipun hidup di era digital, kebiasaan boros sebenarnya bisa dicegah. Ada beberapa langkah yang dapat membantu kamu mengubah pola boros menjadi lebih bijak.
Cara Mengubah Kebiasaan Boros
Dilansir dari Wintrust Bank, berikut tips anti boros yang bisa kamu lakukan:
1. Temukan Alasan Utama
Mengendalikan pengeluaran berarti ada kalanya kamu harus berkata “tidak” pada belanja. Menentukan alasan besar di balik keputusan tersebut bisa membantu menjaga motivasi.
Mulailah dengan merenungkan bagaimana kebiasaan boros mungkin pernah berdampak negatif pada hidupmu. Ingat kembali tagihan kartu kredit yang mengejutkan atau rasa tertekan saat uang terpakai lebih banyak dari yang direncanakan.
Setelah itu, pikirkan manfaat yang bisa kamu peroleh jika berhasil menahan pengeluaran, misalnya uang ekstra bisa dipakai untuk mencapai tujuan finansial jangka panjang seperti membeli rumah, menabung pensiun, atau menjaga kualitas hidup di masa tua.
Bayangkan bagaimana kondisi keuanganmu akan terlihat jika berhasil mengendalikan pengeluaran, lalu gunakan gambaran itu sebagai pengingat setiap kali muncul godaan untuk berbelanja berlebihan.
2. Tinjau Kembali Kebiasaan Belanjamu
Mengidentifikasi pola pengeluaran yang unik adalah langkah penting untuk memutus siklus boros.
Cobalah melihat kembali laporan bank atau kartu kredit untuk memahami kebiasaan belanja non-esensial, terutama pada pembelian yang disesali atau belanja impulsif yang bahkan mungkin tidak kamu ingat.
Catat pola yang muncul. Misalnya, kamu mungkin menyadari lebih sering berbelanja berlebihan saat bersama teman atau keluarga, atau terbiasa belanja online ketika merasa bosan, frustrasi, atau cemas.
Apa pun polanya, jangan menghakimi diri sendiri. Cukup sadari pola tersebut agar kamu bisa mengenalinya saat hal itu terjadi.
3. Arahkan Ulang Perilakumu
Setelah memahami pola belanjamu, cari cara untuk memutus siklus tersebut. Strategi yang dipilih akan bergantung pada pemicu masing-masing, namun fokuslah pada cara yang bisa menekan pengeluaran tanpa mengurangi kebahagiaan.
Misalnya, jika kamu cenderung berbelanja berlebihan saat bersama orang terdekat, izinkan diri untuk belanja, tetapi tetapkan batas yang tidak mengganggu tujuan keuangan lainnya.
Jika kebiasaan belanja impulsif muncul ketika berada di toko, buatlah daftar belanja atau gunakan opsi belanja online dengan mengambil barang di toko agar hanya membeli yang benar-benar diperlukan.
Lalu, jika pengeluaranmu dipicu oleh emosi seperti bosan atau cemas, temukan cara cepat untuk memenuhi kebutuhan emosimu tanpa harus belanja.
Berjalan-jalan sebentar atau menelepon orang terdekat untuk mengobrol bisa menjadi cara efektif untuk mengalihkan perhatian dari keinginan membeli sesuatu.
4. Susun Anggaran Keuangan
Membuat anggaran adalah kunci untuk tetap sadar dalam menggunakan uang serta memastikan kamu bisa mengalokasikannya pada tujuan finansial.
Buatlah anggaran yang mencakup kebutuhan pokok sekaligus target tabungan, termasuk dana pensiun, dana darurat, dan pembelian besar seperti rumah atau mobil.
Yang tak kalah penting, anggaran juga sebaiknya memberi ruang berupa “jatah belanja” yang bisa kamu gunakan sesuka hati.
Tetapkan batas nominal tertentu agar kamu tetap bisa menikmati hidup tanpa mengorbankan tujuan keuangan maupun kemampuan menutup kebutuhan sehari-hari.
5. Bayar dengan Debit atau Tunai
Kartu kredit memang merupakan alat keuangan yang penting, tapi jika kamu sering berbelanja berlebihan, pertimbangkan untuk sementara waktu menggunakan kartu debit atau uang tunai.
Membayar dengan uang yang benar-benar kamu miliki membantu menahan pengeluaran karena dampaknya langsung terlihat pada saldo rekening.
Sebaliknya, kartu kredit menunda efek pengeluaran hingga tagihan berikutnya tiba, sehingga risiko belanja melebihi batas semakin besar. Selain itu, penggunaan kartu kredit yang berlebihan juga bisa merusak skor kreditmu.
Jika kamu tetap lebih nyaman menggunakan kartu kredit, coba atur untuk langsung mentransfer sejumlah uang dari rekening ke kartu kredit setiap kali selesai bertransaksi agar tidak kebablasan.
6. Manfaatkan Catatan Keuangan Digital
Banyak orang jadi boros karena tidak sadar ke mana uang mereka pergi. Cobalah gunakan aplikasi pencatat keuangan agar setiap pengeluaran bisa tercatat dengan rapi.
Saat melihat laporan akhir bulan, rasa kaget atau menyesal melihat besarnya pengeluaran untuk hal-hal yang kurang penting biasanya akan membuatmu lebih waspada dalam mengatur uang di bulan berikutnya.
Saat ini banyak sekali aplikasi pencatat keuangan yang bisa kalian gunakan, salah satunya kalkulator finansial dari TrenAsia. Kalian bisa langsung masuk ke sistus trenasia.id, nah di situ kalian bisa langsung menggunakannya.
7. Coba Tantangan No-Buy
Jika ingin benar-benar berhenti dari kebiasaan boros, pertimbangkan untuk mencoba “no-buy” yaitu tantangan untuk berhenti total dari belanja non-esensial dalam jangka waktu tertentu, biasanya antara seminggu hingga sebulan.
Dengan menyingkirkan godaan belanja, kamu punya kesempatan melatih perilaku baru dan mulai membangun kebiasaan finansial positif yang membantu mengurangi pengeluaran dalam jangka panjang.
Dalam no-buy, kamu yang menentukan aturannya. Untuk periode singkat, seperti seminggu atau dua minggu, kamu mungkin bisa menghindari semua pembelian non-esensial.
Namun, untuk periode yang lebih panjang, aturannya bisa dibuat lebih fleksibel, misalnya memperbolehkan mengganti barang yang habis agar tantangan tetap realistis.
Atau, jika merasa pengeluaranmu terlalu besar di satu kategori tertentu, seperti kosmetik, game, atau pakaian, kamu bisa fokus pada no-buy di kategori itu saja.
Mengendalikan pengeluaran mungkin terasa sulit di awal, tetapi hasilnya akan terasa memuaskan.
Dengan menerapkan satu atau beberapa strategi ini, kamu akan membangun kebiasaan finansial positif yang membuat uang bekerja lebih optimal dan membawamu lebih dekat pada tujuan keuanganmu.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 21 Sep 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 25 Sep 2025