Semangat HGN! FKIP UMS Cetak 'Guru Digital' Berkarakter Kuat dan Adaptif

Kusumawati - Senin, 24 November 2025 22:14 WIB
Dekan FKIP UMS Prof Anam Sutopo (Soloaja)

SOLO (Soloaja.co) — Menyambut peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melalui Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menegaskan komitmennya dalam mencetak generasi pendidik masa depan yang tidak hanya profesional, tetapi juga berkarakter kuat dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.

FKIP UMS telah memperkuat kurikulumnya untuk menghasilkan calon guru yang siap menjawab tantangan pendidikan di era serba digital.

Pelita Harapan dan Penjaga Kecerdasan Negeri

Dekan FKIP UMS, Prof. Dr. Anam Sutopo, M.Hum., menyatakan bahwa Hari Guru Nasional harus menjadi momen refleksi mendalam mengenai peran sentral guru dalam perjalanan pendidikan bangsa.

"Guru adalah pelita harapan, patriot bangsa, dan penjaga kecerdasan negeri ini. Ke depan, tugas guru semakin berat karena harus menyiapkan generasi yang mampu menjawab kebutuhan jangka panjang bangsa," ujar Prof. Anam, Senin (24/11).

Menurutnya, kecepatan laju teknologi menuntut guru masa depan untuk bertransformasi menjadi pendidik yang cakap digital.

Menyandingkan Teknologi dalam Pembelajaran

FKIP UMS telah merespons tuntutan ini dengan memastikan mahasiswa familiar dengan berbagai platform pembelajaran modern. Para calon guru dikenalkan secara intensif pada:
* Pembelajaran online dan hybrid
* Penggunaan aplikasi pendidikan
* Sistem informasi akademik

"Kita tidak boleh menghindari arus teknologi. Anak-anak kita sudah hidup dalam ruang digital, maka guru harus bersanding dengan teknologi, bukan menjauhinya," jelas Prof. Anam. Ia menekankan bahwa ini adalah investasi penting agar lulusan UMS tidak gagap teknologi saat memasuki ruang kelas, mengingat tren pendidikan akan semakin didominasi model digital dan hybrid.

Pengalaman Lapangan Komprehensif: Dari PLP hingga KKN Internasional

Pembentukan calon guru di UMS dilakukan melalui proses spiral yang komprehensif, mulai dari:
* Micro-teaching: Untuk mengasah kemampuan mengajar dalam skala kecil.
* Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 1 & 2: Mulai dari observasi ekosistem sekolah hingga praktik mengajar langsung di sekolah-sekolah mitra.

Selain itu, UMS memperkuat pengalaman lapangan melalui Kuliah Kerja Nyata Pendidikan (KKNDik). Program ini tidak hanya dilakukan di Jawa Tengah dan lintas provinsi (Medan, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Papua), tetapi juga menjangkau ranah internasional. FKIP UMS telah mengirim mahasiswa ke sekolah-sekolah di Filipina, Thailand, Malaysia, Brunei, dan Arab Selatan melalui KKNDik Internasional.

PPG: Pondasi Guru Profesional Bersertifikat

Setelah lulus sarjana, perjalanan profesionalitas berlanjut melalui Program Profesi Guru (PPG) yang menitikberatkan pada praktik intensif, workshop perangkat pembelajaran, dan dinamika kehidupan sekolah.

"PPG di UMS sangat kuat pondasinya. Ini yang memastikan lahirnya guru profesional bersertifikat," tegas Prof. Anam.
Menutup pesannya, ia berpesan agar calon guru dan guru muda terus belajar, karena konsistensi guru dalam meningkatkan kompetensi akan menentukan posisi bangsa di masa depan.

"Harapan saya, 10–20 tahun ke depan Indonesia bisa menjadi negara terdepan dalam pendidikan. Dengan guru yang semakin hebat, bermutu, dan berdaya saing, kualitas SDM negeri ini akan terangkat," pungkasnya optimis.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS