Waroeng Mbah Nardjo Usung Konsep Dhahar lan Srawoeng, Tempatnya Unik Bikin Betah

Kusumawati - Sabtu, 09 September 2023 16:32 WIB
Waroeng Mbah Nardjo utara Taman Pakujoyo Gayam Sukoharjo (Soloaja)

SUKOHARJO (Soloaja.co) - Waroeng Mbah Nardjo, yang lokasinya di pinggir telaga Taman Pakujoyo, Gayam, Sukoharjo, Jawa Tengah, resmi dibuka. Dengan mengusung konsep tradisional namun tetap kekinian, mampu memanjakan lidah para pecinta kuliner dan tempatnya juga asik unik bikin betah.

Saat masuk mata kita dimanjakan dengan interior bertema tradisional Jawa dan Bali. Sejumlah ornamen klasik dan kuno memenuhi ruangan makan. Termasuk sejumlah foto dan benda koleksi peninggalan dari Mbah Nardjo, yakni ayah dari owner, yakni putra putri mbah Nardjo, seorang tokoh masyarakat di Gayam Sukoharjo.

Lalu untuk space masuk dari pintu utara masuk ke rumah Joglo Limasan dengan suasana hommy seperti dirumah sendiri dengan suasana kuno.

Bila masuk dari pintu selatan atau dari Taman Pakujoyo, kita akan disajikan venue nongkrong kekinian. Yang dipadukan dengan bekas kandang kebo yang di sulap menjadi panggung musik.

Ada motor tua, becak, meja kursi terbuat dari kayu, pintu masuk bergaya Bali, lampu proyek usang, hingga piring jadul untuk tempat makan yang terbuat dari bahan seng.

Karyadi atau biasa disapa dengan panggilan Yaya selaku pemilik Waroeng Makan Mbah Nardjo mengatakan, nama Waroeng Mbah Nardjo dipilih sebagai bentuk penghormatan kepada almarhum ayahnya yang bernama Sunardjo.

"Ini tujuannya untuk membantu perekonomian masyarakat sekitar. Semua masakan yang membuat adalah warga di sekitar kampung ini. Kami beli kemudian kami pasarkan di disini," kata Yaya yang merupakan anak bungsu dari 10 bersaudara itu, Jum'at 8 September 2023.

Meskipun begitu, beberapa juga ada yang modern dibuat langsung di tempat oleh juru masak yang berpengalaman di bidang kuliner. Diantara masakan itu seperti omelet. Adapun menu yang ditawarkan adalah kombinasi Jawa, Bali, dan juga ala Betawi.

Menu lawasan yang disajikan antaralain 'Jangan gori kotor', lodeh, asem asem sandung lamur, rawon, termasuk ada menu nasi tempong khas Banyuwangi.

"Untuk jam buka setiap hari mulai pukul 06.00 – 22.00 WIB. Seperti pada umumnya tempat kuliner jaman sekarang, kami juga menampilkan live music, baik musik Jawa tradisional maupun musik modern," terangnya.

Yaya menyebut, bahwa Waroeng Mbah Nardjo mengusung tagline 'dhahar & srawoeng' (makan dan berkumpul), maknanya adalah tempat orang untuk berinteraksi tidak hanya sekedar makan saja.

"Disini meskipun ada wifi, tapi password-nya tidak kami bagikan. Bahkan ada peringatan kepada pengunjung agar tidak bermain handphone. Maksudnya apa, jadi ketika mereka disini, memang betul-betul untuk saling berinteraksi dengan sesama pengunjung. Bukan berinteraksi dengan handphone," sebutnya.

Tentang harga menu, Yaya menyebut untuk makanan termurah mulai dari Rp2000 hingga Rp. 23 000. Sedangkan untuk minuman paling murah Rp.3000 dan paling mahal Rp18 000.

"Kami berharap warung ini jadi tempat dhahar dan srawung untuk lebih menumbuhkan kecintaan dan romantisme pada menu dan suasana makan yang kuno jaman dulu," pungkas Yaya.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS