Tim Tagana Karta Probolinggo Baksos Bersihkan Lumpur Banjir Dringu
PROBOLINGGO (Soloaja.co) - Tim Tanggap Bencana (Tagana) kolaborasi dengan Komunitas Indonesia Timur (KITA) Probolinggo menggelar aksi sosial bersama. Yakni bergerak serentak membersihkan lumpur sisa bencana banjir di kecamatan Dringo, Probolinggo.
Tagana yang terdiri 11 karang taruna (karta) yang tergabung dalam Heppiii Community Probolinggo, bergerak mulai Senin 29 Maret 2021.
Koordinator tim Tagana KITA Probolinggo, Dwi Haryantoro mengatakan pihaknya sudah membentuk tim tagana yang anggotanya diambilkan dari perwakilan karta. Tim Tagana ini akan menjadi tim reaksi cepat jika terjadi bencana di wilayah Probolinggo.
Tujuan dibentuknya tim Tagana KITA, untuk membantu tenaga maupun donasi jika ada bencana. Tim ini juga akan membackup tim yang sebelumnya sudah ada, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) milik pemkab dan pemkot setempat.
"Kami juga akan berkolaborasi dengan komunitas KITA jika misalnya ada bencana besar di wilayah luar Probolinggo," katanya pada Senin kemarin.
Karta Heppiii Community yang tergabung dalam Tagana Kita Probolinggo ini terdiri dari 11 karta, yakni Karta Couple Laweyan, Patriot Brumbungan Lor, Boto, Karta Sapikerep, Sukapura, TKP4, Kalibuntu, Singowongso, Andeng, Arban dan Papeda.
Imam Hanafi dari Karta Laweyan mengatakan setiap karta mengirimkan perwakilan lima sampai 10 orang untuk bergabung dengan tim Tagana KITA Probolinggo menuju wilayah Dringu.
"Seminggu lalu kami sudah ke Dringu dengan membantu memberikan keperluan warga terdampak banjir seperti sendal, sembako, kemudian keperluan warga seperti alat untuk mengepel, pakaian layak pakai untuk diberikan ke warga," ungkap Imam.
Pihaknya langsung datang door to door untuk bisa melihat langsung keperluan dan kondisi warga setempat. Saat melihat lokasi ini, ada satu rumah di Desa Dringu yang kondisinya sangat parah.
Dalam rumah ini dipenuhi lumpur yang ketinggiannya mencapai 1,5 meter. Anggota tim Tagana KITA Probolinggo kemudian bahu membahu mengangkut lumpur keluar rumah, dan dimasukkan ke dalam karung.
"Karung-karung ini kemudian ditempatkan di pinggir sungai, jadi kami fungsikan sebagai tanggul, tujuannya sebagai antisipasi jika ada banjir susulan air tidak masuk ke rumah warga lagi," ungkapnya.
Mereka bekerja sejak pukul 07.00 hingga pukul 16.00 WIB. Saat ini pihaknya juga masih terus memantau perkembangan di kawasan Dringu. Dikhawatirkan terjadi banjir susulan lagi karena sebelumnya selama 10 hari terakhir di bulan Maret ini sudah terjadi empat kali banjir.
"Mudah-mudahan banjir sudah reda, kami juga sudah rencanakan untuk mengecek lagi, mungkin minggu-minggu ini," pungkasnya. (*)