Suksesi Pura Mangkunegaran Diundur Januari, Rumor Menunggu 'Sangat', Tes DNA Tentukan Pemurnian Darah dan Calon Belum Siap

Kusumawati - Sabtu, 18 Desember 2021 05:46 WIB
Pura Mangkunegaran

SOLO (Soloaja.co) - Suksesi atau pergantian pemimpin Pura Mangkunegaran diundur hingga Januari 2022. Mundurnya suksesi itu menimbulkan sejumlah rumor diantaranya, tentang perlunya pemurnian darah Mangkunegaran bahwa kandidat Mangkunegoro X harus murni trahnya memiliki darah Mangkunegaran melalui tes DNA.

Selain itu ada sinyalemen ketidaksiapan calon utama adipati karena dirinya lebih menginginkan untuk melanjutkan studi, namun karena dipaksa orang berpengaruh untuk menjadi raja. Untuk itu perlu waktu untuk “ngleremke ati” agar lebih mantab bila terpilih menjadi pengageng Pura Mangkunegaran.

Hal tersebut ditanggapi oleh sejarahwan R Surojo, yang mengatakan dalam suksesi dari tiga kandidat Mangkunegoro X yakni GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo dan cucu Raja Mangkunegara VIII yakni KRMH H Roy Rahajasa Yamin, yang berlaku adalah pranata Jawa diantaranya keyakinan untuk memilih waktu yang tepat (sangat).

Menurutnya, GPH Bhre Cakrahutomo, putra permaisuri Gusti Putri Prisca Marina Mangkunegoro IX yang diutus pihak Pura Mangkunegaran memberi informasi tentang pengunduran suksesi Mangkunegoro X kepada Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, sebagai representasi pemerintah.

"Kalau alasam mundurnya waktu pemilihan untuk memilih Mangkunegoro X itu diundur hingga Januari itu bisa dijelaskan secara spiritual Jawa dengan primbon Jawa atau dengan rasional, karena Pura Mangkunegaran adalah bagian dari Negara Republik Indonesia dengan perhitungan anggaran dimulai tahun baru 2022 ya bulan Januari, " papar Surojo memberikan analisa soal alasan mundur yang disampaikan GPH Bhre.

GPH Paundra, KRMH Roy Rajasa, GPH Bhre

Beberapa sumber mengatakan ada hal misteri dengan dimundurkannya jadwal pemilihan Mangkunegoro X. Diantaranya ada rumor salah satu kandidat darahnya tidak murni dari trah dalem Mangkunegaran. Namun sumber lain menceriterakan kalau ada keengganan dari salah satu kandidat karena ingin fokus ke studinya.

Surojo menambahkan, berkaca dari sejarah saat GPH Sudjiwo Kusumo yang merupakan adik kandung dari KGPH Radityo Prabukusumo yang merupakan putra mahkota. Saat itu Sudjiwo terpaksa dipilih sebagai Mangkunegoro IX karena putra mahkota Radityo meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas.

"Karena belum siap menjadi raja, Sudjiwo tidak langsung jadi adipati Mangkunegaran definitif. Namun dengan sebutan Plt (Pelaksana Tugas) Mangkunegoro IX," papar Surojo.

Kelak setelah Sudjiwo merasa mantab melaksanakan tugasnya oleh Dewan Pinisepuh setelah dua tahun Sudjiwo dinobatkan sebagai raja atau adipati (definitif) Pura Mangkunegaran dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (KGPAA) Mangkunegoro IX.

Merujuk contoh sejarah itu, sumber menyarankan bila calon utama putra mahkota berkeberatan maka bulan Januari bisa ditetapkan sebagai Plt Mangkunegoro X.

"Bulan Januari dipandang waktu yang tepat (sangat bahasa Jawa.Red) merupakan hari baik menurut primbon Jawa. Plt Mangkunegoro X diberi waktu agar memantabkan menjadi adipati. Sementara dua kandidat lainnya bisa diangkat sebagai Prangwedono.Nantinya Dewan Pinisepuh yang menilai. Bila Plt Mangkunegaran ternyata layak mengemban amanah sebagai adipati, maka Plt ditetapkan sebagai adipati definitif. Namun kalau sebaliknya, maka Prangwedono naik menjadi adipati Pura Mangkunegaran," papar Surojo.

Dengan makin menajamnya persaingan antara GPH Paundrakarna dengan GPH Bhre, KRMH Roy sering disebut- sebut sebagai sosok jalan tengah yang minim kontroversi dan lebih jelas jalur darahnya serta kepemimpinannya.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS