Strategi Perhotelan Hadapi Low Season dan Efisiensi; Diversifikasi Market dan Optimalisasi Digital
SOLO (Soloaja.co) - Industri perhotelan di Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan dari dampak low season serta kebijakan pengetatan anggaran pemerintah atau dikenal dengan efisiensi. Namun, sejumlah pelaku industri, termasuk jaringan Azana Hotels & Resorts, tetap optimis dengan melakukan berbagai strategi untuk mempertahankan bisnis dan bahkan memperluas pasar.
Menurut CEO Azana Hotels & Resorts Dicky Sumarsono, tren low season di bulan Januari dan Februari sudah menjadi siklus tahunan dalam bisnis perhotelan. Ditambah dengan bulan Maret yang bertepatan dengan bulan Ramadan, permintaan pasar hotel semakin menurun. Meski begitu, penurunan ini lebih disebabkan oleh pola konsumsi masyarakat dibandingkan dampak langsung dari kebijakan pengetatan anggaran pemerintah.
"Pengetatan anggaran pemerintah memang berdampak, tetapi tidak signifikan bagi hotel yang memiliki diversifikasi market yang kuat. Justru, hotel-hotel yang terlalu bergantung pada segmen government akan lebih merasakan dampaknya," ujar Dicky Sumarsono, pada awak media beberapa waktu lalu.
- Hati-hati Smishing! BRI Bagikan Tips Melindungi Data Perbankan
- BPJS Ketenagakerjaan Berikan Layanan Prioritas Klaim JHT Eks Karyawan PP Burung Mas
Sebagai contoh, beberapa hotel di Bogor yang mayoritas mengandalkan pasar Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) dari pemerintah mengalami penurunan drastis. Sebaliknya, hotel-hotel dengan segmentasi pasar yang lebih beragam masih dapat bertahan dan bahkan berkembang.
Pasar Leisure dan Corporate Menjadi Fokus Utama
Di tengah penurunan pasar MICE dari pemerintah, segmen leisure market justru mengalami peningkatan signifikan. Berdasarkan data statistik, terjadi lonjakan 50% dalam permintaan hotel dari pasar leisure dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, pasar corporate dan BUMN juga masih memiliki potensi besar. Hanya saja, pencairan anggaran mereka biasanya baru aktif setelah bulan Ramadan. Oleh karena itu, tren pemulihan industri hotel diprediksi akan terjadi mulai Mei hingga kuartal kedua tahun ini.
- Perkuat Jaminan Sosial, 6393 Pekerjaan Rentan Sragen Diikutkan BPJS Ketenagakerjaan
- Ini Strategi BRI dalam Mewujudkan Bisnis Berkelanjutan dengan ESG
"Kami yakin bulan Mei akan kembali normal karena sudah ada banyak bookingan masuk untuk Mei, Juni, dan seterusnya. Jika dampak kebijakan benar-benar besar, seharusnya bookingan untuk bulan tersebut juga sepi, tapi nyatanya tidak," tambahnya.
Strategi Perhotelan: Diversifikasi dan Optimalisasi Digital
Untuk menghadapi kondisi ini, hotel-hotel di Indonesia dianjurkan untuk menerapkan empat strategi utama, yaitu:
Diversifikasi Market
- Jangan hanya mengandalkan segmen government, tetapi juga memperkuat pasar leisure, corporate, wedding, dan OTA (Online Travel Agent).
- Pasar wedding dan event masih memiliki potensi besar, terbukti dari tingginya permintaan di berbagai hotel selama Ramadan.
Efisiensi Tanpa Mengorbankan Kualitas
- Hotel tetap perlu melakukan efisiensi, tetapi tidak boleh sampai mengurangi nilai layanan kepada pelanggan.
- Hotel yang tetap menjaga kualitas layanan cenderung lebih dipilih oleh tamu dibandingkan yang melakukan pemangkasan besar-besaran.
Optimalisasi Digital dan Direct Booking
- Saat ini, kecenderungan direct booking meningkat hingga 30% per tahun.
- Hotel yang memiliki booking engine yang mudah digunakan lebih disukai dibandingkan yang hanya mengandalkan platform OTA seperti Traveloka atau Tiket.com.
Pemanfaatan Ruang untuk Co-Working dan Event
- Mengubah sebagian ruang hotel menjadi co-working space bisa menjadi tambahan sumber pendapatan.
- Tren ini semakin berkembang seiring dengan meningkatnya jumlah pekerja remote dan digital nomad.
Ekspansi Azana Hotels & Resorts
Di tengah kondisi pasar yang fluktuatif, Azana Hotels & Resorts justru terus melakukan ekspansi besar-besaran. Saat ini, 18 hotel baru sedang dalam tahap pembangunan di berbagai kota, termasuk Timika, Lampung, dan Bandung, serta rencana ekspansi ke luar negeri.
- Korem 074/Warastratama Canangkan Ulang Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM
- Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025, UMKM Seni Ukir Jepara Naik Kelas di Kancah Internasional
Selain itu, ada 6 proyek groundbreaking yang sedang berjalan di Lamongan, Jepara, Ciwidey, Ijen, Bandung, dan Solo.
"Momentum pertumbuhan harus terus dijaga. Justru di saat banyak hotel yang takut dan menahan diri, inilah saatnya untuk mempersiapkan strategi jangka panjang yang lebih agresif," pungkasnya.
Dengan kombinasi strategi diversifikasi pasar, optimalisasi digital, serta efisiensi yang tetap menjaga nilai pelanggan, industri perhotelan di Indonesia diprediksi akan kembali bangkit di kuartal kedua tahun ini.