Sekolah Rakyat ala BEM UMS, Angkat Kisah Warga Wadas
SUKOHARJO (Soloaja.co) - Polemik penambangan yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo, masih menjadi isu menarik yang dibahas. Mengangkat tema "Melawan Oligarki dan Pelanggaran HAM di Tanah Wadas", BEM Se Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta organisasi kepemudaan di Solo, mengadakan Sekolah Rakyat merespon, di Gedung Induk Siti Walidah UMS, Sukoharjo, Kamis 26 Januari 2023.
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (BEM UMS) menginisiasi kegiatan ini dengan mengangkat mendengarkan secara langsung cerita warga Wadas dalam melawan penambangan di Wadas.
- Rheo Fernandes Dijodohkan dengan Kaesang Pangarep Maju Pilkada 2024, Ini Kata Gibran
- SMART Preschool Rayakan Imlek di Solo Square Mall
"Di sekolah rakyat kita akan mendengarkan bagaimana paparan dari ayahanda dan kyai, sudut pandang dari warga Wadas yang memang selama ini kita ketahui warga Wadas sudah pro kebanyakan, tetapi perlu teman-teman ketahui bahwa masih ada warga yang memang ngga sepakat itu adalah penambangan yang harus disahkan," papar Firdaus Nurillahi Rauufan Rizkia Presiden BEM UMS, Kabinet Arus Balik.
Dia juga menjelaskan bahwa melalui sekolah rakyat, para pemuda terkhususnya bisa belajar kepada warga Wadas, karena menurutnya para pemuda sudah terlalu jauh dari masyarakat.
Rektor UMS Prof., Dr., Sofyan Anif, M.Si yang diwakili oleh Kepala Biro Kemahasiswaan Ir., Ahmad Kholid Alghofari, S.T., M.T., berharap bahwa teologi surah Al-Ma'un yang digaungkan Muhammadiyah dapat diterapkan.
- Satu Dekade JKN Dengan 248,7 juta jiwa Kepesertaan, Komitmen BPJS Kesehatan Mewujudkan Indonesia Lebih Sehat
- Peningkatan Investasi Picu Permintaan Properti Premium di Kota Kertabumi, Karawang
"Yang kita harapkan tadi bahwa teologi Al-Ma'un nya K.H. Ahmad Dahlan itu benar-benar diwujudkan tidak hanya secara ekonomi atau dhuafa, tetapi juga yang terpinggirkan," harap Kholid Alghofari.
Kaum yang terpinggirkan dalam hal ini adalah warga Wadas yang membutuhkan dukungan, agar pelibatan dan proses pelaksanaan lebih humanis.
Sekolah rakyat ini menghadirkan Dr. Trisno Raharjo, S.H., M.Hum dari Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah, Raudhatul Jannah, S.H dari LBH Yogyakarta, K.H., Hudalloh Ridwan PWNU Jawa Tengah, serta Dr. Dhia Al Uyyun dari Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA), dan lima warga Wadas.