Rory Asy'ari Sebut Public Speaking Adalah Seni Berbicara Yang Menginspirasi
SOLO (Soloaja.co) – Pusat Unggulan Ipteks Perguruan tinggi (PUI-PT) Javanologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Workshop `Public Speaking and Presentation Skill`, Kamis 12 November 2020.
Acara dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting dan siaran langsung melalui YouTube PUI-PT Javanologi Kajian Tradisi Jawa UNS dengan menghadirkan pembicara utama Rory Asyari, M.A.
Dipandu oleh Muhammad Taufiq Al Makmun, M.A., acara ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada pelaksana Humas di UNS untuk mendorong UNS bertaraf Word Class University (WCU). Lebih dari 40 peserta hadir dalam acara ini yang terdiri dari berbagai pelaksana Humas di UNS.
"Public speaking terdapat sebuah seni.Ngomong itu gampang tapi public speaking ada seninya. Public speaking itu harus bisa menginspirasi dan menggerakkan orang,” tutur Rory yang juga merupakan lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNS.
Ketika hendak berbicara di depan publik, Rory menjelaskan bahwa pikiran harus tenang. Diperlukan juga persiapan yang matang dalam public speaking agar apa yang disampaikan dapat ditangkap baik oleh audiens. Selain itu, dalam melakukan public speaking, tidak perlu terburu-buru.
Rory menuturkan bahwa terdapat 3 level public speaking. Level pertama adalah 'to inform' yakni seseorang berbicara di hadapan publik untuk menyampaikan informasi tertentu. Level kedua adalah 'to persuade', yakni tidak hanya menginformasikan sesuatu namun juga mampu membujuk audiens untuk melakukan suatu hal. Level berikutnya adalah 'to inspire', yakni mampu menginspirasi audiens.
Terdapat 3 hal yang harus diperhatikan ketika melakukan public speaking yakni _credible, convincing_ dan _reliable_ sesuai penjelasan Rory. _Credible_ yakni seorang public speaker harus menjadi sosok yang dapat dipercaya dan menjadi ahli terhadap apa yang dibicarakannya. _Convincing_ merujuk pada seorang public speaker mampu meyakinkan audiens dengan data dan contoh kasus, mampu menempatkan diri, dan pandai membangun interaksi dengan audiens. Sementara, _reliable_ berarti bagi seorang _public speaker_ harus mampu menjadi sosok yang dapat diandalkan, konsisten, powerful, kreatif, dan adaptif.
Selain itu, Rory juga menyinggung bagaimana cara menangani diri ketika merasa gugup saat melakukan _public speaking_. Beberapa diantaranya adalah dengan _breathing exercise_, melakukan _stretching_ sebelum acara dimulai, dan melakukan observasi terhadap latar belakang audiens yang turut hadir dalam acara.
Sementara, untuk melakukan presentasi yang baik, Rory menyarankan untuk melakukan 4 hal. Pertama, batasi slide yang digunakan, karena bintang saat itu bukan terletak pada power point yang digunakan melainkan penyaji. Kedua, sederhanakan konten slide yang digunakan, karena yang bercerita bukanlah slide yang digunakan melainkan presenter. Ketiga, gunakan banyak gambar pada power point dan hindari menggunakan terlalu banyak tulisan agar fokus audiens tetap terpaku pada penyaji. Terakhir, tingkatkan interaksi dengan audiens agar diskusi terasa hidup dan dua arah.
Pada workshop ini, selain memaparkan cara melakukan public speaking dan presentasi yang baik, Rory juga memberikan kesempatan kepada hadirin untuk langsung praktik. Setelah mereka praktik, Rory memberikan umpan balik saat itu juga.