Robert Kiyosaki Ungkap Bahaya Utang Dunia yang Bisa Guncang Stabilitas Global
JAKARTA - Robert Kiyosaki, penulis buku keuangan legendaris Rich Dad Poor Dad, kembali mengeluarkan peringatan serius terkait kondisi sistem keuangan global.
Menurutnya, dunia saat ini sedang berada di ambang "gelembung utang terbesar sepanjang sejarah", dan ia mengingatkan bahwa para pemilik aset berbasis uang fiat, seperti tabungan dan obligasi, berisiko menjadi pihak yang paling dirugikan.
Dalam pandangannya, sistem keuangan global kini berada di ambang kehancuran, dipicu oleh utang negara yang menumpuk, inflasi yang tak kunjung reda, dan suku bunga tinggi yang terus menekan pasar.
"KEHANCURAN MONETER GLOBAL SEDANG DATANG? Apakah Anda akan menjadi lebih kaya atau lebih miskin saat gelembung utang terbesar ini meledak? Saya menyarankan untuk memiliki emas, perak, dan BITCOIN," tulis Kiyosaki dalam akun resmi X nya, dikutip Selasa, 24 Juni 2025.
Dalam menghadapi kondisi tersebut, Kiyosaki merekomendasikan publik untuk menyimpan aset riil seperti emas, perak, dan Bitcoin sebagai bentuk lindung nilai (hedging).
- Cara Jitu Hemat Biaya Hidup untuk Anak Muda, Tertarik Coba?
- Komunitas YTI Hadirkan Beragam Cerita Seru di BikeRaft Dieng 2025
- Ketum PP PORDASI Apresiasi Semangat Kompetisi Berkuda Daerah
Menariknya, dari ketiga aset itu, ia secara spesifik menyoroti perak sebagai pilihan investasi terbaik per Juni 2025. Alasannya, harga perak saat ini masih jauh di bawah puncak historisnya yaitu US$ 50 per ons. Di sisi lain, permintaan terhadap logam mulia ini terus meningkat, terutama dari sektor industri seperti kendaraan listrik dan energi terbarukan.
Menurutnya, pasokan perak global juga mulai mengetat, tetapi belum dilirik secara luas oleh investor besar. Sebaliknya, ia menunda pembelian emas dan Bitcoin karena harganya dinilai sudah terlalu tinggi dan berpotensi mengalami koreksi.
“Perak adalah investasi terbaik hari ini... Juni 2025. Emas dan Bitcoin sudah tinggi, saya menunggu koreksi sebelum menambah lagi,” tambah Kiyosaki dalam unggahannya.
Sistem Keuangan Global Menuju Titik Genting
Peringatan Kiyosaki sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran global terhadap stabilitas keuangan. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) global akan mencapai 95% pada tahun 2025 dan berpotensi naik hingga 117% pada 2027, yang merupakan tingkat tertinggi sejak Perang Dunia II.
Lonjakan utang global ini didorong oleh eskalasi konflik geopolitik seperti antara AS dan Iran maupun Rusia dan Ukraina, peningkatan belanja pertahanan dan subsidi energi, serta tingginya suku bunga (rata-rata 3,4% di negara-negara maju) yang menyebabkan biaya pelunasan utang semakin besar.
Berdasarkan data IMF per Februari 2025, Argentina dan Ukraina menempati posisi teratas sebagai negara dengan utang terbesar kepada IMF, masing-masing sebesar US$ 40,67 miliar dan US$ 14,61 miliar.
- Beli Saham MEDC dan ENRG di Pucuk? Jangan Panik, Ini Langkah yang Harus Diambil
- Apa yang Terjadi Jika Subsidi BBM dan Listrik Hilang Akibat Perang Dunia Ketiga?
- Peluang Emas Buat Pebisnis Muda: BCA Buka Akses Ekspor Lewat Go Export 2025
Daftar sepuluh besar negara peminjam terbesar juga mencakup Mesir, Ekuador, Pakistan, Kenya, Angola, Pantai Gading, Ghana, dan Bangladesh.
Negara-negara ini umumnya tengah menghadapi tekanan berat dari krisis ekonomi, ketidakstabilan politik, hingga pembiayaan konflik yang berkepanjangan.
Data proyeksi IMF juga menunjukkan sejumlah negara memiliki rasio utang terhadap PDB yang sangat tinggi. Sudan berada di urutan teratas dengan rasio 252%, diikuti oleh Jepang (234,9%) dan Singapura (174,9%).
Negara-negara lain seperti Yunani, Bahrain, Maladewa, Italia, Amerika Serikat, Prancis, dan Kanada juga masuk dalam jajaran sepuluh besar.
Faktor utama penyebab rasio tinggi ini meliputi defisit fiskal kronis, pengeluaran sosial dan pertahanan yang besar, serta struktur demografi yang menua seperti yang terjadi di Jepang.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Muhammad Imam Hatami pada 25 Jun 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 26 Jun 2025