Revolusi Pembayaran Trans Jateng, Lebih Modern dan Mudah
SEMARANG (Soloaja.co) - Sebuah langkah maju diambil oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk merombak sistem transportasi publik. Bus Trans Jateng kini hadir dengan modernisasi pembayaran yang lebih canggih, menawarkan beragam pilihan non-tunai yang mempermudah mobilitas warga.
Inovasi ini diluncurkan bertepatan dengan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2025 di Semarang. "Hari ini kita launching beberapa kartu, termasuk yang dari KAI bisa digunakan untuk Trans Jateng," ujar Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.
- Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan Dijamin Gratis, Hindari Calo yang Bisa Rugikan Pekerja!
- Bingung Sehari di Salatiga Mau ke Mana? Cek Ide Perjalanannya!
Penumpang kini dapat membayar tiket dengan lebih fleksibel. Selain tunai, opsi pembayaran digital yang tersedia mencakup QRIS, aplikasi Si Anteng (ASTRAPAY), serta berbagai kartu uang elektronik ternama seperti Kartu Multi Trip (KMT), E-Money (Mandiri), Tap Cash (BNI), Brizzi (BRI), dan Flazz (BCA).
Kemudahan ini tak hanya meningkatkan layanan bagi masyarakat, tetapi juga memastikan pengelolaan keuangan yang lebih akuntabel dan transparan.
Konektivitas Tanpa Batas: Ambisi Besar untuk Jawa Tengah
Modernisasi Trans Jateng tak hanya berhenti pada sistem pembayaran. Gubernur Ahmad Luthfi menegaskan bahwa pengembangan ini adalah bagian dari visi besar untuk menciptakan konektivitas yang kuat di seluruh wilayah Jawa Tengah.
- Konektivitas Jadi Fokus Utama, Gubernur Jateng Dorong Perkuat Jalur Transportasi
- Perebutan Medali Emas Semakin Ketat, Indonesia Raih Kejutan di Para Fencing World Cup 2025
Sejak diluncurkan pada 2017, Trans Jateng telah melayani tujuh koridor di 14 kabupaten/kota dan mengangkut lebih dari 26.000 penumpang setiap harinya. Ke depan, jangkauan layanan ini akan terus diperluas hingga ke Batang, Magelang, Jepara-Kudus, dan Banyumas.
"Trans Jateng akan kita kembangkan untuk memperpanjang jangkauan sehingga transportasi di wilayah kita lebih mudah," tambah Ahmad Luthfi.
Selain itu, Pemprov juga fokus pada integrasi moda transportasi lain. Program prioritas di antaranya meliputi pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas dan Kendal, optimalisasi bandara perintis seperti Bandara Dewadaru (Karimunjawa) dan Jenderal Besar Soedirman (Purbalingga), hingga revitalisasi jalur kereta api nonaktif yang strategis.
Dengan berbagai terobosan ini, Jawa Tengah bertekad membangun sistem transportasi yang tidak hanya efisien, tetapi juga menjadi motor penggerak pemerataan ekonomi dan pembangunan daerah.