Peringati Hari Jamu ke 13, Kabupaten Sukoharjo Siapkan Jamu Go Internasional
SUKOHARJO (Soloaja.co) - Produk jamu masih menjadi andalan Kabupaten Sukoharjo. Sejumlah perusahaan jamu mulai go internasional, beberapa diantaranya merambah pasar Malaysia, Maroko dan Cina.
Murtejo, ketua Koperasi Jamu Indonesia (Kojai) Sukoharjo, mengatakan saat ini sejumlah perusahaan jamu Sukoharjo mulai merambah pasar ekspor.
"Rahmasari sudah tembus pasar Malaysia, Maroko dan Cina. Kami berharap disusul oleh jamu lainnya. Beberapa perusahaan jamu sedang prses ijin menuju ekspor. Agar jamu makin mendunia dan Sukoharjo dikenal sebagai salah satu sentra jamu di Indonesia," ungkap Murtejo, saat acara peringatan hari Jamu ke 13 di halaman Setda Pemkab Sukoharjo, Kamis 27 Mei 2021.
Bertepatan dengan Hari Jamu ke 13, Pemkab Sukoharjo menggelar bazar jamu melibatkan perwakilan perusahaan jamu yang ada di Sukoharjo, seperti Gujati, Sabdo Palon, Bisma Sehat, Al Ghuroba, Rahmasari, Gatotkaca, dan industri jamu lainnya.
Bazar jamu tersebut mendapat kunjungan Bupati Etik Suryani, Wakil Bupati Agus Santosa beserta sejumlah pejabat. Dalam kesempatan itu, Bupati dan Wakil Bupati serta pejabat lainnya menyempatkan diri minum jamu dari stan bazar yang ada.
"Pemkab Sukoharjo berkomitmen untuk terus mengandalkan Jamu sebagai salah satu komoditas unggulan. Apalagi Sukoharjo sudah menetapkan diri sebagai kota Jamu," ungkap Bupati Sukoharjo Etik Suryani.
“Kabupaten Sukoharjo merupakan kabupaten jamu. Untuk itu Pemkab berkomitmen untuk mengembangkan dan memberdayakan UMKM jamu yang ada. Saat ini jamu sudah naik level karena jamu tidak hanya pahit, tapi sudah diolah dengan berbagai macam varian dan rasa, ada yang dimix dengan susu, teh, kopi, buah dan lainnya,” ungkap Bupati.
Bupati berharap usaha jamu khususnya UMKM semakin terangkat. Disisi lain, Pemkab juga selalu berpesan pada pelaku usaha jamu untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk jamunya. Jangan sampai, jamu yang notabene untuk kesehatan, meningkatkan imun sehari-hari tapi dicemari dengan bahan-bahan yang berbahaya, yakni bahan kimia.
Bupati juga mengatakan, dalam upaya memberdayakan UMKM jamu, dirinya membuat kebijakan yang mewajibkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melaksanakan rutinitas minum jamu setiap hari jumat. Selain OPD, budaya minum jamu tersebut juga diberlakukan untuk BUMD dan juga swasta.
“Sukoharjo merupakan sentra industri jamu. Posisi ini harus didukung semua pihak agar jamu semakin dikenal dan penjual serta pelaku UMKM jamu semakin berkembang,” ujarnya.
Bupati menambahkan, adanya pandemi corona tidak terlaku berpengaruh pada usaha jamu di Sukoharjo. Bahkan, adanya corona justru meningkatkan penjualan empon-empon bahan jamu seperti jahe, temulawak, kunir, dan lainnya. Empon-empon bahan jamu tersebut banyak dicari dari berbagai daerah karena diyakini bisa menaikkan imunitas di masa pandemi corona.