Panduan Memilih Franchise Gerobakan Supaya Cuan Maksimal

Redaksi Daerah - Rabu, 13 Agustus 2025 12:31 WIB
Ilustrasi Bisnis Franchise Es Teh Poci. (estehpoci.id)

JAKARTA - Fenomena franchise berbasis gerobak sedang booming di berbagai kota di Indonesia. Dari kopi kekinian, minuman boba, ayam goreng, hingga jajanan street food unik, semuanya hadir dengan gerobak bergaya “instagramable” dan paket usaha yang terlihat ramah di kantong.

Masalahnya, tidak semua bisnis ini bisa bertahan lama. Bahkan, banyak kabar beredar kalau sebenarnya model bisnisnya bukan fokus di produk, tapi lebih pada jualan gerobak atau booth. Produk hanya jadi “pemanis” agar paket terlihat menarik.

Kalau kamu tertarik terjun ke dunia ini, penting banget untuk nggak sekadar ikut FOMO (Fear of Missing Out). Memilih franchise gerobakan harus pakai strategi, biar usaha bisa jalan terus dan balik modal sesuai harapan.

Tips Memilih Franchise Gerobakan Supaya Tidak Boncos

1. Cek Reputasi dan Track Record Franchise

Sebelum transfer uang untuk paket kemitraan, lakukan riset mendalam tentang brand tersebut.

  • Cari tahu sudah berapa lama mereka beroperasi.
  • Apakah ada cabang yang masih bertahan setelah 1–2 tahun?
  • Apa testimoni dari mitra yang sudah berjalan?

Franchise yang sehat biasanya punya sistem support jelas: pelatihan, standar operasional, sampai strategi pemasaran yang berkelanjutan. Kalau cuma jualan “paket gerobak” tanpa dukungan bisnis jangka panjang, itu tanda bahaya.

2. Hitung Balik Modal dengan Realistis

Banyak brosur franchise memamerkan klaim “balik modal dalam 3 bulan”. Realitanya, itu tergantung lokasi, strategi promosi, dan daya tarik produk.

Sebelum memutuskan:

  • Hitung biaya sewa tempat (kalau ada).
  • Perkirakan penjualan harian secara konservatif.
  • Hitung biaya operasional seperti bahan baku, gaji karyawan, dan listrik.

Kalau proyeksi balik modal terasa terlalu muluk, sebaiknya pikir ulang. Bisnis yang sehat butuh waktu untuk tumbuh, dan nggak semua harus instan.

3. Kenali Kekuatan Produk

Produk yang cuma ikut tren biasanya cepat redup. Cari franchise yang punya ciri khas dan rasa yang konsisten.

Contoh:

  • Kopi kekinian dengan racikan unik dan biji berkualitas.
  • Fried chicken dengan bumbu yang punya “signature taste”.

Kalau produk bisa bertahan di hati pelanggan, bisnis punya peluang lebih besar untuk bertahan meski tren bergeser.

Baca Juga: 5 Ide Bisnis Ramah Lingkungan dari Desa dan Cara Memulainya

4. Waspadai Model Bisnis “Jual Gerobak”

Salah satu isu yang sering terdengar adalah franchise yang sebenarnya lebih fokus menjual paket booth daripada mengembangkan brand.

Ciri-cirinya:

  • Setelah beli paket, mitra dibiarkan jalan sendiri tanpa supervisi.
  • Tidak ada inovasi produk atau strategi promosi terpusat.
  • Paket franchise lebih banyak menonjolkan desain gerobak ketimbang kualitas produk.

Kalau menemukan tanda-tanda ini, pertimbangkan ulang sebelum bergabung.

5. Lihat Dukungan Pemasaran

Di era digital, dukungan marketing dari pusat itu krusial. Apakah mereka menyediakan materi promosi, iklan di media sosial, atau program branding nasional?

Franchise yang serius biasanya punya tim marketing khusus yang membantu mitra meningkatkan penjualan, bukan sekadar menjual paket awal.

6. Pilih Franchise yang Punya Potensi Skalabilitas

Skalabilitas artinya bisnis bisa dikembangkan lebih besar di masa depan. Misalnya:

  • Bisa buka lebih dari satu outlet.
  • Produk bisa masuk ke pasar online atau layanan pesan-antar.
  • Ada inovasi menu berkala yang bikin pelanggan nggak bosan.

Franchise dengan visi jangka panjang biasanya memikirkan potensi ekspansi ini dari awal.

7. Jangan Terburu-Buru, Tes Pasar Dulu

Kalau masih ragu, pertimbangkan memulai usaha sendiri dengan konsep kecil untuk tes pasar. Dari situ, kamu bisa melihat respons pelanggan, lalu memutuskan apakah mau masuk ke franchise atau mengembangkan brand pribadi.

Kesimpulan: Bijak Sebelum Bertindak

Franchise gerobakan memang bisa jadi pintu masuk menarik ke dunia bisnis, apalagi buat pemula yang ingin memulai usaha dengan modal relatif kecil. Tapi, kuncinya adalah memilih brand yang punya fondasi kuat, bukan cuma tren sesaat.

Jangan tergoda iming-iming balik modal cepat tanpa perhitungan matang. Ingat, tujuan utama bukan cuma ikut tren, tapi membangun usaha yang bisa memberi penghasilan jangka panjang.

Kalau kamu ingin bisnis yang tahan lama, investasikan waktu untuk riset, tanya pengalaman mitra lain, dan pastikan brand yang dipilih punya komitmen mendukung mitranya.

Siapa tahu, langkah bijak hari ini jadi awal dari kesuksesan bisnis kamu besok.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Idham Nur Indrajaya pada 11 Aug 2025

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 13 Agt 2025

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS