Minat Masyarakat Soloraya Pada Saham Syariah Cukup Tinggi, BEI Raih The Best Islamic Capital Market
Selasa, 22 September 2020 18:34 WIB
Gerai saham syariah IAIN Surakarta undefined
SOLO - Meskipun dimasa pandemi, minat masyarakat di Solo dan sekitar berinvestasi saham syariah mulai menggeliat. Ini terlihat dari animo masyarakat berkonsultasi mengenai saham syariah.
"Di Solo ada galeri investasi syariah di IAIN Surakarta, rata-rata ada penambahan 750 investor syariah di situ pertahun," kata Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Tengah 2, M Wira Adibrata, beberapa waktu lalu di Solo.
Dikatakan, saham syariah dan saham nonsyariah itu sama-sama surat berharga yang diperdagangan di pasar yang sama. Namun ada tiga hal mendasar yang membedaan kedua saham itu.
Saham bisa dinyatakan sebagai saham syariah bila produk atau jasa yang ditawarkan atau dihasilan oleh perusahaan tidak melanggar syariat Islam.
Data menunjukkan, hingga akhir Agustus 2020, pasar saham syariah di Indonesia mendominasi, dengan persentase jumlah saham syariah sebesar 63% dari total saham yang tercatat di BEI, kapitalisasi pasar saham syariah 50%, volume perdagangan saham syariah 65%, frekuensi perdagangan saham syariah 68%, dan nilai transaksi perdagangan saham syariah sebesar 52% dari total perdagangan saham di BEI.
"Pasar modal syariah di Indonesia masih menjadi yang paling inovatif dan satu-satunya di dunia yang memiliki produk terlengkap dan mengintegrasikan investasi syariah di pasar modal, dan filantropi IIslam. Selain memiliki produk investasi seperti wakaf saham, zakat saham, sedekah saham dan wakaf sukuk, pasar modal syariah Indonesia juga memiliki sukuk wakaf yang merupakan sukuk wakaf pertama di
dunia."
BEI terus melakukan inovasi bagi edukasi Pasar Modal Syariah. Salah satunya menyediakan sarana edukasi secara virtual, serta memiliki platform kegiatan literasi dan inklusi yang terintegrasi bernama Sharia Investment Week (SIW). Selain itu, BEI dianggap sebagai Bursa Efek di dunia yang mampu mengembangkan konsep edukasi pasar modal syariah terintegrasi, melibatkan beragam jaringan komunitas di masyarakat, mulai dari komunitas mahasiswa, ibu rumah tangga, profesional sampai komunitas pendakwah dan jaringan pesantren.
Pasar modal syariah Indonesia juga menunjukkan kinerja pertumbuhan jumlah investor saham syariah sangat signifikan. Dalam 4 tahun terakhir, jumlah investor saham syariah di Indonesia meningkat 536%.
Per Agustus 2020, investor saham syariah telah mencapai 78.199 investor atau sekitar 5,9% dari total investor saham Indonesia.
Pasar modal syariah Indonesia sangat mendukung pengembangan green investment. Ini telah dilaksanakan sejak 2018, dimana Pasar Modal Syariah Indonesia konsisten menerbitkan green sukuk serta BEI yang menjadi anggota Sustainable Stock Exchanges Initiative.
BEI adalah Bursa Efek pertama di dunia yang mengembangkan sistem transaksi secara daring yang memenuhi prinsip syariah atau Shariah Online Trading System (SOTS) yang terintegrasi secara end to end mulai dari layanan pembukaan rekening saham syariah pada Anggota Bursa penyedia SOTS, proses penyelesaian efek sampai fasilitas Rekening Dana Nasabah (RDN) pada Bank Syariah.
Pasar modal syariah Indonesia juga menjadi satu-satunya pasar modal di dunia yang mempunyai fatwa khusus tentang transaksi saham syariah di Bursa Efek, yaitu Fatwa DSN MUI No 80 Tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek dan fatwa khusus tentang penyelesaian dan penyimpanan efek di KSEI yaitu fatwa DSN MUI No 124
tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Pelaksanaan Layanan Jasa Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek Serta Pengelolaan Infrastruktur Investasi Terpadu.
"Pasar modal ayariah Indonesia memiliki perusahaan efek yang mengembangkan sistem perdagangan syariah atau Islamic Windows Securities Companies terbanyak di dunia dengan pertumbuhan paling signifikan. Saat ini terdapat 18 Anggota Bursa (AB) yang mengembangkan sistem perdagangan online syariah atau SOTS," katanya.
Bagikan
RELATED NEWS