Menguak Kisah Sukses Para Taipan Dunia dalam Bisnis Judi

Redaksi Daerah - Rabu, 13 November 2024 15:01 WIB
Melongok Deretan Konglomerat Dunia dari Bisnis Judi

JAKARTA – Saat ini Indonesia menghadapi salah satu masalah serius, yaitu judi. Hal ini karena judi dapat menimbulkan kerugian besar bagi banyak orang. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat jumlah anak yang terpapar judi online di Indonesia meningkat hingga 300%.

Adapun, Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika (PAI) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah memblokir sebanyak 94.720 konten yang terkait dengan judi online dalam waktu tiga hari, mulai dari Sabtu, 9 November 2024 hingga Senin, 11 November 2024.

Di sisi lain, di berbagai negara judi adalah salah satu bisnis yang sudah dilegalkan. Bahkan, ini menjadi sumber kekayaan bagi beberapa miliarder. Dilansir dari Forbes, berikut beberapa orang terkaya di dunia yang diketahui memiliki bisnis judi dengan harta melimpah. Yuk, simak!

Deretan Konglomerat Dunia dari Bisnis Judi

Miriam Adelson

Miriam Adelson adalah janda dari Sheldon Adelson, ia merupakan mantan CEO dan ketua perusahaan kasino Las Vegas Sands, yang meninggal pada usia 87 tahun pada tahun 2021. Dia dan keluarganya sekarang memiliki lebih dari separuh kerajaan perjudian yang terdaftar di Bursa Efek New York, yang memiliki kasino di Singapura dan Makau.

Pada tahun 2022, Las Vegas Sands menjual asetnya di Vegas Strip, Venetian Resort, dan Sands Expo and Convention Center kepada Apollo Global dan Vici Properties seharga US$6,25 miliar.

Kekayaan Adelson sangat mencolok dibandingkan dengan pemilik kasino global lainnya. Ia menduduki posisi sebagai pemilik kasino terkaya menurut daftar Forbes. Miriam Adelson dikenal sebagai ratu judi dunia, karena miliarder yang berasal dari Israel ini memiliki kekayaan sebesar US$34,3 miliar.

Lui Che Woo

Lui Che Woo adalah pemimpin operator kasino Macau Galaxy Entertainment Group dan pengembang properti K. Wah International Holdings, keduanya terdaftar di Hong Kong. Ia meninggal pada bulan November 2024 di usia 95 tahun.

Awalnya ia seorang pemasok bahan kontruksi, membangun K. Wah sebagai perusahaan pengembangan property di Hong Kong dan China daratan. Harta kekayaan Lui Che Woo mencapai US$10,4 miliar. Lui menyumbangkan US$1,2 miliar pada tahun 2015 untuk mendanai yayasannya dan Penghargaan Lui Che Woo.

Adapun, properti kasino terkemuka di bawah Lui Che adalah Galaxy Macau Casino & Hotel, yang dibuka pada tahun 2011. Properti mewah ini dilengkapi dengan 50 restoran, 2.200 kamar, 450 meja kasino, kolam ombak, dan pantai buatan.

Bisnis perjudian Lui Che dimulai pada awal 2000-an. Putra tertua Lui, Francis, mengawasi operasi Galaxy sementara putrinya Paddy dan putranya Alexander fokus pada K. Wah.

Denise Coates

Coates adalah salah satu CEO Bet365, salah satu perusahaan perjudian online terbesar di dunia, bersama saudaranya, John. Coates pertama kali belajar menjadi akuntan sebelum mengambil alih sejumlah toko taruhan milik keluarganya dan kemudian menjualnya ke bandar taruhan Coral.

Melihat keberhasilan bisnis perjudian online, Coates membeli domain Bet365.com pada tahun 2000 dan meluncurkan situs web tersebut pada tahun 2001.

Dia memiliki sekitar setengah dari Bet365 yang dikelola secara pribadi, yang memfasilitasi lebih dari US$65 miliar dalam bentuk taruhan setiap tahun. Dari bisnis ini, Coates mempunyai harta kekayan US$10,1 miliar.

Karel Komarek

Karel Komarek memulai bisnisnya di bidang minyak dan gas di Republik Ceko pada tahun 1990-an, tepat setelah Revolusi Velvet. Pada tahun 2010, ia berhenti berbisnis dengan ayah dan saudara perempuannya untuk menjalankan kelompok investasinya sendiri.

KKCG miliknya sekarang berinvestasi di bidang hiburan, teknologi informasi, real estat, dan biomedis. Ia membentuk Sazka Group (kemudian berganti nama menjadi Allwyn) pada tahun 2016, dan dengan cepat menjadi pemilik lotere terbesar di Eropa.

Dia memiliki kekayaan mencapai US$9,3 miliar. Pada Januari 2022, ia mengantarkan perusahaan untuk membawa Allwyn ke public melalui penggabungan SPAC.

Johann Graf

Johann Graf memiliki Novomatic Group, yang mengoperasikan kasino di seluruh dunia dan juga menjual mesin slot, permainan video poker, dan permainan meja elektronik. Dari bisnis judi ini, Johann Graf memiliki kekayaan US$7 miliar.

Dibesarkan oleh kakek-neneknya di sebuah flat kecil tanpa air mengalir, ia magang sebagai tukang daging dan diharapkan untuk mengambil alih toko daging milik keluarganya. Sebaliknya Graf mulai mengimpor mesin pinball Amerika ke Austria melalui Belgia, lalu menjadi agen untuk perusahaan mesin slot Inggris.

Pada tahun 1980, ia menonjolkan diri dengan Novomatic, yang dengan cepat ia perluas ke Swiss dan kemudian Blok Timur.

Teddy Sagi

Teddy Sagi mendirikan pengembang perangkat lunak perjudian Playtech pada tahun 1999. Pendapatan perusahaan ini lebih dari US$1 miliar dan diperdagangkan di bursa saham London. Dari bisnis judi ini, ia memiliki kekayaan US6,4 miliar.

Sagi menjual 12% saham Playtech dengan harga hampir US$400 juta pada tahun 2016, ia menjual sisanya seharga US$88 juta pada bulan November 2018. Dia telah membawa 4 perusahaan di bawah tangan dinginnya ke publik di AIM London, yaitu Playtech, Market Tech, pemroses pembayaran daring SafeCharge dan perusahaan keamanan siber Kape.

Sagi mengambil alih Market Tech (sekarang Labtech London) menjadi perusahaan swasta pada bulan Juli 2017. Perusahaan tersebut memiliki portofolio properti di London termasuk tempat wisata populer Camden Market. Pada tahun 2019, ia menjual SafeCharge ke perusahaan Kanada, Nuvei seharga US$889 juta. Investasi lainnya meliputi ruang kerja bersama dan perusahaan rintisan teknologi.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 13 Nov 2024

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 13 Nov 2024

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS