Mangkunegaran Natyapura Bersama Kementerian Komdigi Kampanyekan Waspadai Bahaya Adiksi Medsos Anak
SOLO (Soloaja.co) - Istana Mangkunegaran kembali menjadi pusat perhatian budaya melalui pagelaran seni Mangkunegaran Natyapura. Event yang merupakan kolaborasi antara Mangkunegaran dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) ini dilangsungkan meriah di Dalem Prangwedanan, Mangkunegaran Solo, Sabtu (4/10/2025) malam.
Acara ini tidak hanya menampilkan kekayaan seni tradisi Mangkunegaran, tetapi juga menjadi platform penting bagi Komdigi untuk menyuarakan perlindungan anak di dunia digital.
Mangkunegaran: Menyulam Tradisi dan Teknologi
Pagelaran seni ini meliputi serangkaian acara budaya, mulai dari Dialog bersama Mangkunegaran dan Komdigi, Pagelaran Tari, Klenengan gamelan, hingga Pagelaran Wayang dari Kawedanan Panti Budaya Mangkunegaran. Kehadiran jajanan khas Mangkunegaran dari Abdi Dalem turut melengkapi nuansa budaya.
- Slup-Slupan Kantor Pusat Baru Yayasan Surya Nuswantoro, Usung Misi Berdayakan Masyarakat
- 40 Pelukis Solo Gelar Reuni Akbar di KSPH Lewat Pameran "Ekspresi Pelukis Solo"
KGPAA Mangkunegara X, yang hadir langsung menyambut hangat inisiatif ini. Ia menegaskan bahwa Mangkunegaran adalah rumah budaya dan sumber kekuatan yang mengajarkan nilai-nilai luhur seperti kebijaksanaan dan kebersamaan.
"Nilai-nilai inilah Bapak Ibu yang menjadi bekal bagi anak-anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan berkarakter," ujar MN X, menekankan bahwa kegiatan budaya yang ramah anak dapat memberikan ruang belajar yang menyenangkan.
Peraturan Batasan Usia Medsos: Bukti Konsentrasi Presiden
Menteri Komdigi, Meutya Hafid, dalam dialognya mengungkapkan alasan Komdigi menyatukan tradisi dan teknologi: karena digitalisasi tanpa diiringi budaya dan akar yang kuat akan membawa lebih banyak kerugian.
- Wibu Ambyar, Fenomena Baru Campursari-J-Pop dari Solo
- BRI Gelar Consumer BRI Expo 2025 di Surabaya, Hadirkan Solusi Finansial untuk Hidup Lebih Baik
Meutya Hafid menyoroti perlunya menjaga anak-anak dalam lingkungan yang aman dan seimbang, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ia mengungkapkan bahwa Indonesia termasuk negara kedua yang kini memiliki peraturan membatasi usia anak untuk mengakses media sosial.
"Ini menjadi bukti bahwa Pak Presiden Prabowo sangat konsen betul dengan keberlangsungan kesehatan anak-anak juga secara mental, tidak hanya melalui MBG (Makan Bergizi Gratis), tapi juga bagaimana anak-anak ditunda usianya untuk masuk sosial media," jelasnya.
Meutya Hafid menekankan bahwa bahaya di media sosial, seperti judi online, pornografi, dan perundungan, sudah terjadi di depan mata. Regulasi ini, katanya, ibarat orang tua melarang anak di bawah umur mengendarai kendaraan bermotor karena sadar akan bahayanya.
- Sekda Jateng Lepas Kontingen Pornas Korpri: Terapkan Nilai Sportivitas Jadi Integritas ASN
- Pelantikan Pengurus PWI Pusat: Menkomdigi Meutya Hafid Tegaskan Independensi Pers
Gotong Royong Melindungi Anak: Peran Keluarga dan Platform
Menteri Komdigi meyakini peraturan tidak akan berjalan sendiri. Ia menyerukan gotong royong dari berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan, Kemendagri, Kementerian Agama, hingga Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak.
Namun, ia menyoroti peran keluarga sebagai perlindungan terbaik yang selalu dimulai dari rumah.
"Kalau anak-anaknya memakai HP, Bapak Ibu tolong diawasi dari belakang, dari tengah, dan juga dari depan," pesannya.
Mengutip filosofi Jawa "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani," Meutya meminta orang tua menjadi contoh dengan membatasi penggunaan ponsel mereka sendiri, terutama saat waktu keluarga.
Meutya Hafid juga secara khusus menugaskan platform media sosial seperti Instagram dan TikTok untuk mampu mengidentifikasi dan membatasi akun anak-anak yang "pura-pura dewasa," demi menjaga agar generasi penerus dapat tumbuh di lingkungan yang aman, sehat, dan penuh kasih sayang.