MAKIN Gelar Sembahyang Arwah Ching Bing di Thiong Ting Solo

Kusumawati - Senin, 08 April 2024 08:14 WIB
Sembahyang Ching Bing dia arwah untuk leluhur di Klenteng Hok Tek Cheng Sien Rumah Duka Thiong Ting Solo, Minggu (7/4/224). (Soloaja.co)

SOLO (Soloaja.co) - Sembahyang Ching Bing digelar Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Surakarta dengan fasilitas dari PMS, di Klenteng Hok Tek Cheng Sien Rumah Duka Thiong Ting Solo, Minggu 7 Apr 2024.

Dijelaskan ketua MAKIN Surakarta, Henry Susanto, didampingi Novita Luisiana Dewi, Ketua Panitia mengatakan Upacara Ching Bing merupakan sembahyang untuk arwah para leluhur.

Ching Bing salah satu dari 14 Hari Raya Keagamaan Khonghucu yang dilaksanakan 104 hari setelah Tangcik tanggal 22 Desember atau saat sembahyang musim dingin.

"Upacara Ching Bing di Thiong Ting dimulai dengan bersembahyang ke altar Tian, Tuhan YME dilanjutkan ke Kelenteng yaitu altar Dewa Bumi (Hok Tek Cheng Sien), lalu ke altar sembahyang umum yang diatasnya tersaji banyak masakan, buah, kue, minuman dan lainnya. Dibelakang altar terpasang nama para leluhur yang didoakan, selesai upacara kertas berisi nama tersebut akan dibakar / disempurnakan bersama dengan Gin Coa (uangan perak)." Ungkap Novi.

Untuk Ching Bing yang dilaksanakan MAKIN Surakarta ada 2 altar yaitu altar umum dan altar Vegetarian, karena sebagian leluhur masyarakat Tionghoa semasa hidupnya banyak yang berpantang makan daging.

Umat Khonghucu Surakarta mengikuti jalannya upacara yang dipimpin oleh rohaniwan Khonghucu Mursyid Jiwatman, yang mengenakan jubah panjang Biru tua sementara kedua pendampingnya memakai warna biru muda, dihadiri juga para rohaniwan, pengurus serta umat.

Diketahui sejak puluhan tahun yang lalu sembahyang rutin dilaksanakan di Thiong Ting Jebres karena dahulu disitu banyak pemakaman tak terurus dan tempat abu jenazah dititipkan. Sejak Thiong Ting dibangun, makam yang ada dibongkar dan abu dipindahkan ke Delingan, tapi upacara Ching Bing tetap dilaksanakan disitu karena di halaman Thiong Ting masih ada makam Tn / Ny Liem Djie Boo selaku pendiri dan pemilik Thiong Ting.

Lahan pemakaman jaman dahulu masih luas sehingga hampir semua orang Tionghoa selalu memakamkan leluhurnya yang meninggal maka Sembahyang Ching Bing selalu dilaksanakan di pemakaman, hari itu semua memerlukan untuk berziarah ke makam sehingga juga menjadi ajang reuni karena ahli waris almarhum karena mungkin ada yang tinggal diluar kota.

Nabi Khonghucu mengajarkan umatnya untuk selalu menghormati dan bersembahyang kepada leluhurnya, kenapa demikian, keberadaan kita di dunia tidak lepas dari peran orang tua & leluhur kita, yang mendidik dan membesarkan kita, yang memberikan segalanya untuk kita adalah orang tua kita, maka kewajiban utama seorang anak adalah berbakti dan membahagiakan orang tua.

"Ching Bing membuktikan kepada kita betapa bakti kepada orang tua penting dan wajib untuk tetap dijalankan oleh semua siapapun yang merasa pernah dilahirkan, dibesarkan, dirawat, dididik dan diberi berbagai fasilitas oleh kedua orang tuanya." Pungkasnya.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS