Mahasiswa UNS Teliti Daun Afrika Jadi Plester Microneedle Bagi Penderita Diabetes Melitus

Kusumawati - Selasa, 29 November 2022 11:41 WIB
Empat mahasiswa Universitas Sebelas Maret Solo Amalia Daryati, Meila Tunjung Suryaningrum, Ahmad Prakoso, dan Ikke Rahmandita penemu inovasi plester microneedle untuk penyakit diabetes melitus dari daun afrika. (Humas UNS )

SOLO (Soloaja.co) - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Kota Solo menemukan inovasi baru dalam pengobatan penyakit diabetes miletus dengan membuat plester microneedle dari tanaman daun afrika.

Keempat mahasiswa itu adalah Amalia Daryati, Meila Tunjung Suryaningrum, Ahmad Prakoso, dan Ikke Rahmandita mahasiswa S-1 Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS.

Inovasi tersebut dilakukan dengan menggunakan teknologi microneedle transdermal patch yang berisi senyawa 11 beta dan 13 dihydrovernolide dari tanaman daun afrika.

Salah satu mahasiswa pencipta inovasi, Amalia mengatakan dia dan tim memanfaatkan tanaman daun afrika yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar. Inovasi itu muncul karena keprihatinan rendahnya kepatuhan mengonsumsi obat bagi para penderita diabetes melitus.

“Kepatuhan konsumsi obat merupakan tonggak utama keberhasilan pengobatan penyakit, khususnya diabetes melitus,” ujar Amalia Selasa, 29 November 2022.

Menurutnya banyak faktor pasien tidak mengkonsumsi obat seperti lupa dan persediaan. Penemuan ini dianggap lebih efisien untuk mengatasi masalah tersebut.

"Sediaan ini mudah dipakai dan nyaman serta dapat memberikan efek terapi dalam jangka yang cukup panjang merupakan sebuah solusi yang sangat dibutuhkan saat ini," imbuhnya.

Amalia memebeberkan bahwa inovasi tersebut tidak terlepas dari peran pembimbingnya, Syaiful Choiri pada Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM RE).

Sistem microneedle tersebut diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketidakpatuhan pasien dalam mengonsumsi obat utamanya pada terapi jangka panjang.

Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa nanopartikel patch transdermal nanoemulsi menunjukkan penurunan yang lebih baik, yaitu sekitar 60% dari kadar glukosa awal dibanding kelompok dengan patch transdermal non nanoemulsi yang hanya turun sekitar 20 persen.

“Sistem microneedle dapat membuat obat mampu menembus lapisan stratum corneum kulit dan selanjutnya melebur sehingga zat aktif yang di dalamnya dapat keluar dari sistem dan masuk ke peredaran darah. Selain itu, senyawa yang sifatnya nonpolar dibuat menjadi sistem nanoemulsi yang dapat meningkatkan permeabilitas senyawa 11 beta dan 13 dihydrovernolide,” katanya.

Editor: Redaksi
Tags Daun Afrika UNS Bagikan

RELATED NEWS