Kunjungi Karanganyar, Menteri Pertanian Ajak Petani Kreatif Kembangkan Integrated Farming
Jumat, 16 Oktober 2020 01:42 WIB
Mentan SYL saat melihat integrated farming di desa Kranggan Gondangrejo Karanganyar undefined
KARANGANYAR - Sektor pertanian di Indonesia menjadi saat ini masih menjadi andalan. Dengan potensi sumber daya alam yang sangat melimpah, sudah sewajibnya masyarakat indonesia mensyukuri rahmat Allah dengan memberikan timbal balik yang positif.
"Perubahan desa, kecamatan maupun kabupaten, menjadi maju dan kuat dalam hal ketahanan pangan, bisa dilihat dari sejauhmana usaha kolektif membenahi sektor pertaniannya." Kata Menteri Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) saat mengunjungi lokasi Integrated Farming di Dukuh Kanilan Desa Kranggan, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar, Kamis 15 Oktober 2020.
Kinerja sektor pertanian selama pandemi memang dijadikan andalan dibandingkan sektor lainnya. Betapa tidak, ketika sektor lainnya mengalami penurunan, sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“PDB pertanian tumbuh 16,24% pada triwulan-II 2020. Dan ekspor sektor pertanian periode Januari sampai dengan Agustus 2020 mencapai Rp 258 triliun,” jelas Mentan.
Melihat keberhasilan masyarakat dalam pengembangan integrated farming atau pertanian terintegrasi, antara pertanian, peternakan dan perikanan, Mentan SYL sangat optimis menjadikan Kabupaten Karanganyar menjadi daerah penyangga pangan.
“Melihat semangat Pak Bupati dan petani-petani yang ada di sini. Dan pendekatan baru bagaimana mengelola pertanian dengan cara mengkorporasikan mulai dari hulu hingga hilir, saya optimis, Karanganyar akan menjadi daerah yang jauh lebih baik,” tegasnya.
Sementara itu Bupati Karanganyar, Juliyatmono menyampaikan terima kasih dan rasa bangga atas kehadiran Mentan SYL dan rombongan.
“Karanganyar optimis menjadi salah satu daerah penyangga pangan Pak Menteri. Surplus beras kami sebesar 150 ribu ton. Apalagi sudah ada dua waduk yang bisa mengairi persawahan. Kami bertekad, tidak ada sejengkal lahan yang tidak kami tanami termasuk empon-emponan,” kata Juliyatmono.
Bagikan
RELATED NEWS