Konser 25 Tahun Endah Laras Berkarya, Persembahan Khusus Untuk Sang Maestro

Kusumawati - Rabu, 03 November 2021 18:21 WIB
Endah Laras

SOLO (Soloaja.co) - 25 tahun berkarya, Endah Laras, musisi keroncong kebanggaan Indonesia siap menggelar konser tunggal ‘Endahing Waldjinah Larasing Keroncong’, Jumat, 5 November 2021.

Dalam konser tunggal ini juga akan dilaunching single terbaru Endah Laras tribute to maestro keroncong Waldjinah.

“Konser tunggal ini sebagai persembahan khusus kepada Ibu Hj. Waldjinah yang menjadi guru dan panutan seni keroncong, serta penghormatan atas konsistensi beliau menjaga kelestarian musik keroncong, genre musik yang sangat mempengaruhi jalan hidup berkesenian saya,” ungkap Endah Laras saat konferensi pers di sunan hotel, Rabu 3 Nopember 2021.

“Lagu untuk Ibu saya, Waldjinah sudah saya tulis sejak 2016. Berawal dari ibu dirawat di ICU dan karena kedekatan dengan keluarga, saya diperkenankan untuk masuk. Waktu itu sorot wajah ibu menunjukkan semangat ingin pulang ke rumah, ingin kembali bernyanyi dan kembali mengajar keroncong. Pulang dari rumah sakit tiba-tiba muncul instrumen lagu dari moment tersebut,” imbuh Endah.

Endah Laras menyebut lagu yang terinspirasi dari pertemuan di rumah sakit tersebut tidak bercerita tentang kesedihan namun lebih berisi kenangan masa-masa pertemuan pertama kali dengan Waldjinah yang tetap membekas hingga sekarang.

“Ada moment yang saya ingat betul, tahun 1997 bertemu Ibu di pentas keroncong. Waktu itu Ibu bertanya pada saya, kowe cah ngendi? (kamu orang mana?) kok gelem nyanyi langgam jawa? (kok mau menyanyi langgam jawa), kok gelem jarikan? (kok mau memakai jarik). Menurut saya itu apresiasi besar, moment itu yang saya bawa ke dalam lagu ini,” papar Endah Laras.

Endah Laras menyebut, rencana untuk melaunching single tribute to Waldjinah sudah lama namun terkendala berbagai hal salah satunya adalah karena pandemi.

Konsisten berkesenian

Endah Laras terus konsisten berkesenian, tak hanya terbatas seni tradisi Jawa. Bermodal suara emas dan segudang referensi seninya, ia merambah dunia seni peran. Tampil dalam aneka acara televisi maupun film sudah sama biasanya dengan melantai di gedung-gedung pertunjukan bergengsi, baik di Indonesia maupun beberapa negara Asia, Eropa hingga Amerika, bahkan tampil khusus di World Economic Forum 2016 di Davos, Swiss.

Selain bersama seniman tradisi di sekitar Surakarta, Endah Laras juga terlibat kolaborasi dengan seniman nasional beragam latar belakang seperti Waldjinah, Andjar Any, Slamet Gundono, Dedek Wahyudi, Sardono W Kusumo, Djaduk Ferianto, Garin Nugroho dan banyak lagi.

“Pada konser ini ada 11 lagu yang akan saya bawakan. Ini adalah lagu yang saya nyanyikan ketika saya berkarir njajah ndeso (dari desa ke desa), lompat negara, turut kutha (dari kota ke kota). Saya ingin mengenang kembali masa-masa saya berkarir untuk mengingatkan pondasi yang membesarkan saya,” tandas Endah Laras.

Sebelas lagu tersebut diantaranya Yen Ing Tawang Ana Lintang, Ojo Dumeh, Stambul Baju Biru dan Bunga Anggrek. Endah menyebut empat lagu ini mempunyai kesan paling dalam yang menandai karirnya.

“Yen Ing Tawang Ana Lintang adalah lagu pertama yang saya bisa. Lagu ini juga selalu membuat saya deg-deg an. Setiap kali pentas bersama penyanyi keroncong lainnya saya takut ada lagu ini dibawakan oleh penyanyi lain karena cuma itu lagu yang saya bisa waktu itu,” kelakar Endah mengenang masa-masa awal karirnya.

Perjalanan karir

Darah seni tradisi Jawa Endah Laras sudah terbawa sejak lahir, dari ibu seorang penari dan ayah dalang, Maka, sejak kanak-kanak sudah lekat dengan karawitan, tari dan sinden.

Pada usia 12 tahun, la sudah menjuarai kompetisi tari dalam Porseni Sekolah Dasar se-Karesidenan Surakarta, Selain menekuni seni tradisi Jawa, pada usia remaja la mulai menyukai musik keroncong, musik Sunda, Banyuwangi, hingga kontemporer barat, termasuk seriosa.

Dengan latar belakang tersebut, wajar jika masa remaja Endah Laras bergelimang prestasi, seperti juara Pop Singer Pelajar se-Jakarta Barat (1993), gelar vokal terbaik Festival Keroncong antar pelajar se-Jabotabek (1994), termasuk konduktor terbaik dalam lomba paduan suara se-Jabotabek (1992).

Kini, genap menapaki 25 Tahun Endah Laras Berkarya secara profesional, la menggelar konser tunggal, yang akan digelar secara hybrid, yakni disiarkan melalui kanal YouTube Endah Laras Channel dan di-relay oleh oleh kanal Gibran Rakabuming dan Sanggar Cemara Channel.

Penghargaan untuk maestro

“Ada misi khusus pada konser 25 tahun saya berkarir yakni memberikan penghargaan dan tali asih pada 30 seniman sepuh, juga penghargaan pada 3 maestro keroncong yakni Waldjinah, Anjar Ani dan Manthous.

Tim Produksi Konser 25 Tahun Endah Laras Berkarya, Blontank Poer menambahkan, mengingat situasi pandemi Covid-19 yang belum sirna, konser Endahing Waldjinah, Larasing Keroncong digelar dengan undangan terbatas demi bisa menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Sementara, masyarakat luas bisa menikmati melalui kanal YouTube secara langsung.

“Konser yang dipersiapkan khusus selama berbulan-bulan ini dikemas secara apik, dengan menggabungkan pendekatan garap tradisi dengan orkestra, dengan aransemen yang digarap khusus oleh Tommy Widodo dari Yogyakarta. Sebagai arranger, Tommy Widodo telah banyak melahirkan karya musik bersama bintang-bintang musik ternama Indonesia,” tutur Blontank Poer.

Editor: Redaksi

RELATED NEWS