Kenali Tanda-tanda Awal Demensia Agar Dapat Diobati Sejak Dini
JAKARTA - Demensia adalah suatu kondisi medis yang dapat mengakibatkan penurunan fungsi kognitif secara progresif. Hal ini termasuk penurunan kemampuan untuk mengingat, berpikir, dan berbicara dengan jelas.
Demensia dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari seseorang, termasuk kemampuan untuk menjalankan tugas-tugas sehari-hari, berkomunikasi dengan orang lain, dan membuat keputusan.
Faktor risiko untuk demensia termasuk usia tua, riwayat keluarga dengan demensia, dan penyakit tertentu seperti penyakit Alzheimer. Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan demensia, perawatan dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup bagi mereka yang terkena dampaknya.
- Cara Mencegah Penyakit Gara-gara Banjir yang Harus Anda Waspadai
- Alasan Mengapa Anda Tidak Boleh Mengelola Dana Pensiun untuk Bisnis
- Cara Cek Rekening Penipu Agar Tidak Terjebak Penipuan
Penelitian terbaru sebut tanda awal demensia bisa dideteksi ketika Anda melakukan hal-hal ini saat tengah berbicara.
Melupakan suatu kata saat tengah berbicara adalah hal yang umum terjadi dan dirasakan semua orang. Namun, ketika kecepatan berbicara seseorang mulai melambat, hal ini bisa menjadi tanda yang lebih serius.
Dikutip dari Futurism, sebuah penelitian baru dari Universitas Toronto menemukan bahwa kecepatan bicara yang melambat mungkin merupakan indikator awal demensia yang lebih kuat dibandingkan dengan lupa kata.
Penelitian dilakukan dengan menunjukkan gambar gambar melalui obrolan video kepada 125 orang dewasa sehat dengan rentang usia yang luas antara 18 dan 90 tahun, kemudian meminta mereka untuk mendeskripsikan adegan yang baru saja mereka lihat.
Deskripsi tersebut kemudian dianalisis menggunakan kecerdasan buatan untuk menentukan detail seperti kecepatan bicara, berapa lama peserta berhenti di antara kata-kata, dan berapa banyak kata yang mereka gunakan.
Masih melalui obrolan video, 125 partisipan studi yang sama menyelesaikan kuesioner yang mengukur kemampuan kognitif mereka, seperti kemampuan berkonsentrasi, kecepatan berpikir, serta kemampuan merencanakan dan menyelesaikan tugas.
Ternyata, ada hubungan antara kemampuan kognitif dan kecepatan bicara, terutama pada peserta yang lebih tua.
Namun, dua peneliti dari Universitas Sussex yang menulis editorial untuk penelitian tersebut mengatakan bahwa tugas dalam penelitian tersebut mungkin tidak mencerminkan cara manusia memproses bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menyarankan agar peneliti bisa memilih tugas lain yang lebih sesuai dengan pengalaman nyata, seperti tes kelancaran verbal.
"Menariknya, studi tersebut menemukan bahwa kecepatan bicara alami orang dewasa yang lebih tua berhubungan dengan cepatnya mereka dalam menamai gambar," tulis Claire Lancaster dan Alice Stanton, para peneliti Sussex.
"Hal ini menyoroti bahwa perlambatan umum dalam pemrosesan mungkin mendasari perubahan kognitif dan linguistik yang lebih luas seiring bertambahnya usia, daripada tantangan spesifik dalam mengingat kata-kata." tambah mereka.
Kesimpulannya, pemahaman tentang bagaimana seseorang merasa ketika kesulitan mengingat kata-kata dapat memberikan wawasan berharga tentang kesehatan kognitif seseorang.
Meski begitu dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tidak mungkin mengalami jenis tes seperti itu secara rutin. Para peneliti Toronto, sebagaimana disarankan oleh para ahli Sussex, dapat memilih tugas lain seperti tes kelancaran verbal yang mengukur apakah orang mampu mengungkapkan kata yang ingin mereka ucapkan.
- 7 Rekomendasi Film Tayang di Viu, Cocok Temani Aktivitas Saat Bulan Ramadan
- Tidak Sembarangan! Ini Barang Bawaan dari Luar Negeri yang Dibatasi Jumlahnya
- Kenali Jenis-jenisnya Sebelum Yakin Ambil KPR
Hal ini dapat membantu pengembangan alat yang lebih efektif dalam mendeteksi dan mengukur penurunan kognitif awal.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 18 Mar 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 19 Mar 2024