Kenali Perbedaannya Anosmia, Hilang Penciuman Karena Covid-19 atau Flu Biasa?

Kusumawati - Jumat, 02 Juli 2021 08:29 WIB
Ilustrasi undefined

(Soloaja.co) – Informasi yang tersebar bahwa Anosmia atau hilangnya indra penciuman untuk sementara merupakan salah satu gejala umum infeksi Covid-19. Namun, orang yang sedang mengalami flu juga terkadang mengalami kondisi tersebut.

Jika Anda mengalami Anosmia, jangan langsung panik. Ada baiknya Anda mengenali perbedaan anosmia yang disebabkan Covid-19 dengan gejala flu biasa agar Anda dapat melakukan tindakan penanganan yang tepat.

Para peneliti dari Eropa yang telah mempelajari gejala yang dialami pasien Covid-19 mengungkapkan bahwa gejala anosmia yang menyertai penyakit Covid-19 memiliki ciri yang unik dan berbeda dari yang dialami oleh orang yang sedang mengalami demam atau flu parah.

Ada pun ciri unik anosmia akibat Covid-19 tersebut dikutip dari Halodoc.com adalah sebagai berikut:

1. Muncul Secara Tiba-tiba

Hal pertama yang membedakan anosmia yang menjadi gejala Covid-19 dengan flu adalah anosmia akibat Covid-19 cenderung muncul secara tiba-tiba dan parah.

Gejala anosmia biasanya muncul sekitar 2-14 hari setelah terpapar virus corona. Namun, gejala tersebut biasanya terjadi secara tiba-tiba meskipun kamu tidak mengalami masalah dalam bernapas. Sementara pada kasus flu, anosmia biasanya diawali dengan hidung meler atau tersumbat yang bisa menghilangkan kemampuan penciuman kamu.

2.Disertai dengan Gejala Dysgeusia

Selain itu, anosmia yang terjadi akibat virus corona juga cenderung parah. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Rhinology yang mencoba mencari perbedaan antara anosmia pada Covid-19 dan pilek, meneliti kemampuan penciuman dan pengecapan pada 10 pasien Covid-19, 10 pasien flu atau pilek, dan 10 orang sehat. Hasilnya adalah hilangnya fungsi penciuman pada pasien Covid-19 lebih parah.

Anosmia pada pengidap Covid-19 juga disertai dengan gejala dysgeusia, yaitu hilangnya kemampuan indra pengecap dalam merasakan makanan, khususnya membedakan rasa pahit dan manis.

Sementara itu pada pasien pilek, menurunnya kemampuan indera pengecap tidak terjadi. Hanya sedikit pasien pilek yang mengalami penurunan fungsi indra pengecap, namun mereka masih bisa membedakan rasa pahit dan manis.

Para ahli menduga gejala dysgeusia pada pasien Covid-19 terjadi karena virus corona memengaruhi sel-sel saraf yang terlibat langsung dengan sensasi penciuman dan rasa.

3.Bukan Disebabkan oleh Hidung Tersumbat

Perbedaan lain antara anosmia pada Covid-19 dan pilek adalah hilangnya indra penciuman pada saat flu disebabkan karena hidung dan saluran napas tersumbat. Sementara anosmia yang terjadi pada pengidap Covid-19 dikaitkan dengan sistem saraf pusat.

Profesor Carl Philpott dari University of East Anglia’s Norwich Medical School sekaligus ketua dari studi tersebut mengungkapkan bahwa virus corona sebelumnya sudah diketahui bisa memengaruhi sistem saraf pusat berdasarkan tanda-tanda neurologis yang dikembangkan oleh beberapa pasien.

Penyakit tersebut mirip dengan SARS yang dilaporkan bisa masuk ke otak melalui reseptor bau di hidung. Jadi, anosmia yang terjadi pada beberapa pengidap Covid-19 diduga berkaitan dengan pengaruh virus tersebut pada sistem saraf pusat.

Itulah perbedaan antara anosmia yang menjadi gejala Covid-19 dengan flu biasa. Selain kehilangan bau dan rasa, gejala utama Covid-19 lainnya yang bisa muncul adalah demam tinggi, dan batuk terus menerus.

Bila Anda mengalami gejala tersebut, lakukan tes Covid-19 untuk memastikan diagnosis. Sementara menunggu hasil tes, Anda juga sebaiknya segera mengisolasi diri guna mencegah penularan virus ke orang-orang sekitar, ya! (*)

Bagikan

RELATED NEWS