Kamala Harris Berpotensi Menggantikan Biden Usai Pengunduran Diri dari Pencapresan AS
WASHINGTON- Baru-baru ini dikabarkan Joe Biden secara resmi menyatakan mundur dari pencalonannya kembali sebagai calon Presiden Amerika. Peristiwa tersebut terjadi empat bulan sebelum warga Amerika pergi ke tempat pemungutan suara sekaligus mengubah persaingan untuk menuju Gedung Putih.
Pengumuman itu disampaikan Biden melalui akun X-nya pada Minggu 21 Juli 2024 malam. Dia mengatakan keputusan ini diambil demi kepentingan terbaik partai dan negara. Dia juga mengatakan dalam minggu ini akan menyampaikan pidato resminya.
"Merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk menjabat sebagai Presiden Anda. Dan meskipun saya berniat untuk mencalonkan diri kembali, saya yakin bahwa demi kepentingan terbaik partai dan negara saya, saya harus mengundurkan diri dan hanya fokus pada pemenuhan tugas saya sebagai Presiden selama sisa masa jabatan saya," tulis Biden.
- Tertarik Bisnis SPBU Shell? Simak Cara dan Biayanya
- Jangan Sampai Keliru, Ini Perbedaan Paylater dan Pinjol yang Perlu Anda Ketahui
- Inilah 7 Negara Bebas Pajak Penghasilan, Tertarik Pindah?
Keputusan ini diambil setelah berminggu-minggu tekanan hebat dari sesama Demokrat agar Biden mengundurkan diri. Ini setelah penampilan buruk dalam debat melawan kandidat Republik Donald Trump di akhir bulan Juni. Lebih dari 30 anggota Kongres dari Demokrat secara terbuka mendorong kepergiannya.
Biden saat ini berusia 81 tahun dan menjadikannya sebagai presiden tertua yang menjabat dalam sejarah Amerika. Pada pernyataan awal terkait pengunduran dirinya, Biden tidak menyertakan dukungan terhadap Wakil Presiden Kamala Harris. Tetapi beberapa menit kemudian ia menindaklanjutinya dengan pernyataan dukungan.
Langkah ini menjadikan Biden sebagai presiden petahana pertama yang melepaskan pencalonan partainya sejak Presiden Lyndon Johnson pada Maret 1968. Keluarnya presiden Amerika ke-46 dari pencalonan juga menempatkan Partai Demokrat dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Peristiwa ini terjadi hanya satu bulan sebelum Konvensi Nasional Demokrat dan kurang dari empat bulan hingga pemilihan tanggal 5 November.
Kamala Harris Jadi Calon Kuat
Wakil Presiden Kamala Harris tidak lama kemudain mengatakan berencana untuk mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Demokrat. Ini menciptakan dorongan yang dapat menjadikannya wanita kulit hitam pertama dan orang Asia Amerika pertama yang memimpin tiket partai politik besar.
"Saya merasa terhormat atas dukungan Presiden dan niat saya adalah untuk mendapatkan dan memenangkan nominasi ini," katanya dalam sebuah pernyataan.
Meski mendapat dukungan presiden, masih belum jelas apakah perempuan berusia 59 tahun ini akan menjadi calon. Kini, terserah kepada delegasi konvensi nasional partai untuk memilih kandidat mereka. Meski sekutu Harris berupaya mengamankan jalannya menuju pencalonan, beberapa Demokrat tidak mendukungnya. Atau secara eksplisit menyerukan proses pencalonan terbuka.
Jajak pendapat terkini juga menunjukkan bahwa Harris tampil lebih baik melawan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump, dibandingkan Biden dan calon potensial Demokrat lainnya.
Harris merupakan putri dari aktivis politik Berkeley dan imigran dari India serta Jamaika. Dia tumbuh di Oakland dan menghabiskan sebagian besar karier politiknya di Wilayah Teluk California. Setelah meraih gelar sarjana hukum dari Universitas California dia menjadi wakil jaksa wilayah untuk Wilayah Alameda. Dia kemudian bertugas di kantor jaksa wilayah dan jaksa kota San Francisco.
- Daftar Negara dengan Skor IQ Tertinggi di Dunia
- 8 Strategi Ampuh Menemukan Keuntungan di Dunia Aset Kripto
- Ketahui Penyebab KPR Ditolak oleh Bank
Pada tahun 2003, ia terpilih sebagai jaksa wilayah untuk San Francisco. Tujuh tahun kemudian, ia terpilih sebagai jaksa agung California. Dia menjadi wanita pertama, orang kulit hitam pertama, dan orang Asia Amerika pertama yang memegang jabatan tersebut.
Catatan Harris dalam penegakan hukum kemudian menjadi berkah sekaligus beban bagi kampanye politiknya untuk Senat dan Gedung Putih. Di antara kebijakannya yang paling kontroversial adalah program membolos yang dia advokasi. Kebijakan yang memungkinkan orang tua untuk didakwa dengan pelanggaran ringan jika anak-anak mereka terlalu sering tidak masuk sekolah. Harris kemudian mengatakan ia menyesali akibat yang tidak diinginkan dari program tersebut.
Pada tahun 2016, Harris memenangkan upayanya untuk menggantikan Senator California Barbara Boxer yang akan segera lengser. Dia kemudian menjadi wanita kulit hitam kedua yang pernah menjabat di Senat AS. Sebagai senator Harris dikenal karena gaya pertanyaan jaksa selama sidang dengan pejabat dan calon pemerintahan Trump. Tiga tahun kemudian, pada bulan Januari 2019, ia mengikuti pemilihan pendahuluan presiden dari Partai Demokrat.
Harris adalah salah satu dari lebih dari selusin politisi Demokrat, termasuk Biden, yang mencalonkan diri sebagai kandidat partai pada tahun 2020. Dalam salah satu momen debat Harris mengecam Biden yang menentang perintah pengadilan tahun 1970an untuk mengangkut siswa ke sekolah-sekolah guna menghapus segregasi.
Sindiran dari Harris yang merupakan teman dekat putra Biden itu mengejutkan Biden dan membuat marah beberapa sekutunya. Tetapi Harris kemudian sebelum ditunjuk menjadi wakil presiden Biden pada bulan Agustus 2020.
“Saya telah memutuskan bahwa Kamala Harris adalah orang terbaik untuk membantu saya memperjuangkan Trump dan Mike Pence, kemudian memimpin negara ini mulai Januari 2021," kata Biden kepada para pendukungnya melalui email.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 22 Jul 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 22 Jul 2024