Kain Shibori, Primadona Baru Warga Nogosari Untuk Tingkatkan Ekonomi

Kusumawati - Jumat, 19 Februari 2021 12:23 WIB
Kain shibori karya KKN UNS untuk warga nogosari Boyolali undefined

BOYOLALI (Soloaja.co) - Kain Shibori, yakni kain dengan teknik pewarnaan dengan lipatan atau mirip dengan teknik pewarnaan kain jumputan yang sudah melegenda di Solo. Melihat peluang dan minat, Masyarakat desa Jeron, kecamatan Nogosari kabupaten Boyolali, dilatih membuat kain shibori.

Manfaatnya ? Tidak hanya kain lembaran untuk baju, tapi juga bisa untuk kerudung / jilbab, selendang atau phasmina dan untuk manfaat lainnya.

Peluang tersebut diciptakan oleh tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang dilaksanakan secara luring dan daring.

UNS tidak membatasi kreativitas mahasiswa dalam menginisiasi program kerja, Salah satunya kegiatan yang diadakan oleh Kelompok KKN UNS 111 yang ditempatkan di Desa Jeron.

Kegiatan diawali pemberian materi secara teoritik tentang mengenai asal muasal Shibori dan macam jenisnya. Selain itu, pada kesempatan tersebut, materi yang diberikan adalah shibori jenis itajime yang menggunakan bentuk-bentuk lipatan kain untuk menghasilkan motif.

“Kegiatan ini dipilih atas dasar keinginan kami untuk meningkatkan pengalaman seni dan tindak lanjutnya sebagai prospek bisnis yang menjanjikan. Kegiatan ini secara psikologis dan emosional memberikan manfaat baik terhadap tingkat apresiasi seni di masyarakat. Para peserta merasa senang saat melihat hasil pelatihan,” terang Bisri Musa Azhari selaku ketua KKN, Kamis 18 Februari 2021.

Kelompok KKN UNS 111 menghadirkan salah seorang mahasiswa Prodi Kriya Tekstil UNS, Yosua Novalensi sebagai pemateri. Bahan yang digunakan antara lain kain mori, karet gelang, larutan _waterglass,_ dan pewarna remasol. Selain itu, Yosua juga menggunakan wadah sebagai perendam serta sarung tangan agar pewarna tidak menempel pada tangan.

“Kainnya dilipat bolak-balik seperti membuat lipatan kipas dari kertas, setelah itu dilipat menggunakan bentuk segitiga siku-siku dan segitiga sama sisi. Lipatan segitiganya dilakukan secara bolak-balik kemudian diikat menggunakan karet supaya kencang dan padat,” jelas Yosua saat memberikan materi.

Yosua menambahkan bahwa ikatan yang kencang dapat menahan warna agar tidak merembes terlalu dalam sehingga tercipta motif yang terstruktur. Setelah itu, sisa lipatan kain yang sudah diberi karet harus dicelupkan ke dalam larutan waterglass dan larutan pewarna.

Kain shibori

Saat diwawancarai, Bisri mengatakan bahwa tidak ada kendala yang berarti saat menjalankan program tersebut.

“Semua peserta pelatihan terlihat antusias dan dapat mengikuti pelatihan dengan baik serta maksimal dengan pendampingan dari tim KKN UNS,” ucapnya.

Selain pembuatan Shibori, Kelompok KKN Bisri berharap melalui kegiatan ini dapat mendorong minat masyarakat dalam berwirausaha khususnya dalam dunia seni kain shibori.

“Semoga dapat menjadi warna baru bisnis di kalangan anak muda untuk membantu perekonomian penduduk setempat. Terlebih lagi, pelatihan ini difasilitasi serta ditindaklanjuti dengan pelatihan bisnis _online_ yang diadakan pada hari selanjutnya,” harap Bisri.

Bagikan

RELATED NEWS